Tifatul Sembiring sering disebut dengan Tify, tahu alasannya?
Karena banyak hal yang dilakukannya terlalu kekanak-kanakan.
Tahun lalu mentri kita yang satu ini ditertawakan satu Amerika karena bersalaman dengan Michele Obama dan ngetweet dengan bahasa Inggris yang hancur yang isinya menjelaskan kenapa sampai dia "tak sengaja" menyentuh tangan Michele Obama.
Lalu filter pornografi.
Saya pribadi setuju aja ada pembatasan pornografi di Indonesia karena tentunya memang pornografi tak baik untuk anak-anak dibawah umur. Tapi cara yang diterapkan terlalu bodoh dan terburu-buru. Kalau ngomong terus terang saya punya 3 ISP di rumah dan ketiga-tiganya masih bisa akses ke situs porno termasuk yang paling terkenal dan obvious.
Sebagai menkominfo, seharusnya melakukan sosialisasi caranya memblokir situs porno dari komputer pribadi masing-masing dengan program2 filter atau parental control. Sebenarnya memasang program ini juga bukan hal sulit bahkan hal ini bisa membuka peluang programer lokal untuk membuat program filter di end user yang berbahasa Indonesia agar mudah dipahami oleh orang awam di Indonesia.
Mungkin pak Tifatul melakukan hal ini karena latar belakang partainya, tapi jangan lupa bahwa negara ini merupakan negara kesatuan yang menjujung  demokrasi. Hal-hal yang dilakukannya terkesan hanya untuk satu golongan tanpa memikirkan golongan lainnya dan secara undang-undang (yang dasar lagi) bahwa rakyat Indonesia berhak mendapatkan informasi termasuk hal-hal seperti pornografi.
Kalau caranya begini terus, saya hampir yakin tak akan ada hasilnya. Mengapa?
- definisi pornografi setiap orang berbeda
- Situs pornografi sudah tak terhitung
- banyak jalan belakang walaupun sudah di blokir
- Peletakan filter yang tidak efektif dan efisien (di level operator, perlu server yang lebih banyak dan belum tentu terfilter semua)
- Secara psikologis ini akan membuat orang makin "getol" untuk mengakses pornografi
- Dari sisi International, Indonesia akan dipandang sebagai bangsa yang berpikiran tertutup dan sempit
Jadi rekomendasi saya adalah
- Sosialisasikan penggunaan filter di tingkat end user yang lebih efektif dan memberikan pilihan pada pengguna
- untuk orang tua, jangan selalu menyalahkan operator jika anak anda bisa mengakses pornografi. ini seperti anda menyalakan jalan raya karena anak anda bisa ke rumah bordil (contoh extreme sih ^^) Dampingi anak anda saat berinternet ria dan jika terlalu sibuk, intall lah program parental control atau internet filter di Internet yang lebih ampuh dan banyak fitur dari filter di operator. (coba tanya di toko program atau search di google pasti ketemu)
- Untuk bapak mentri jangan berpikiran sempit, kita bangsa Indonesia terdiri dari beberapa bangsa. Juga hal-hal penting gini jangan disebar lewat twitter, ini tindakan sangat tidak profesional.
- Untuk bapak mentri juga, kalau anda mau lebih berwibawa jadilah orang yang berpikiran terbuka dan bukan jadi orang yang otoriter.
- Untuk bapak mentri lagi, sewalah orang-orang yang ahli dalam hal ini. Jangan pelit2 menyewa profesional seperti ini. Ini perlu karena bagi saya anda gak begitu ahli dalam hal ini dan tentunya kita bukan manusia yang serba bisa.
- Mewajibkan pemasangan filter yang sudah diuji oleh pihak pemerintah di setiap warnet. Juga memasukan klausa kewajiban memasang filter ketika membuat ijin untuk warnet.
Sekian dari saya dan maafkan saya jika ada yang salah, namanya juga manusia. Hahahah.... ^^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H