Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru Penggerak: Tergerak, Bergerak, Menggerakkan

4 Agustus 2023   09:49 Diperbarui: 4 Agustus 2023   09:50 737
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bersama Pak Kadin pada Lokakarya 7 (dok penulis)

Tak terasa perjalanan panjang penuh makna dalam mengikuti Program Pendidikan Guru Penggerak (PGP) Angkatan 7, sampai pada satu titik finish. Kegiatan ini secara nasional resmi ditutup oleh Mendikbud Ristek Nadiem Makarim, Kamis (3/8) secara daring.

Dengan berakhirnya pendidikan Guru Penggerak Angkatan 7, bukan berarti selesai sudah tugasnya. Namun sebaliknya justru ini merupakan awal bagi guru penggerak untuk mengaplikasikan ilmu yang diperoleh selama pendidikan pada praktik nyata di lingkungan masing-masing.

Bagi saya, PGP Angkatan 7 Banjarnegara telah menorehkan banyak kesan mendalam di hati. Sulit untuk mengungkapkannya dengan rangkaian kata-kata. Ada suka, duka, takjub, tidak percaya, dan ... pokoknya seperti rasa permen yang di iklan itu. Namun ending-nya happy dan luar biasa!

Sebab, untuk mendaftar sebagai Calon Guru Penggerak (CGP) saja, butuh keberanian ekstra. Proses seleksi yang panjang dan ribet membuat sebagian guru sudah takut sebelum mencoba.

Pada tahap awal, pendaftar harus lolos seleksi administrasi dan menjawab esai. Selanjutnya peserta harus melaksanakan simulasi mengajar dan wawancara dengan asesor. Pada tahap simulasi mengajar calon peserta diminta memeragakan praktik mengajar dengan durasi waktu 10 menit. Simulasi mengajar dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh tim asesor yang terdiri 2 orang. Tahap berikutnya berupa wawancara untuk mengetahui motivasi dan kesungguhan calon dalam mengikuti program ini.

Tahapan seleksi CGP yang panjang dan melelahkan tentu bukan pilihan menarik bagi guru pada umumnya. Apalagi ada ketakutan bagi sebagian guru khususnya di daerah saya jika lolos nanti akan dipromosikan untuk menjadi kepala sekolah.

Tugas sebagai kepala sekolah rupanya menjadi momok tersendiri bagi sebagian guru. Terbayang bagaimana tuntutan dan beban berat seorang guru yang mendapat tugas sebagai kepala sekolah. Di sisi lain tugas yang berat itu ternyata tidak dibarengi dengan tunjangan yang memadai. Akibatnya banyak guru yang enggan mengisi kekosongan formasi kepala sekolah.

Kelompok Si Gopal (Dok Penulis)
Kelompok Si Gopal (Dok Penulis)

Sekilas tentang Guru Penggerak

Guru Penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik, aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidik lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat kepada murid, serta menjadi teladan dan agen transformasi ekosistem pendidikan untuk mewujudkan profil Pelajar Pancasila.

Guru penggerak akan berperan dalam menggerakkan komunitas belajar untuk rekan guru di sekolah dan di wilayahnya, menjadi Pengajar Praktik bagi rekan guru lain terkait pengembangan pembelajaran di sekolah, mendorong peningkatan kepemimpinan murid di sekolah, membuka ruang diskusi positif dan ruang kolaborasi antara guru dan pemangku kepentingan di dalam dan luar sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, menjadi pemimpin pembelajaran yang mendorong well-being ekosistem pendidikan di sekolah. Guru penggerak diharapkan menjadi pemimpin-pemimpin pendidikan di masa depan yang mewujudkan generasi unggul Indonesia.

Kemendikbud Ristek mengajak para guru-guru terbaik bangsa untuk menghadirkan perubahan nyata bagi pendidikan Indonesia dengan mendaftar menjadi Guru Penggerak. Saat ini untuk pendaftaran program guru penggerak telah memasuki Angkatan 10.

Program Pendidikan Guru Penggerak adalah program pendidikan kepemimpinan bagi guru untuk menjadi pemimpin pembelajaran. Program ini meliputi pelatihan daring, lokakarya, konferensi, dan pendampingan selama 6 bulan bagi calon Guru Penggerak.

Selama pelaksanaan program, guru tetap menjalankan tugas mengajarnya sebagai guru. Untuk menjadi guru penggerak, guru harus lulus seleksi tahap 1 (CV, Esai) dan tahap 2 (Simulasi Mengajar dan Wawancara) dan mengikuti pendidikan guru penggerak selama enam (6) bulan.

Selama mengikuti proses pendidikan, peserta yang lolos seleksi Program Guru Penggerak akan mendapatkan: Pendidikan Guru Penggerak selama 6 bulan dan pengembangan kompetensi dalam Lokakarya Bersama, peningkatan kompetensi sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid. Pengalaman belajar mandiri dan kelompok terbimbing, terstruktur, dan menyenangkan, pengalaman belajar bersama dengan rekan guru lain yang sama-sama lolos seleksi program guru penggerak pengalaman mendapatkan bimbingan/mentoring dari pengajar praktik (pendamping) pendidikan guru penggerak, mendapatkan komunitas belajar baru, mendapatkan sertifikat pendidikan 310 JP dan Sertifikat Guru Penggerak.

Adapun modul-modul yang dipelajari selama Pendidikan Guru Penggerak adalah sebagai berikut :

Modul 1: Paradigma dan Visi Guru Penggerak, dengan Topik Pembelajarannya:

  • Refleksi Filosofi Pendidikan Indonesia - Ki Hajar Dewantara
  • Nilai-nilai dan peran Guru Penggerak
  • Visi Guru Penggerak
  • Membangun budaya positif di sekolah

Modul 2: Praktik Pembelajaran yang Berpihak pada Murid, dengan Topik Pembelajaran:

  • Pembelajaran berdiferensiasi
  • Pembelajaran emosional dan sosial
  • Coaching

Modul 3: Pemimpin Pembelajaran dalam Pengembangan Sekolah, dengan Topik Pembelajaran:

  • Pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran
  • Pemimpin dalam pengelolaan sumber daya
  • Pengelolaan program sekolah yang berdampak pada murid

Selama pendidikan calon guru penggerak, difasilitasi oleh aktor-aktor pendukung yakni fasilitator, instruktur, pengajar praktik, dan narasumber. Fasilitator berperan dalam membantu proses pelatihan daring, meliputi monitor kemajuan peserta, memandu proses diskusi, menyimak presentasi kelompok, serta menilai penugasan individu dan kelompok.

Instruktur bertemu dengan peserta secara virtual satu kali dalam setiap modulnya selama 2 JP. Dalam sesi ini, instruktur akan memaparkan materi lanjutan atau mengadakan forum tanya jawab untuk mengonfirmasi pemahaman peserta.

Kemudian pengajar praktik berperan dalam melakukan pendampingan individu dan pendampingan kelompok. Pendampingan individu berupa kunjungan ke sekolah calon guru penggerak dan pendampingan individu berupa lokakarya bulanan. Dan terakhir narasumber berperan dalam menyampaikan paparan kebijakan terkait Program Pendidikan Guru Penggerak.

Guru yang telah mengikuti program pendidikan guru penggerak dan telah dinyatakan lulus dapat membagikan ilmu, pengalaman, dan keterampilannya kepada guru lain baik di sekolah masing-masing maupun sekolah lain. Dalam membagikan ilmu, pengalaman, dan keterampilannya, guru penggerak tidak diberi patokan seberapa banyak dan luas cakupan jumlah guru yang diharapkan diimbaskan, namun Kemendikbud mendorong agar guru penggerak dapat melaksanakan perannya sebaik mungkin dalam menggerakkan komunitas belajar guru dan menjadi rekan guru dalam pengembangan pembelajaran yang berpusat pada murid.

Setelah melaksanakan program pendidikan guru penggerak selama enam bulan guru dapat menjadi guru penggerak dan menjalankan perannya di sekolah dan wilayahnya masing-masing. Guru tidak mendapatkan dana dalam melakukan pengimbasan atau membagikan ilmu, keterampilan, dan pengalamannya setelah mengikuti dan lulus program pendidikan guru penggerak.

Pendidikan guru penggerak fokus pada kepemimpinan pembelajaran dan kepemimpinan murid. Program pendidikan guru penggerak bertujuan untuk meningkatkan kompetensi guru dan menjadikan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang berpusat pada murid.

Sedangkan Pengembangan kompetensi pembelajaran (PKP) merupakan program yang bertujuan untuk meningkatkan kompetensi murid melalui pembinaan guru dalam merencanakan, melaksanakan, sampai dengan mengevaluasi pembelajaran yang berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Akhirnya, saya sampaikan ucapan terima kasih tak terhingga kepada Bu Sri (kepala sekolah), rekan guru, Bu Par (Pengawas/Korwil), Bu Eko (pengajar praktik), Bu Husna (fasilitator), instruktur, narasumber panitia dari BBGP Jawa Tengah dan semua saja yang tidak mungkin saya sebut satu per satu. Tak lupa terima kasih tak terhingga untuk isteri dan anak-anak, atas dukungan dan motivasinya. Salam dan bahagia!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun