Mohon tunggu...
Oman Salman
Oman Salman Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Surel: salmannewbaru@gmail.com

Sedang belajar memahami anak dan ibunya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harapan di Tahun 2021: Tetap Sehat, Pandemi Korona Teratasi, Semakin Giat Berkarya, dan Sabar Menjadi Seorang Ayah

7 Januari 2021   12:42 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:46 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2020 sudah berlalu tepat satu Minggu yang lalu. Saatnya kita menanam harapan di tahu baru, 2021. Hal-hal baik yang kita raih dan alami selama tahun 2020 semoga semakin bertambah di tahun 2021. Sebaliknya, hal-hal yang tidak baik, semoga tidak terulang lagi di tahun baru ini.

Tahun 2020, rasanya kita boleh sepakat untuk mengatakan bahwa hari-hari di dalamnya diselimuti oleh kabut pandemi Korona yang membuat rencana-rencana kita ambyar. Hampir sepanjang tahun kita dihadang oleh pandemi ini dan dipaksa untuk ekstra sabar, hati-hati, dan lebih kreatif lagi.

Salah satu efek besar dan berat dari pandemi ini adalah hantaman perekonomian Nasional dan internasional yang berdampak langsung dan masif terhadap kondisi perekonomian keluarga. Banyak yang terdampak PHK, usaha gulung tikar, bekerja tidak maksimal. Beruntung bagi kita yang masih dapat bekerja dan berkarya.

Tahun 2020, tahun tersulit yang pernah dialami dengan adanya pandemi Korona.

Harapan di Tahun 2021

Seberat apapun rintangan di tahun 2020, kita mesti menanam harapan dan optimisme menatap tahun baru 2021. Meskipun pandemi masih mengikuti dan membayangi. Semoga apa yang menjadi harapan kita menjadi doa dan pemicu semangat. Berikut ini harapan-harapan saya di tahun 2021.

1. Semoga Pandemi Korona Segera Teratasi

Ya, tak dapat kita pungkiri bahwa Pandemi Korona begitu menyusahkan gerak dan langkah kita. Dalam semua bidang. Maka harapan saya, dan pastinya kita semua, bahkan semua warga dunia, akan segera teratasinya Pandemi Korona ini.

Harapan untuk itu telah semakin nampak. Yaitu dengan telah adanya vaksin Korona dan mudah-mudahan proses pemaksinan dapat segera terwujud. Dan akhirnya kita memiliki imunitas dan terbebas dari Korona. Semoga.

2. Tetap Sehat

Dampak pandemi yang senantiasa membayangi dan telah masuk, bahkan boleh jadi, sudah ke alam bawah sadar kita, membuat kita semakin tersadar betapa pentingnya kesehatan. Ya, terkadang kita membutuhkan sakit untuk merasakan nikmatnya sehat. 

Terlebih sejak awal hadirnya virus Korona sejak 2 Maret 2020 hingga 5-6 Januari sudah memakan korban jiwa sebanyak  23.296 orang. (Sumber: kompas.com, 6 Januari 2021).

Angka yang sangat besar dan tentunya memprihatinkan. Maka tak ada harapan yang lebih utama rasanya, untuk saat ini di tahun baru, selain semoga kita tetap diberikan kesehatan dan pandemi ini segera berakhir. Semoga.

3. Semakin Giat Berkarya

Dalam keadaan sehat, terlebih jika pandemi sudah teratasi, rasanya akan lengkap jika harapan berikutnya adalah agar kita semakin giat berkarya. Berkarya apapun yang penting membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.

Misalnya, semoga saya dapat terus berkarya, ah, lebih tepatnya belajar membaca dan menulis di Kompasiana. Dengan lebih giat membaca dan menulis di Kompasiana di tahun 2021, harapan saya semoga dapat menimba ilmu gratisan di Kompasiana ini yang kontennya sangat-sangat kaya. Ditambah lagi Mas dan Mba Minimnya yang baik hati dan super kreatif. 

Dan, kalau boleh ditambah lagi, semoga dalam bidang lain pun dapat lebih giat lagi dalam berkarya. Misalnya dalam pekerjaan utama, tentunya. Contoh lainnya, dapat berkontribusi bagi orang-orang di sekitar kita. Semoga.

4. Lebih Sabar Menjadi Seorang Ayah

Jika boleh jujur, rasanya kita ini, maksudnya saya, sebagai seorang suami sekaligus ayah, Masya Allah, harus banyak berterima kasih kepada anak dan ibunya. Dan, harus banyak sabar.

Jika perlu untuk memberikan contoh mengapa saya harus banyak berterima kasih kepada mereka, maka, mungkin inilah beberapa alasannya.

Istri setia menjaga dan merawat rumah dan anak sepanjang kita berada di luar. Kita sampai di rumah, makanan sudah ada. Baju sudah dicuci bahkan dirapikan. Anak sudah disuapin, dimandiin, dan.... buanyak lagi. Apalagi kalu bukan terima kasih yang tulus yang mesti diberikan kepada istri, ibunya anak. Ah, rasanya tak sanggup seorang lelaki jika harus berperan demikian.

Faktanya, saya yang belum lama bersama anak di rumah, selepas kerja. Tau-tau tak sadar sudah mengomeli tingkah anak saya yang baru berusia 4 tahun setengah. Ga sadar dan ngerasa, padahal ibunya sepanjang waktu ngasuh anak. Sanggup kah seorang ayah meluangkan waktu sebanyak ibunya anak, bagi anaknya yang masih kanak-kanak; yang sedang "liar-liarnya"?

Anak pengen ini, pengen itu. Ngajak main ini main itu. Nangis kalau tidak diturutin. Nanya ini nanya itu. Dan... Seterusnya. 

Terkadang seorang ayah cukup egois untuk berkata bahwa ia lelah, capek pulang kerja, sampai di rumah direpotin anak. Maka emosi kadang tak terkontrol.

Maka, tak ada harapan yang lebih utama, bagi saya, selain tiga harapan di atas, adalah semoga tahun 2021 saya dapat belajar menjadi ayah yang baik bagi anak dan ibunya.

Mungkin, sebagai penutup untuk poin 4 harapan ini, saya kutipkan sebuah hadis dan ayat Alquran tentang keluarga. Harapannya agar menjadi motivasi bagi saya khususnya, dan pembaca terutama para ayah.

"Barangsiapa yang mendapat ujian atau menderita karena mengurus anak-anaknya, kemudian ia berbuat baik kepada mereka, maka anak-anaknya akan menjadi penghalang baginya dari siksa neraka." (H.R. Bukhari, Muslim, dan Tirmidzi)

"Bertakwalah kamu kepada Allah, tempat kamu saling bermohon, dan pelihara lah kasih sayang dalam keluarga." (QS Annisa ayat 1).

Mungkin itulah harapan-harapan saya di tahun 2021, boleh jadi Anda juga. Semoga harapan-harapan tersebut dapat terkabul. Amin.

Salam

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun