Mohon tunggu...
Aby Abbad21
Aby Abbad21 Mohon Tunggu... Guru - Guru MTs N 15 Jakarta

Belajar dan berani menulis

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Sepadaku dan Sebuah Gigi

27 Agustus 2023   11:44 Diperbarui: 27 Agustus 2023   11:47 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ema-Ema Pejuang Nafkah (Barokallah) Dokpri

Pagi - pagi di group WhatsApp Komunitas Bike-Bike Aja,  Gang Tunggal.  Mang Ayis ngajak "Ayolah" maksud dia  ngajak goes tipis (jarak deket) tapi entah mau kemana.

Sesaat terdengar tring, WA berbunyi, eh  Limin, nyahut "Lagi meriang mang".  Waduh meriang apa neh,  apa merindukan kasih sayang atau meriang kurang sehat, (sambil ngetik aku tersenyum). "Syafakallah untuk Limin semoga segera disembuhkan" kata ku dalam hati.


Tring...tring  bunyi lagi tuh  WA ku,  pas dibuka dari C"Van ngebalas "Ayo.." Mang Ayis jawab "Saya tunggu ya..." Tapi di tunggu ko ga muncul - muncul, mungkin ada kesibukan mendadak.
Lalu aku ikut ngetik "Mau kemana? Udah pada otw yah"
16 menit kemudian Mang Ayis Jawab " Di Sunter by....". cepet bingit tau tau mang Ayis dah Di Sunter.


Tring bunyi WA untuk sekian kalinya datangnya dari Daeng Lemang (Aslinya Sulaeman tapi kawan manggilnya Daeng Leman ditambah huruf "G"  jadi Lemang    (hmm maaf becanda ya bos), ia cuma kirim emoji orang lagi narik selimut, posisi mau te'dung alias Jintur (sekali-kali pake bahasa gaul), dalam hati aku nyengir sendiri pas liat emojinya, hihiiiii.

Bergegas ganti kostum "Sepeda Go Gowes" Seragam goes Cilincing, cari sepatu, Tas ransel and pastinya sepedaku. 


Ku telusuri Jalan Baru, Koja, Pasar Uler sambil memandang lalu lalang mobil, motor, sepeda dan tak lupa membaca tulisan sepanjang  pinggir jalan ada tulisan "Permak Levis, Bengkel Motor, Tambal Ban, Apotik, Tuker Tambah Hp, Toko Meubel bisa di cicil dan tukang dagang gorengan, pokoknya banyak deh para pejuang nafkah.

Juga tak luput dari penglihatanku bangkai tikus yang sudah gepeng kaya kertas tipis  di lintasi ribuan motor dan mobil.
Ada juga tulisan warna merah di sepanjang jalan "Star and Finish". Di depannya ada kata Dirgahayu HUT RI ke 78, ooh ini tulisan bekas lomba 17 Agustus yang ga bakal ilang ampe setahun.

Saat mau nyebrang arah Sunter, aku liat ema-ema sedang menuntun sepeda dan dagangannya berupa sapu, ember kecil, lap pel, Bakul, kemoceng, Sikat WC,  dll deh,  pokoknya sepeda penuh dagangannya, Masya Allah, semoga diberi kesehatan lahir bathin untuk ema-ema itu dan ema-ema lainnya yang tak kenal lelah untuk menghidupi kebutuhan keluarga.

Ema-Ema Pejuang Nafkah (Barokallah) Dokpri
Ema-Ema Pejuang Nafkah (Barokallah) Dokpri

Sebelum Masuk Danau Sunter aku beli amunisi dulu, biasa lah air mineral dingin dan permen supaya tenggorokan basah dan ada rasanya.
Menyelusuri  Danau Sunter jalur sepeda dan pejalan kaki, banyak orang jalan santai, lari, mancing tapi sayang di pagi yang masih redup dipinggir danau banyak sampah plastik, gelas kopi, botol mineral berbagai merk, bungkus snack, puntung rokok , yah mungkin sisa malam minggu yang menghabiskan waktu di pinggir danau hanya duduk santai makan langsung pulang dan  meninggalkan sisa sampahnya tanpa peduli untuk membuang sampah pada tempatnya, yah mungkin nanti siang juga di sapu ama petugasnya.


Akhirnya ketemu Mang Ayis, setelah dipanggil dengan suara dan lambaian tangan, "Haaaaiii Abyyyy...abyyy" aku menoleh ke kiri sambil nyahut " Wokke"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun