Sesampai di desa tujuan anak akan dihadapkan dengan kegiatan yang padat. Dari bangun tidur hingga tidur lagi. Ikut kegiatan pengajian, memasak, berkebun, kerja bakti, hingga berbelanja ke pasar. Praktis tidak ada waktu kosong tanpa kegiatan. Intinya anak diajak bagaimana bersosialisasi dengan warga masyarakat. Â Â
Teladan kegiatan seperti itu sudah jarang dilakukan oleh orangtua kepada anak-anaknya. Orang tua sibuk dengan pekerjaannya sementara anak sibuk dengan gadget-nya. Antara anak dan orangtua meskipun dekat ketika di rumah tetapi tidak pernah saling sapa. Seperti alfamart dan indomart meskipun berdampingan tetapi asyik dengan kesibukan masing-masing.
Model pembelajaran berbasis kesulitan atau tantangan seperti yang dipraktikkan di Sekolah Alam Adzkia Banjarnegara ini ternyata bagi anak dirasakan sebagai suatu kegembiraan. Kegembiraan yang sebelumnya tidak pernah mereka alami. Dengan kesulitan-kesulitan yang diberikan justru anak merasa gembira. Tidak merasa lelah dan tidak mengeluh. Justru sebaliknya anak merasa enjoy menjalani seluruh aktivitasnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H