Mohon tunggu...
Aby Abbad21
Aby Abbad21 Mohon Tunggu... Guru - Guru MTs N 15 Jakarta

Belajar dan berani menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Solidaritas untuk Maroko dan Libya: Qunut Nazilah dan Shalat Ghaib di MTs N 15 Jakarta

15 September 2023   14:40 Diperbarui: 15 September 2023   14:47 163
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik



Teringat saat Tsunami Aceh 19 tahun lalu tepatnya 26 Desember 2004 bencana melanda saudara kita di Serambi Makkah yaitu Aceh. Diawali adanya gempa bumi dengan gunjangan 9.1 skala richter, ini baru kiamat kecil andai kiamat besar seperti gambaran Al-Qur'an surat Al-Zalzah "Apabila bumi digoncangkan dengan  gonjangan yang dahsyat. Dan bumi mengeluarkan beban-beban berat (yang dikandung)nya". niscaya akan menghancurkan seluruh alam ini secara bersamaan. 

"Ya Allah jauhkanlah kami dari gonjangan dahsyat tersebut" 

itu baru gonjangan 9.1 skala richter terasa bumi bergetar hebat, menggoyangkan rumah, pohon dan tak lama kemudian air laut datang awalnya kecil, kemudian besar, dengan arus laut yang berputar kencang, mendorong dengan kekuatan super, menerjang apa saja dihadapannya sejauh puluhan kilo meter, dengan tinggi gelombang mencapai 30 meter, akhirnya korban tewas mencapai 200.000 jiwa lebih.

Seminggu lalu malam Jum'at tepatnya 8 September 2023 gempa bumi melanda negara Maroko  yang dianggap sebagai gempa yang paling mematikan dengan getaran besar 6.8 Skala richter dan merobohkan setiap rumah serta bangunan-bangunan kuno yang hanya terbuat dari susunan bata yang tidak di rancang untuk menahan kekuatan gemba, sehingga banyak ribuan rumah luluh lantak serta mengakibatkan jatuhnya korban tewas mencapai lebih dari 2.800 jiwa, mereka tidak sempat lari menyelamatkan diri karena pulas dengan tidurnya, hingga panik, teriak, tangisan dan suara gemuruh robohnya bangunan.


Dua hari kemudian setelah gempa Maroko, adanya musibah besar yang lebih mengerikan karena badai hujan yang hebat dan curah hujan besar sehingga bendungan di negara tersebut tak mampu menampung dan menahan air yang terus meluap, akhirnya bendungan itu jebol, dapat dibayangkan bendungan besar jebol maka kuatny arus air yang tumpah menyapu seluruh rumah dengan bersamaan aliran lumpur menerjang apa saja di depannya.

Rumah, bangunan, pohon semua diterjang tanpa belas kasihan, akhinya setelah reda pemandangan menyayat hati, meluluhkan air mata kesedihan mendalam, tangisan anak mencari keluarga, jeritan ibu mengais puing-puing runtuh yang di dalamya penuh dengan keluarga,  seorang  bapak tua mencari anak dan istri dengan kehilangan 10 keluarganya sekaligus dengan sekejap.

kami hanya mampu berdoa semoga yang terkena musibah selalu Allah berikan ketabahan, kekuatan, kesabaran serta yang meninggal dunia segala amal ibadahnya diterima dan salah khilafnya di maafkan, kami belum mampu untuk membantu finansial kepada saudaraku Di Maroko dan Libya. 



Dokpri. Qunut Nazilah
Dokpri. Qunut Nazilah

Sebagai  solidaritas sesama muslim dunia serta ada himbauan dari Kementeri Agama untuk melaksanakan shalat ghaib. maka  seluruh Peserta didik lelaki di MTs N 15 jakarta, mengadakan shalat Jum'at berjamaah dengan qunut nazilahnya, yaitu qunut yang disunahkan apabila saudara - saudara muslim kita yang berada di Maroko atau Libya atau dimana saja dan mereka sedang berduka karena gempa bumi dan banjir bandang.


setelah selesai Shalat Jum'at dilanjutkan dengan shalat ghoib, yaitu

1. Niat shalat Ghaib 

"Usholli A'la jami-il mautal ghaib (ghuyub) arba'a takbiratin fardhul kifayati mamuman lillahi ta'ala"

2. Takbir pertama membaca surat Al-fatihah

3. Takbir kedua membaca shalawat Nabi dengan lengkap

4. Takbir ketiga mendokan agar yang diwafatkan menajadi mati syahid

5. Takbir ke 4 agar terhindar dari fitnah ketika masih hidup atau saat meninggal dunia

dengan doanya

" Allahumma laa tahrimna ajrahum wala taf tinnaa ba'dahum waghfirlanaa wa lahum"

 artinya ; " Ya Allah janganlah kiranya pahalanya kami  tidak sampai kepada mereka,  janganlah Engkau memberi  fitnah kepada kami sepeninggalan mereka, ampunilah kami dan mereka"

lalu mengucapkan salam lengkap 

"Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarokatuh"


Dokpri' Shalat Janazah
Dokpri' Shalat Janazah

Kemudian di tutup dengan doa oleh salah satu siswa kelas IX yaitu Muhammad Haditya  Sukma Wijaya

mari galang dana walau tidak seberapa tetapi sebagai bentuk kepedulian kita kepada saudara kita walau beda negara, semoga terwujud. 

AAAMIIIIN

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun