Hai...kawan
Siapasih yang tidak mau doanya diterima dikabulkan sesuai permintaan. Berdoa siang malam saat shalat, saat duduk, saat mau bekerja, saat akan tidur dan bangun dengan doa yang sering kita panjatkanÂ
"Ya Allah berikanlah kami ilmu yang bermanfaat, Â rizki yang halal dan berkah dan amal ibadah yang diterima".
Tentu kawan... Bahwa doa itu adalah intisari dari ibadah.Â
Allah berfirman "Berdoalah engkau kepadaku niscaya aku akan mengabulkannya"Â
Allah akan merasa malu bila seorang hamba berdoa bermunajat mengangkat tangan tanpa hasil.
Jadi apakah doa kita terkabul selama ini?
Iya betul...kita berdoa setiap hari itu sebenarnya selalu  dikabulkan oleh Allah  minta sehat, minta rizki minta diterima amalnya, cuma manusia seakan merasa tidak diberikan apa-apa.
Kita setiap hari diberi rizki tapi manusia kurang bersyukur sehingga doa yang dipanjatkan merasa belum terkabul, hanya ingin minta kaya, punya rumah mewah, punya keluarga bahagia, punya uang banyak, jadi merasa serba kekurangan. Â
Selama ini  kita berdoa dengan doa standar dan diberi rizkinya pun dengan rizki  standar.
Bila ingin mendapatkan rizki berlimpah dan berkwalitas maka doanya pun harus dilakukan diatas rata-rata tidak seperti biasa maka Allah pun akan menambah keberkahan rizkinya diatas rata-rata.
Doa diatas rata-rata maksudnya di tingkatkan kwalitas doanya dengan disertai amalan-amalan yang berkwalitas pula dengan menjalankan hak Allah untuk meningkatkan amal sholeh juga menambah ibadah menjadi berkwalitas dan kwantitas, karena manusia hidup  mempunyai hak dan kewajiban tak etis kalau hanya menuntut hak sementara kewajiban di abaikan.
Karenanya seorang ulama sufi terkenal dari desa Balkh Afganistan bernama Ibrahim ibn Adham. Memberikan pendidikan pengajaran yang sangat mendasar.
Saat beliau melewati pasar ada beberapa orang sedang berkumpul lalu salah satunya bertanya
"Wahai Ishaq (Nama panggilan Ibrahim ibn Adham), mengapa setiap kali kami berdoa kepada Allah, doa kami tidak segera dikabulkan sedangkan Allah berfirman "berdoalah kamu niscaya akan aku kabulkan?Â
Dengan santun dan lembut diiringin senyum, beliau menjawab. "Doa kalian tidak di terima (lama terkabul) disebabkan hati kalian sudah mati rasa karena sepuluh perkara"
1. Kalian paham akan hak-hak Allah tetapi hak itu selalu ditinggalkan dengan sengaja.
Hak Allah adalah shalat, zakat, puasa, haji, membaca Al-Qur'an tapi kita dengan bangga melupakan karena kesibukan kerja atau jadwal padat.
2. Kalian mengaku mengimanai serta mencintai Rasulullah, tetapi selaku meninggalkan sunah-sunahnya.
Kita tahu ibadah yang paling utama setelah puasa ramadhan adalah puasa Muharam, shalat yang paling utama setelah shalat wajib adalah shalat malam (tahajud, witir) sebagai sunah andalan Rasul dan shahabat tapi kita melalaikannyaÂ
3. Kalian membaca Al-Qur'an tetapi isi dan kandungan Al-Qur'an tidak dipahami dan tidak di amalkan.
Pedoman hidup dan petunjuk kehidupan agar selamat dunia akhirat bahagia dunia akhirat adalah membaca dan pempelajari serta mengamalkan.Â
Malahan kita menghindar dari Al-Qur'an yang lebih miris,  mengaku Islam hingga usia diatas 40 tahun tidak bisa baca Al-Qur'an. Malahan tidak mengenal sama sekali huruf hijaiyah
4. Kalian setiap hari makan dan minum sebagai rizki yang diberikan Allah tetapi tidak pernah mensyukurinya.
Allah memberi rizki kepada makhluknya tanpa memandang suku, ras, agama, semua diberi. Dengan adil tetapi Allah akan memberi tambah keberkahan dan tambah nominal bila pandai bersyukur
5. Kalian paham bahwa setan itu musuh nyata yang dapat menjerumuskan tapi kalian jadikan teman sejati .
6. Â Kalian percaya adanya tempat yang abadi dan tempat kenikmatan yaitu surga tetapi tidak berusaha untuk menempatiÂ
7. Neraka itu ada dan sangat sangat panas tetapi sengaja untuk mendekatinya.
8. kematian itu pasti dan akan terjadi tetapi kita mengabaikan dan tidak memeprsiapkan diri untuk menuju kesana dengan bekal dan modal yang lebih dati cukup.
9. setiap bangun tidur hanya memikirkan aib orang lain bagaimana cara membuka air agar dipermalukan tetapi kitablupa dengna aib kita sendiri.
10. Kalian sering mengantar saudara teman saat meningggal dunia ke kuburan tetapi tidak mengambil hikmahnya bahwa kita pun sama seperti mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H