Mohon tunggu...
Ben Wirawan
Ben Wirawan Mohon Tunggu... -

left brain and right brain hemisphere thinker -driven by guts.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Wejangan Penikahan: Para Jomblo, Lebih Seringlah Traktir Orang Lain!

31 Januari 2016   13:11 Diperbarui: 1 Februari 2016   06:23 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Ngerti kagak, Ben?” pak Haji meyakinkan. Saya berusaha ngeles, “Tapi apa perlu secepat ini nikahnya, Pak Haji?”. Dia senyum, kayaknya dia udah biasa menghadapi orang-orang yang berusaha lari dari kenyataan. Dia lalu bertanya, ”Kapan terakhir kali lu nraktir makan orang lain, Ben?”. Nah Loh? Saya bingung, kenapa jadi nanyain traktiran begini? “Maksudnya, apa Pak Haji? Nraktir makan temen-temen gituh?” tanya saya. “Iya, siapa aja lah” katanya. “Errrr …. sebulan yang lalu mungkin. Kayaknya saya bayarin temen saya makan siang” jawab saya sambil berusaha mengingat. “NAAH ITU DIA. Itu kenapa lu harus segera nikah”.‪#‎DanSayaPunBengong‬. “Maksudnya gimana pak Haji?” dengan polos saya bertanya.

Pak Haji berumur 45 tahunan ini dengan antusias menjelaskan, ”Jadi gini, Ben. Lu tahu kan kalau menikah itu separuh dari agama. Tau alasannya kenapa?”. Saya geleng-geleng. Dia meneruskan, “Nikah itu enggak boleh ditunda-tunda. Karena nikah itu mendekatkan diri lu sama surga. Tadi kan gue tanya sama lu kapan terakhir kali lu nraktir orang. Lu jawab sebulan yang lalu. Duh …. jarang banget lu nraktir orang lain”. Saya melongo. “Nih, dua santri gue. Saban hari mereka ngasih makan anak istrinya tiga kali sehari. Lu itung sendiri berapa orang yang dia traktir tiap bulan? Lu pikir hanya karena ngasih makan anak istri itu adalah kewajiban suami, maka lu gak akan dapat pahala gituh? Menikah itu ladang amal, Ben. Pernah mikir ke sana, gak?”.

Saya ngangguk-angguk. Betapa bodohnya saya, merasa bahwa semua tanggung jawab itu ada di tangan saya. Dan betapa sombongnya saya, merasa bahwa saya ini udah cukup amal.

Dua jam di Pasir Putih adalah dua jam yang sangat mencerahkan. Beban saya terasa diangkat ke atas oleh tangan yang Maha Kuasa. Saya bulat tekad akan tetap melaksanakan pernikahan 4 bulan kemudian. Satu per satu masalah menuju pernikahan terpecahkan dalam bulan-bulan selanjutnya. Termasuk rejeki dadakan uang segepok hasil proyek yang terlupakan, yang tiba-tiba sampai ke tangan saya satu minggu sebelum resepsi pernikahan.

Sekarang, kami sudah dipercaya nraktir 3 anak laki-laki: makan pagi, siang, dan malam -selama hampir 12 tahun.

Miracles do happen after all. Ternyata memang ada kekuatan lain yang mengurus kita.

Para Jomblo, segeralah menikah! Lebih seringlah nraktir orang lain!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun