Mohon tunggu...
Bagus Suci
Bagus Suci Mohon Tunggu... Wiraswasta - Penikmat Pengetahuan
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Suka belajar dan berbagi manfaat

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Meluruskan Kesalahpahaman Terkait Holding dan Subholding Pertamina

18 Juni 2020   10:47 Diperbarui: 18 Juni 2020   10:51 3510
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berbeda dengan anak perusahaan, subholding ini akan diberikan role and responsibility yang lebih luas, sehingga mereka juga lebih leluasa, lebih lincah dan cepat dalam mengambil keputusan dan mengintegrasikan seluruh anak perusahaan yang memiliki bisnis dalam kelompok yang sama.

Meski begitu, Pertamina memastikan bahwa tiap subholding itu tidak akan menjadi raja-raja kecil, namun justru akan saling menguatkan Pertamina Group untuk ekspansi bisnis yang agresif.

Melalui struktur baru ini, perseroan diharapkan dapat menjadi lebih lincah, fokus dan cepat dalam pengembangan kapabilitas bisnisnya masing-masing sehingga dapat mengakselerasi pertumbuhan skala bisnisnya dan bersaing di tingkat global dengan nilai pasar US$100 miliar.

"Ini merupakan bagian transformasi bisnis, sebagaimana beberapa perusahaan energi kelas dunia lainnya berhasil lakukan untuk meningkatkan nilai perusahaannya, seperti Total, ExxonMobil dan Petronas," ujar VP Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman, seperti dikutip dari CNNIndonesia, Sabtu (12/6).

Pembentukan subholding dan perampingan memang sebuah keniscayaan. Sebagai gambaran, saat ini Pertamina memiliki sembilan anak usaha di sektor hulu migas. Setiap anak usaha ini masih memiliki subsidiari, bahkan beberapa memiliki belasan subsidiari.

Dengan penyatuan portofolio bisnis ke dalam subholding, diharapkan tercipta sinergi dan efisiensi. Inilah tujuan besar dari adanya transformasi lini bisnis Pertamina saat ini.

Bukan untuk Dijual ke Asing

Selain membuat perusahaan lebih efisien, Direksi Pertamina kini juga mengemban mandat untuk membawa subholding-subholding ini untuk bisa go public dalam dua tahun ke depan. Itulah key performance indicator (KPI) yang akan ditagih ke Dirut Pertamina kelak.

Yang perlu diluruskan, pengertian go public atau IPO ini bukan berarti Pertamina hendak dijual ke asing-aseng. Bila ada yang memiliki pemahaman seperti itu jelas mengada-ada, dan tanpa adanya landasan yang jelas.

Pertama, lini bisnis yang akan didorong IPO itu adalah perusahaan di subholding (anak perusahaan). Bukan Pertamina secara keseluruhan (induk perusahaan). Karena Pertamina sendiri dipastikan akan tetap 100 persen dimiliki negara.

Adapun tujuan dari anak perusahaan ini melantai di bursa saham adalah untuk mendapatkan pendanaan segar guna menambah aset dan mendukung berkembangnya usaha. Di sini pun saham Pertamina juga masih mayoritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun