( Nasihat untuk diriku sendiri )
Ada ungkapan kata mutiara  "Al-Insanu Mahalul Khathoi wan Nisyan". Manusia tempatnya salah dan lupa. Manusia yang bersih dari dosa dapat dikatakan mustahil, kecuali bagi orang-orang tertentu yang Allah kehendaki, tetapi pada umumnya manusia pernah berbuat salah yang menimbulkan dosa dan setiap dosa yang dilakukan timbul  titik hitam dalam hatinya, kesalahan kepada manusia juga kepada Allah, kesalahan kecil atau besar, jadi berapa banyak dosa yang pernah kita perbuat, berapa lama dosa yang dilakukan, dari hari ke hari, dari bulan ke bulan hingga dari tahun ketahun, menumpuk laksana tumpukan sampah yang menggunung  dan berapa banyak titik-titik noda hitam dalam hati kita.
Tetapi Allah masih saja sayang kepada hambanya walau  suka ingkar, berbuat maksiat, melanggar perintah-Nya, mengerjakan larangan-Nya, masih  menutup keburukan, kejahatan dan aib-aibnya. Andai Allah membuka semua aib dan keburukannya kita, coba  bayangkan bagaimana manusia direndahkan oleh perbuatan dosa yang diperbuat sendiri, bagaimana reputasinya, bagaimana kehormatan, kewibawaan, kepemimpinannya maka akan hancur seketika seperti debu yang menempel pada batu lalu dihempaskan angin badai, debu itu akan hilang sirna tak berbekas.
Allah belum akan membuka aib dan keburukan manusia, selagi manusia berupaya untuk merubah dan menghentikan perbuatannya serta bertaubat dengan "taubatan nasuha" Â tidak akan terulang kembali. Karena perbuatan dosa yang kita lakukan akan mematikan hati, melumpuhkan ibadah melupakan kebenaran dan membenarkan kesalahan dengan menerjang koridor syariat Islam.
Syekh Muflih Syamsudin Al-Muqdisi mengungkapkan dengan tegas.
"Sungguh apabila seorang hamba melakukan kemaksiatan, maka akan ditulis dalam hatinya sebuah titik hitam, jika dosa itu terulang akan ditulis kembali titik hitam hingga seluruh hatinya menjadi hitam selamanya, ia sudah tidak mengetahui lagi tentang sebuah kebenaran".
Semakin banyak dosa yang kita lakukan semakin tebal titik hitam dalam hati, akan membuat noda membandel, hati akan berkarat dengan ketebalan setebal dosa yang diperbuat. Hati menjadi keras , bila tidak diobati  segera dan berlarut dalam kemaksiatan , hatinya akan sakit bila didiamkan saja maka semakin parah sakitnya dan akan menutup kebenaran serta mengunci mati dan menyegel  hati menjadi hati yang mati dari hidayah (cahaya iman), disebabkan titik noda hitam yang membandel.
Sebagaimana Allah jelaskan dalam firmannya (QS. A-Muthofifin : 14) :
"Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutup hati mereka".Â
Ulama Hasan Al-Bashri  yang hidup pada masa kekhalifahan Bani Umayyah menjelaskan bahwa , yang dimaksud titik hitam adalah tumpukan dosa sehingga membuat hati gelap, lama kelamaan akan menjadi hati yang berpenyakit kronis, hati menjadi hitam pekat  dan gelap.
Dalam Tafsir Ibnu katsir dituliskan :
Ibnu Jarir, Imam Turmudzi, Imam Nasai dan Ibnu Majah telah meriwayatkan dari Abu Hurairah dari Nabi Muhammad saw bersabda ':
"Sesungguhnya seorang hamba apabila melakukan dosa, maka akan timbul noktah hitam, apabila ia bertaubat maka noktah hitam itu akan hilang dari hati dan menjadi cemerlang, bila menambah dosa lagi akan bertambah pula noktahnya".
Sebelum terlambat, segeralah kembali kepada kebenaran, andai kesalahan sudah diperbuat tinggal penyesalan ,segeralah  memohon maaf kepada manusia dan memohon ampun kepada-Nya, taubat serta berjanji kepada Allah dan dirinya sendiri untuk tidak mengulangi kesalahannya.
Rasulullah saw bersabda :
"Setiap anak Adam (manusia) berbuat  salah, dan sebaik-baik orang bersalah dan sebaik-baik orang yang berbuat salah ialah yang bertaubat"
Ingin hati bercahaya dan dapat menata hati menjadi taman illahi maka penuhilah beberapa syarat :
1. Bertaubat dengan taubatan nasuha
2. Memperbanyak ibadah, shalat malam, dzikir dan membaca Al-Qur'an
3. Jauhi sifat iri, dengki dan hasud
4. Rahasiakan aib saudara dan teman kita akan tidak tercemar, maka Allah akan selalu menutupi aib kita dan memberikan keberkahan kemudahan dalam segala hal
Teringat syair As-Sayyid Ibrahim Al-Khawwas bahwa obat hati itu ada lima perkara :
1. Membaca Al-Qur'an dengan merenungkan maknanya ( baik melihat atau bacaan yang sudah hafal)
2. Mengosongkan perut dengan berlapar ( puasa )
3. Qiyamul lail ( Tahajud dan witir )
4. Berdzikir dan bertasbih disetiap keadaan dengan membasahi lidah menyebut Asma Allah
5. Berkawan dengan orang baik yang menghindari fitnah dan membicarakan aib orang lain.
Demikian Artikel sederhana semoga dapat bermanfaat untuk diriku, keluarga dan orang banyak. amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H