Jenis Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tersedia di pasaran cukup beragam. Meski begitu, masyarakat disarankan tidak sembarangan mengisikan BBM pada kendaraannya.
Pasalnya, setiap pabrikan kendaraan memiliki rekomendasi bahan bakar yang sesuai dengan jenis dan tipenya. Dan pada setiap model itu, memiliki batas atau takaran yang disebut sebagai Research Octane Number (RON) berbeda-beda.
RON sendiri adalah nilai oktan dari sebuah bahan bakar. Nilai RON diambil dengan membandingkan campuran antara iso-oktana dan n-heptana. Misalnya, jenis bahan bakar dengan RON-88, berarti 88 persen kandungan bahan bakarnya adalah iso-oktana, dan 12 persennya n-heptana.
Prinsipnya, semakin tinggi angka RON maka pembakaran di dalam mesin akan semakin sempurna. Hal ini akan mendorong mesin semakin irit dan gas buang yang dihasilkan semakin sedikit. Alhasil lebih efisien.
Umumnya, takaran RON mobil tergantung dari spesifikasi mesin dari kendaraan itu sendiri, dan biasanya dilampirkan dalam buku manual. Oleh karena itu, kita disarankan tidak seenaknya sendiri memilih jenis BBM untuk mobil.
Hal ini seperti dibenarkan oleh ahli konservasi energi dari Fakultas Teknik dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB), Tri Yuswidjadjanto. Menurutnya, agar mesin bisa bekerja dengan optimal, maka dibutuhkan bahan bakar dengan nilai oktan yang sesuai dengan spesifikasi mesinnya.
"Kalau pakai bahan bakar mesti dengan RON atau Cetane Number yang sesuai rekomendasi pabrikan, ini akan membuat pembakaran akan lebih sempurna dan membuat tenaga mesin menjadi optimal," kata Prof. Tri Yuswidjadjanto, dalam acara NgoVi alias Ngobrol Virtual yang berjudul, "Pakai BBM Rekomendasi Pabrikan, Untung atau Buntung?" pada Sabtu (27/6).
Prof Yus juga memberikan catatan penting, rata-rata saat ini kendaraan sudah mempunyai teknologi yang canggih. Sehingga mensyaratkan bahan bakar yang memadai.
"Kita harus tahu bensin yang masuk kategori (Euro) 3 dan 4 minimal oktan yang digunakan adalah tidak ada yang dibawah RON 91. Alternatifnya bisa 91, 92, atau 98 dan seterusnya," sambung Prof Yus.
Yang jelas, dalam menentukan bahan bakar yang akan dipakai sebuah mobil atau motor pabrikan telah melakukan riset yang dalam. Hal ini sebagaimana dijelaskan oleh National Technical Leader PT Toyota-Astra Motor (TAM), Nurkholis.