Jusri mengatakan, bila kendaraan beralih ke BBM jenis oktan tinggi, secara otomatis komponen kendaraan akan berumur panjang. Kemudian dari sisi tenaga atau power kendaraan juga lebih terjaga.
Manfaat lainnya, jarak tempuh menjadi kian jauh karena pembakaran mesin kendaraan lebih sempurna. "Sudah saatnya masyarakat menggunakan BBM Ron tinggi karena memiliki banyak kelebihan, mesin awet, tenaga kendaraan terjaga," ujar Jusri, seperti dilansir dari Indopos, Rabu (24/6).
Diakui atau tidak, bensin premium memang berkontribusi sangat signifikan terhadap polusi di Jakarta. Karena lebih dari 30 persen bensin premium digunakan oleh kendaraan bermotor. Apalagi setelah marak adanya angkutan online, baik ojol (ojek online) maupun taksol (taksi online)
Padahal dulu, bensin premium ini sudah pernah ditarik dari pasaran sekitar medio 2018. Namun, ironisnya kebijakan itu dianulir menjelang mudik Lebaran 2018, dan masih ada sampai sekarang.
"Pencemaran udara menjadi penyebab 8,8 juta kematian. Di Eropa sendiri, diyakini ada sekitar 790 ribu orang yang mengalami kematian dini akibat udara buruk."
Kalau dipikir-pikir, peniadaan BBM jenis premium ini bukan saja urgen untuk mengurangi tingginya polusi di Jakarta, tetapi juga demi menjaga kesehatan masyarakat.
Karena merujuk pada ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) No 20 Tahun 2017, sebenarnya ada standar baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor sesuai dengan standar Euro-4. Sehingga BBM yang digunakan untuk uji emisi agar minimal mengikuti RON minimal 91 atau CN minimal 51.
Selain itu, sesuai kesepakatan dunia dan pemerintah, setiap negara wajib berupaya menurunkan emisi karbon dan mengurangi polusi udara. Salah satunya dengan menggunakan BBM yang lebih berkualitas dan ramah lingkungan.
EpilogÂ
Banyak dari kita tidak begitu menyadari dampak dari pencemaran lingkungan. Padahal faktanya, polusi udara membunuh lebih banyak orang dibanding rokok.
Hal ini menurut sebuah studi yang dipublikasikan pada European Heart Journal tahun lalu. Penelitian ini menunjukkan pencemaran udara menjadi penyebab 8,8 juta kematian. Di Eropa sendiri, diyakini ada sekitar 790 ribu orang yang mengalami kematian dini akibat udara buruk.