Mohon tunggu...
Ombrill
Ombrill Mohon Tunggu... Jurnalis - Videografer - Content Creator - Book Writer

Book Writer - Video Blogger - Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Program Director, Pengarah Visual dan Audio dalam Pidato Presiden

2 Juni 2018   15:48 Diperbarui: 2 Juni 2018   16:16 841
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: Shutterstock.com

"Nanti tolong tampilan saat Bapak bicara seperti ini ya...".

Kalimat tersebut muncul dari seorang pria tambun berbaju batik. Sambil menunjuk tv monitor, ia mengarahkan seorang Program Director (PD) yang sejak awal duduk di kursi sambil menghadap sebuah monitor, dimana di monitor tersebut terdapat beberapa gambar. 

Pria berambut cepak ini tak lain adalah seorang pengarah visual dari protokoler kepresidenan. Hal ini terlihat dari penampilannya, termasuk kabel alat komunikasi yang selalu menampel di kuping kirinya.

Kompasianers, dalam setiap pidato Presiden, pasti ada seorang pengarah visual, yang akan mengarahkan seorang PD dalam mengarahkan gambar. Dalam produksi televisi, PD sebetulnya sudah menjadi "Dewa" dalam pengambilan gambar. Semua kamera --terutama dalam produki multikamera- yang merekam aktivitas di atas panggung, harus mengikuti perintah PD. 

Kameraman wajib mengikuti arahan PD sebelum memutuskan type of shot yang diambil close up (CU), medium shot (MS), atau long shot (LS). Boleh saja kameraman usul dalam mengambil gambar. Namun, keputusan tetap dipegang oleh PD.

Sebetulnya, PD bukan cuma sekadar mengambil gambar saat kamera semua sudah terpasang. Jauh sebelum produksi, PD punya tugas untuk mensurvey lokasi syuting. Dari lokasi syuting yang disurvey tersebut, seorang PD jadi memiliki gambaran berapa jumlah kamera yang akan dipergunaaan saat syuting, blocking kamera (penempatan posisi kamera), dan diputuskan ukuran pengunaan jib, apakah hanya perlu 7 meter, 9 meter, atau 12 meter. 

Jib yang penulis maksud adalah sebuah perangkat yang berguna untuk mendapatkan visual yang tinggi atau visual yang dibutuhkan dalam jarak yang sangat jauh, baik secara horizontal maupun vertikal.

Ketika sudah mendapatkan rundown acara dari Produser, PD akan mencoba menerjemahkan konsep di atas kertas menjadi sebuah tampilan visual yang akan direkam melalui perangkat kamera, audio, dan juga lighting. 

Dengan kata lain, PD memiliki kemampuan artistik untuk menjadikan rundown menjadi sebuah pertunjukan yang menarik. Sebab, PD akan mengarahkan blocking talent (host atau narasumber) dimana ia masuk dan keluar (in frame atau out frame). 

PD juga mengarahkan lightingman untuk menghidupkan lampu efek. Tak ketinggalan, PD juga memberikan aba-aba pada seorang VTR untuk memutar rekaman video taped (VT) dan meminta seorang grafis untuk menayangkan infografis, character generated (CG), dll. Begitulah tanggung jawab seorang PD. Berat, tapi sangat menentukan dalam sebuah pengambilan gambar di televisi.

Namun, sosok PD yang bagai "Dewa" tersebut terpaksa harus tuduk pada seorang pengarah visual dari protokoler Istana. Meski memiliki konsep A, B, C, atau D dalam pengambilan gambar, tetapi saat Presiden pidato, type shot yang diminta pengarah visual harus diikuti. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun