Mohon tunggu...
Oman Salman
Oman Salman Mohon Tunggu... Guru - Guru SD. Surel: salmannewbaru@gmail.com

Sedang belajar memahami anak dan ibunya...

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Pengalaman Mengobati Sakit Gigi dengan Herbal Racikan Sendiri

7 Mei 2019   14:22 Diperbarui: 20 April 2021   15:51 598
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Salam semuanya! Mohon izin share pengalaman pribadi, ya.

Saya adalah orang yang termasuk gampang sakit gigi. Kalau gigi sudah sakit, duh.... gak tahan. Sakitnya sampai ke kepala, leher, punggung. Kalau sudah sakit ga bisa ngapa-ngapain pokoknya. 

Mungkin kita semua pernah mengalami yang namanya sakit gigi. Beruntung banget bagi Anda yang tidak pernah ngerasain sakit gigi. 

Saya sudah dari kecil ngalamin sakit gigi. Waktu itu masih belum sekolah. Gigi sudah bolong. Keadaan gigi yang berlubang ini terus berlanjut sampai sekarang. Yang sebelah kiri berlubang, begitu juga sebelah kanan. Seorang teman menyarankan untuk cabut gigi saja. Karena saya belum berani, akhirnya saya memutuskan untuk tambal gigi.

Ada perubahan positif setelah ditambal. Namun hanya bertahan sekitar tiga tahunan. Sakit gigi kembali kambuh. Gigi sebelah kiri dan kanan seolah berganti peran, bergiliran kayak udah janjian. Akhirnya saya beranikan diri cabut gigi. Dalam satu bulan setengah, dua gigi saya cabut. Sebelah kiri satu, kanan satu.

Ada rasa lega setelah cabut gigi itu. Sepertinya benar saran teman saya waktu itu. Kenapa saya tidak cabut gigi sedari dulu? Namun beberapa tahun kemudian masalah muncul lagi. Gigi yang sebelumnya tidak berlubang, menjadi berlubang. Gigi jadi sakit lagi, deh. Langsung saya konsultasi ke dokter dan mengutarakan keinginan untuk cabut gigi.

Dokter memeriksa gigi saya. Beliau menyarankan agar saya tidak lagi mencabut gigi saya. Cukup dua gigi yang sudah terlanjur dicabut saja. Beliau lalu menjelaskan alasan medisnya, sembari memperlihatkan replika gigi kepada saya. Kata beliau, jangan banyak cabut gigi. 

Jika gigi banyak dicabut, maka rahang kita akan mengalami pergeseran. Dan itu akan berdampak tidak baik. Dan banyak lagi beliau memberi saya penjelasan tentang bahaya jika banyak gigi yang dicabut. Akhirnya saya memutuskan untuk tambal gigi seperti yang disarankan beliau.

Tambal gigi kali ini, seingat penulis, memiliki 4 atau 5 tahap. Tahap pertama sampai satu tahap sebelum tahap terakhir adalah tambal sementara. Dan tahap terakhir adalah tahap tambal permanen. 

Waktu tahun-tahun sebelumnya saat saya tambal gigi, hanya sekali tahap langsung permanen. Jadilah gigi saya ditambal sampai selesai tahap akhir.

Dari penjelasan yang saya dapatkan dari dokter gigi tentang bahaya jika banyak gigi yang dicabut, saya mendapat pengetahuan yang luar biasa berharga dan bermanfaat. Seandainya beliau tak memberi penjelasan, mungkin gigi geraham saya sudah hilang saat ini. 

Bertahun kemudian gigi saya kambuh lagi. Sebetulnya, saya ingin menambal gigi yang sakit karena berlubang itu. Namun sayang sekali, faskes tingkat satu BPJS kesehatan tempat saya bernaung tidak ada layanan tambal gigi. 

Karena tidak ada fasilitas tambal gigi, dokter yang bertugas waktu itu menyarankan untuk cabut gigi. Saya yang pernah mendapat saran dari dokter gigi lain tentang bahaya jika banyak gigi yang dicabut, menolak secara halus tawaran cabut gigi di faskes tingkat satu ini. 

Akhirnya saya dikasih obat pereda sakit, salah satunya ibuprofen. Obat itu saya minum sampai habis. Namun hanya kurang dari sebulan gigi saya kambuh.

Ilustrasi sakit gigi (Sumber : klikdokter.com)
Ilustrasi sakit gigi (Sumber : klikdokter.com)
Akhirnya saya bingung untuk berobat ke mana. Andalan saya satu-satunya adalah BPJS. Sayangnya, faskes tingkat 1 tak melayani tambal gigi. Pilihannya hanya cabut atau obat pereda. Saya pikir obat yang saya minum sebelumnya tak berbekas. 

Terlintas di kepala untuk mencari alternatif pengobatan. Maka saya mencari info ke mana dan dari mana saja. Mulai dari teman kerja, keluarga, tetangga, sampai ke mbah google. Dari situ saya mencoba ramuan kumur-kumur air garam. Waduh... sakitnya bukan main saat kumur-kumur air garam itu. Setelah saya coba berkali-kali, rasa-rasanya tak cocok ramuan garam ini.

Hampir putus asa di tengah kebingungan mencari obat, saya kembali googling. Lalu menemukan sebuah ramuan dari daun sirih. Dalam laman itu dijelaskan rumusan ramuannya. Berikut ini ramuannya: Siapkan dua lembar daun sirih, cuci sedikit lalu rebus. Rebus dengan dua gelas air. Lama merebusnya sampai air rebusan itu tersisa kira-kira satu gelas. 

Setelah selesai merebus, hangatkan atau dinginkan. Lalu tuang ke dalam gelas. Selanjutnya, kumur-kumurlah menggunakan air rebusan daun sirih tersebut sebanyak tiga sampai empat kali. Air sisa dalam gelas tersebut lalu diminum.  

Saya mencoba ramuan daun sirih itu. Setelah saya ikuti semua langkahnya, Alhamdulillah, dalam waktu satu sampai dua hari, sakit gigi saya sembuh. Dan setelah itu, jika saya sakit gigi, langsung mengkonsumsi ramuan daun sirih. Hasilnya memuaskan.

Itulah pengalaman saya menemukan dan menggunakan ramuan herbal daun sirih jika sakit gigi. Bagi Anda yang kebetulan memiliki atau sering merasakan gigi sakit, tidak ada salahnya jika mencoba ramuan herbal nan sederhana dan mudah ini, insya Allah berkhasiat.

Oh ya, sebagai informasi tambahan, kini saya sudah pindah faskes. Berharap di faskes baru ini ada fasilitas tambal gigi. Namun, karena saya sudah merasa cocok dengan ramuan daun sirih, saya urung mencoba faskes baru ini untuk berobat sakit gigi.

Terima Kasih,

Salam

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun