"Ketika mendesain sebuah mobil, pabrikan sudah menimbang berbagai faktor, salah satunya adalah rasio kompresi," kata Nurkholis, dalam acara yang sama.
Selain aspek teknis tersebut, pabrikan juga wajib memperhatikan regulasi dan BBM yang tersedia untuk mobil atau motor baru tersebut.
"Bagian development sudah memikirkan mesin yang cocok seperti apa dan juga menentukan bahan bakar yang banyak terdapat dan mudah dicari atau tersedia di suatu negara," sambung Endro Sutarno, Technical Service Division PT Astra Honda Motor dalam presentasinya di acara Ngovi ini.
Dari penjelasan beberapa ahli di atas, dapat disimpulkan jikalau salah pemilihan dalam RON bensin ini bisa menyebabkan pembakaran yang buruk. Hal ini akan membawa dampak negatif yang berkelanjutan.
Efek yang akan dirasakan secara langsung, biasanya mesin akan ngelitik. Kejadian itu terjadi karena pembakaran di ruang bakar yang tidak sempurna.
Belum lagi, kalau menggunakan BBM di bawah spesifikasi yang telah disarankan. Efek jangka panjang, akan timbul kerak di beberapa komponen di ruang bakar. Jika seperti itu, mobil bisa mogok.
Kerugian lain tidak cuma diderita mesin, tapi juga berdampak negatif pada kesehatan dan lingkungan akibat polusi udara yang disebabkan emisi gas buang tinggi karena pembakaran mesin tidak sempurna.
Oleh karena itu, sebaiknya harus mengikuti arahan atau petunjuk dari masing-masing pabrikan. Apabila menggunakan BBM yang sudah sesuai, maka proses pembakaran di ruang mesin akan menjadi sempurna, dan performa mesin pun menjadi lebih maksimal.
Inilah salah satu langkah cerdas dari pemilik kendaraan yang sadar atas keselamatan diri dan lingkungan. Betul, kan?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H