Setiap aktivitas ekonomi menimbulkan adanya efek pengganda (multiplier effect). Hal ini terkait dengan rantai pasok komponen yang mendukung aktivitas ekonomi tersebut.
Jika rantai pasokan komponen itu bisa dipenuhi oleh pelaku dalam negeri, tentu akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Setidaknya akan meningkatkan konsumsi dalam negeri, menggerakkan produsen dalam negeri, dan secara strategis bisa membuka lapangan pekerjaan, serta menghidupi tenaga kerja lokal.
Inilah urgensi dari kebijakan pemerintah untuk mendorong Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) pada setiap proyek pembangunannya. Hal ini pula yang dipegang erat oleh BUMN di bidang migas, PT. Pertamina.
Terbukti Pertamina telah menggunakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 41,52% saat menyelesaikan Proyek Langit Biru Cilacap (PLBC). Dengan ini, perusahaan plat merah tersebut telah berhasil menerapkan TKDN di atas target yang ditetapkan sebelumnya sebesar 30%.
TKDN sendiri adalah nilai isian dalam persentase dari komponen produksi dalam negeri, termasuk biaya pengangkutannya yang ditawarkan dalam item penawaran harga barang maupun jasa.
Apabila TKDN ini diterapkan dengan optimal, maka akan mendorong multiplier effect pada perekonomian nasional. Rantai pasok Industri dalam negeri akan terus memproduksi barang atau komponen tersebut, bila industri terus beroperasi maka akan ada penyerapan tenaga kerja.
Di sektor 'supporting' perusahaan atau industri dalam negeri ada UKM yang menjual makanan, minuman dan snack kepada karyawannya sehingga ekonomi di sekeliling industri dalam negeri akan terus bergerak.
Penggunaan TKDN di atas rata-rata pada proyek Pertamina itu berdampak positif pada ekonomi domestik. Misalnya, dari total Capital Expenditure (Capex) proyek PLBC senilai USD 392 juta bisa mendorong penyerapan 3.000 tenaga kerja lokal.
Tak hanya itu, Pertamina juga akan terus mendorong implementasi TKDN pada proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Cilacap dengan target minimal 40% hingga maksimal 50% dari total investasi USD 5,8 miliar.
Dengan begitu akan mendorong penyerapan hingga 20.000 pekerja pada puncak konstruksi dan 500 -- 800 orang pada saat operasional. Hal ini menegaskan komitmen Pertamina untuk menjadi mesin pendorong ekonomi nasional.