Jika Pemred nya saja sudah tersandera, apalagi para Produser atau Reporternya. Mereka ini pasti diwanti-wanti dengan keras, jika masih mau kerja, ikuti aturan perusahaan. Lupakan kerja ideal jurnalistik, jadilah karyawan yang baik. Oleh karena harus bertindak sebagai karyawan, untuk sementara naluri jurnalis yang kritis, dipendam terlebih dahulu. Kekritisan mereka, cukup sampai di meja makan kantor atau warung kopi. Begitu harus bikin paket berita atau program talk show, terpaksa menggoreng isu lain yang tak menyentuh isu yang bakal jadi conflict of interest. Wajarkah? Ya, jelas wajar. Logikanya, mana ada anak perusahaan yang "menghajar" holding company-nya sendiri? Mana berani karyawan mengkritisi korporasi yang memberikan gaji pada mereka? Bisa kelar hidup, loe!
Holding Company yang jelas-jelas memberikan dana operasional untuk hidup dan matinya TV tersebut, tak boleh tercoreng. Penonton tak boleh melihat di layar, ada korupsi miliaran milik perusahaan owner. Penonton hanya boleh melihat berita nenek-nenek sebarkan berita hoax yang terus digoreng.
Hanya saja, bagi mayoritas penonton TV, tak lagi percaya dengan tagline-tagline "terpercaya", "terdepan", "berimbang", atau ter ter lain yang digelorakan oleh TV tersebut. Tak akan lagi percaya TV berita yang mengkampanyekan sebagai TV berita nomer 1.Â
Para penonton juga sudah sangat paham, TV berita yang sudah tersandera, bukanlah sumber referensi terpercaya. TV berita seperti ini, sekadar referensi buat "lucu-lucuan". Jika sudah bukan jadi sumber terpercaya, saran penulis, sebaiknya Anda ambil remote control, segera pindah ke kanal lain atau sekalian delate di deretan kanal-kanal yang ada di televisi Anda.
Jangan pernah habiskan waktu Anda untuk menyaksikan TV yang tersandera kepentingan. Jika sampai saat ini Anda masih tersandera menonton TV yang jelas-jelas sudah tersandera, secara perlahan otak Anda tercuci.Â
Pesan-pesan yang masuk ke otak Anda, seolah menjadi sebuah kebenaran, padahal hal tersebut adalah sebuah framing. Jadi, merdeka kan diri Anda untuk menyaksikan TV berita yang bener-benar menjadi sumber terpercaya.
Salam Merdeka!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H