Mohon tunggu...
Oman Salman
Oman Salman Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Surel: salmannewbaru@gmail.com

Sedang belajar memahami anak dan ibunya...

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Harapan di Tahun 2021: Tetap Sehat, Pandemi Korona Teratasi, Semakin Giat Berkarya, dan Sabar Menjadi Seorang Ayah

7 Januari 2021   12:42 Diperbarui: 7 Januari 2021   12:46 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Terlebih sejak awal hadirnya virus Korona sejak 2 Maret 2020 hingga 5-6 Januari sudah memakan korban jiwa sebanyak  23.296 orang. (Sumber: kompas.com, 6 Januari 2021).

Angka yang sangat besar dan tentunya memprihatinkan. Maka tak ada harapan yang lebih utama rasanya, untuk saat ini di tahun baru, selain semoga kita tetap diberikan kesehatan dan pandemi ini segera berakhir. Semoga.

3. Semakin Giat Berkarya

Dalam keadaan sehat, terlebih jika pandemi sudah teratasi, rasanya akan lengkap jika harapan berikutnya adalah agar kita semakin giat berkarya. Berkarya apapun yang penting membawa dampak positif bagi diri sendiri dan orang lain.

Misalnya, semoga saya dapat terus berkarya, ah, lebih tepatnya belajar membaca dan menulis di Kompasiana. Dengan lebih giat membaca dan menulis di Kompasiana di tahun 2021, harapan saya semoga dapat menimba ilmu gratisan di Kompasiana ini yang kontennya sangat-sangat kaya. Ditambah lagi Mas dan Mba Minimnya yang baik hati dan super kreatif. 

Dan, kalau boleh ditambah lagi, semoga dalam bidang lain pun dapat lebih giat lagi dalam berkarya. Misalnya dalam pekerjaan utama, tentunya. Contoh lainnya, dapat berkontribusi bagi orang-orang di sekitar kita. Semoga.

4. Lebih Sabar Menjadi Seorang Ayah

Jika boleh jujur, rasanya kita ini, maksudnya saya, sebagai seorang suami sekaligus ayah, Masya Allah, harus banyak berterima kasih kepada anak dan ibunya. Dan, harus banyak sabar.

Jika perlu untuk memberikan contoh mengapa saya harus banyak berterima kasih kepada mereka, maka, mungkin inilah beberapa alasannya.

Istri setia menjaga dan merawat rumah dan anak sepanjang kita berada di luar. Kita sampai di rumah, makanan sudah ada. Baju sudah dicuci bahkan dirapikan. Anak sudah disuapin, dimandiin, dan.... buanyak lagi. Apalagi kalu bukan terima kasih yang tulus yang mesti diberikan kepada istri, ibunya anak. Ah, rasanya tak sanggup seorang lelaki jika harus berperan demikian.

Faktanya, saya yang belum lama bersama anak di rumah, selepas kerja. Tau-tau tak sadar sudah mengomeli tingkah anak saya yang baru berusia 4 tahun setengah. Ga sadar dan ngerasa, padahal ibunya sepanjang waktu ngasuh anak. Sanggup kah seorang ayah meluangkan waktu sebanyak ibunya anak, bagi anaknya yang masih kanak-kanak; yang sedang "liar-liarnya"?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun