Keempat, mengatur waktu. Menulis tentu saja menyita waktu. Apalagi kita masih punya pekerjaan atau kegiatan lain. Yang menjadi berat ketika menulis dirasakan sebagai beban. Namun, di sinilah letak tantangan sesungguhnya, mengatur waktu. Kita akan dipusingkan memilah mana yang genting dan apa yang penting. Dan setiap orang punya pertimbangan masing-masing untuk menentukan pilihannya. Tetapi jika sudah terbiasa memilah, kita akan melakukan segalanya seperti air yang mengalir. Menulis bukan lagi mengisi waktu luang, tetapi meluangkan waktu untuk menulis.
Kelima, belajar pemasaran. Ada sebuah kebahagian bagi penulis apabila tulisannya dibaca banyak orang. Apalagi jika tulisan itu dibagikan orang lain, rasanya gembira sekali. Tetapi untuk mencapai ke tahap itu, langkah pertama setelah tulisan selesai adalah 'memasarkannya'.Â
Memasarkan di sini maksudnya mengajak orang lain membacanya. Seperti perusahaan, kita juga perlu strategi pemasaran. Orang-orang akan lebih tertarik jika saat membagikan tulisan di media sosial, diikuti dengan kutipan-kutipan yang familiar. Atau tulisan dikaitkan dengan isu-isu aktual. Dan pelajaran terpenting dalam tahap ini ialah kita belajar memahami keinginan banyak orang.
Keenam, menabung tulisan. Secara tidak langsung dengan mengikuti tantangan menulis kita sudah menabung tulisan. Tulisan-tulisan dengan tema sama selanjutnya bisa dikumpulkan, dipoles, dan disusun menjadi sebuah buku.
Sebenarnya masih banyak manfaat yang bisa didapat dari mengikuti tantangan menulis ini, namun yang terpenting bagaimana Anda tetap menikmati kesibukan seperti biasa? Atau tetap mengerjakan pekerjaan sehari-hari sekaligus juga menunaikan kewajiban menulis? Percayalah, keputusan yang Anda ambil hari ini akan menentukan kesuksesan-kesuksesan selanjutnya. Â Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H