- Peletakan filter yang tidak efektif dan efisien (di level operator, perlu server yang lebih banyak dan belum tentu terfilter semua)
- Secara psikologis ini akan membuat orang makin "getol" untuk mengakses pornografi
- Dari sisi International, Indonesia akan dipandang sebagai bangsa yang berpikiran tertutup dan sempit
Jadi rekomendasi saya adalah
- Sosialisasikan penggunaan filter di tingkat end user yang lebih efektif dan memberikan pilihan pada pengguna
- untuk orang tua, jangan selalu menyalahkan operator jika anak anda bisa mengakses pornografi. ini seperti anda menyalakan jalan raya karena anak anda bisa ke rumah bordil (contoh extreme sih ^^) Dampingi anak anda saat berinternet ria dan jika terlalu sibuk, intall lah program parental control atau internet filter di Internet yang lebih ampuh dan banyak fitur dari filter di operator. (coba tanya di toko program atau search di google pasti ketemu)
- Untuk bapak mentri jangan berpikiran sempit, kita bangsa Indonesia terdiri dari beberapa bangsa. Juga hal-hal penting gini jangan disebar lewat twitter, ini tindakan sangat tidak profesional.
- Untuk bapak mentri juga, kalau anda mau lebih berwibawa jadilah orang yang berpikiran terbuka dan bukan jadi orang yang otoriter.
- Untuk bapak mentri lagi, sewalah orang-orang yang ahli dalam hal ini. Jangan pelit2 menyewa profesional seperti ini. Ini perlu karena bagi saya anda gak begitu ahli dalam hal ini dan tentunya kita bukan manusia yang serba bisa.
- Mewajibkan pemasangan filter yang sudah diuji oleh pihak pemerintah di setiap warnet. Juga memasukan klausa kewajiban memasang filter ketika membuat ijin untuk warnet.
Sekian dari saya dan maafkan saya jika ada yang salah, namanya juga manusia. Hahahah.... ^^