Barangkali karena TVRI dibiayai oleh pemerintah, sehingga untuk daya juang-nya berbeda. Televisi swasta berjuang keras untuk mendapatkan duit dari iklan, agar bisa survive, sebaliknya pemerintah mau tak mau harus menggelontorkan triliuan rupiah untuk operasional TVRI. Oleh karena itu, Direksi baru harus berani mengambil resiko untuk mereformasi pola kerja tersebut.
Salam reformasi!
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!