Lain lagi dengan Trisno. Campers profesional jebolan Metro TV dan tvOne ini ditempatkan oleh IGBS di cabor sepak takraw yang berlangsung di Palembang. Pria berkacamata ini mengaku senang bisa kerja bareng dengan IGBS, apalagi ini pengalaman pertamanya kerja dengan kru bule.
"Kalo menjadi campers konser-konser musisi besar alhamdulillah sudah sering, tetapi menjadi campers di event olahraga, baru kali ini," aku campers yang dibayar antara 200 sampai 300 dolar per hari ini.
Seperti juga Sandy, jadwal kerja Trisno padat sekali saat penyisihan. Tepatnya di minggu pertama, jadwal kerjanya lebih dari 8 jam. Saking sibuknya, ia sering telat untuk makan dan sholat, karena harus bergantian dengan kru lain.
Apalagi campers di pertandingan sepak takraw cuma 6 orang dari total 9 kamera (6 campers + 1 camera di net dan 2 camera beauty shot tanpa campers).
Untuk makan, ia harus mengikuti menu kru "bule". Harap maklum, kru banyak dari luar negeri yang tidak mengkonsumsi nasi.
Tak heran, saat jam makam di kala pertandingan, ia dan teman-teman dari Indonesia tak pernah bertemu nasi.
Menu kru "bule" yang dimaksud lebih banyak sayur dan kentang. Trisno baru menyantap nasi jika ada di hotel, tepatnya saat makan pagi.
Tentu makanan bukan faktor yang menjadikan Sandy dan Trisno ogah lagi bekerjasama dengan IGBS. Justru mereka berharap bisa kerja bareng dengan tim IGBS. Bukan cuma honor projek yang lumayan besar dan pakai dolar, tetapi juga pengalaman kerja bareng dengan kru dari berbagai dunia. Apalagi sebagian kru ada yang sempat menjadi campers di Piala Dunia 2018, tentu sangat membanggakan.
"Sebenarnya bulan depan IGBS mendapat kontrak menjadi host broadcast untuk F1. Namun sayang, saya telat untuk mendaftar jadi kru," ujar Trisno, campers yang sempat jadi kru September Ceria with Vina Panduwinata, Konser Akustik Tohpati, dan sejumlah konser musik lain.
Salam Profesional!