Mohon tunggu...
Abdul Rahman
Abdul Rahman Mohon Tunggu... Guru - profil suka menulis dan bercanda

suka menulis dan berkomentar,tapi berkomentar yang lebih dominan

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Di Bali Ada Gunung Batur

28 Februari 2012   16:18 Diperbarui: 25 Juni 2015   08:47 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perjalanan saya kali ini adalah ke Bali, Bali meskipun terkenal dengan pesona pantainya, namun disayangkan saya sama sekali tidak menyentuh air laut, karena memang kesana tidak berniat untuk mandi di pantai mungkin saya juga takut korosi. trip yang saya jalani selama 4 hari 3 malam yaitu, uluwatu, GWK, kuta, hutan mangrove, tanah lot, nusa dua, tampak siring, dan gunung batur, tapi cerita kali ini tentang gunung batur. Pada pagi dini hari pukul 1 , saya berangkat dari Denpasar ke arah Kintamani, kenapa di pagi hari menurut Rizqy teman saya dari Bali, agar tidak terlalu panas di gunung nanti. Gunung batur merupakan gunung merapi yang sudah meletus sebanyak 26 kali dan dengan laharnya pernah menelan desa batur dan pura ulun danu, yang akhirnya desa dan pura tersebut dibangun kembali. Dengan ketinggian 1717dpm, gunung batur punya banyak keindahan diantaranya yaitu dari puncak kita bisa melihat jelas gunung Rinjani di Lombok dan satu hal lagi yang membuat saya lebih terkesan karena dibawah kaki gunung ini ada danau, disebut sebagai danau batur. selain itu diseberang Danau terdapat desa yaitu desa Trunyan, desa dengan ciri khasnya yaitu mayat yang tidak dikuburkan, tapi hanya diletakkan dibawah pohon. dan desa ini termasuk dalam kawasan bali aga (baca:keturunan bali asli). Gunung batur dapat didaki melalui pintu masuk pura, waktu yang dibutuhkan untuk mencapai puncak sekitar 2 jam, disepanjang perjalanan kita akan disuguhi oleh hutan-hutan yang tidak terlalu rapat dihiasi oleh puhon cemara.

13304452641394409578
13304452641394409578
pintu masuk Saya memulai pendakian jam 3.15 wit. dan sampai di puncak sekitar jam 5.15 wit, suhu saat itu sekitar 16 c Di puncak terdapat kaldera yang sangat luas, dari bibir kawah masih jelas terlihat asap-asap belerang, yang terkadang banyak para pendaki yang memanfaatkannya untuk merebus telur. Satu hal yang mungkin sedikit mengganggu pemandangan yaitu terdapat warung dari start pendakian hingga di puncak yang menawarkan seteguk kopi dan makanan ringan.
13304453592054437990
13304453592054437990
di puncak dengan pendaki Ausie Setelah puas bernarsis ria, akhirnya kami turun jam 7 pagi dengan menyusuri kaldera dari gunung batur,jalur yang kami lewati cukup tipis dan butuh kehati-hatian ekstra jika tidak mau berguling-guling bebas di jurang.
13304455921083259628
13304455921083259628
kami menyempatkan diri untuk turun ke kawah yang sudah agak kering dan ke goa. tipe tanah yang terdapat di gunung ini seperti tanah pasir, sehingga sedikit licin ketika kami menjalaninya. Jam 8.30 kami sampai di bawah, karena kami tak ingin menghilangkan indahnya pemandangan di gunung ini kami pun mengambil foto lagi di jalan antara gunung batur dan danaunya, dan menurut teman saya , jalan ini biasa dipakai untuk iklan, karena dikenal panoramanya yang alami dan indah.sekian
133044567618366472
133044567618366472
salam lestari, salam kompasiana

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun