Mohon tunggu...
Rokhman
Rokhman Mohon Tunggu... Guru - Menulis, menulis, dan menulis

Guru SD di Negeri Atas Awan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Guru Mendidiklah, Jangan Hanya Memerintah!

21 Juli 2020   17:20 Diperbarui: 21 Juli 2020   17:17 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
kaltim.idntimes.com

Tahun pelajaran baru 2020/2021 efektif mulai tanggal 13 Juli 2020. Namun, beberapa daerah masih menerapkan pembelajaran jarak jauh karena masih dalam kondisi pandemi Covid-19. Kegiatan pembelajaran jarak jauh melalui Belajar Dari Rumah (BDR) dipilih sebagai solusi di tengah pandemi.

Namun banyak kalangan yang pesimis dengan model pembelajaran ini. Banyak hambatan yang ditemui di sana-sini. Dari mulai kersediaan jaringan internet hingga kemampuan guru dalam membelajarkan siswa menggunakan teknologi informasi.

Maka, tidak heran jika di kalangan orang tua berkembang anggapan bahwa tugas guru dalam situasi pandemi ini hanya perintah dan perintah. Munculnya anggapan tersebut bisa dimaklumi. Orang tua khususnya kaum ibu sudah sibuk dengan setumpuk pekerjaan di rumah. Saat ini mau tidak mau, bisa tidak bisa, ditambah kesibukan baru membimbing belajar anaknya.

Ada pendapat yang mengatakan bahwa, setiap perubahan dalam proses pendidikan kuncinya terletak pada guru. Kualitas sebuah sekolah tidak akan melebihi kualitas gurunya. 

Sehebat apapun fasilitas yang ada di sekolah, tidak akan ada gunanya di tangan seorang guru yang biasa-biasa saja, tetapi sebaliknya fasilitas yang biasa bahkan kurang akan tetap menghasilkan pendidikan yang berkualitas di tangan guru yang luar biasa (kreatif).

Dalam kondisi normal mungkin pendapat tersebut benar adanya. Lantas bagaimana dalam situasi pandemi di mana guru harus mengajar dengan bantuan teknologi?

Masalah utama dari kebanyakan guru kita adalah terletak pada paradigmanya dalam mengajar. Kebanyakan guru beranggapan bahwa "mengajar dan mendidik" sama saja, padahal sebenarnya berbeda. Dan pemahaman terhadap istilah ini akan sangat berpengaruh bagi paradigma seorang guru dalam mengajar.

Ketika guru hanya berpikir tentang sebuah "pengajaran" tentu yang akan dilakukan hanyalah sebatas menyampaikan materi atau menjejalkan pengetahuan. Jika materi atau pengetahuan telah tersampaikan guru akan merasa tanggung jawabnya telah selesai.

Sebaliknya jika seorang guru hadir untuk "mendidik" maka sang guru akan merasa bertanggung jawab tidak hanya setelah materi tersampaikan, akan tetapi baginya ada aspek lain yang harus dipertangungjawabkan. Yakni aspek afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan).

Permasalahannya dalam pembelajaran daring, kedua aspek tersebut seakan tidak tersentuh oleh guru. Tugas mendidik seakan beralih menjadi tugas orang tua. 

Sementara guru tugasnya hanya mengajar, memberikan materi pelajaran yang sifatnya kognitif (pengetahuan). Akibatnya, peran guru identik dengan memerintah.

Kita belum tahu sampai kapan kondisi seperti ini akan berlangsung. Maka, untuk menghapus anggapan bahwa selama pandemi ini tugas guru hanya memerintah saja perlu dicari solusi. Guru perlu mencari pendekatan lain. Mungkin secara berkala perlu melakukan kunjungan ke rumah (home visit) tidak hanya fokus memberi tugas-tugas melalui aplikasi. Di samping itu,  dengan home visit silaturahmi akan terjaga. Semoga!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun