Harus diakui bahwa poster penolakan pada Narkoba yang dipajang di beberapa ruangan sekolah tidak efektif lagi. Oleh sebab itu aktivitas positif diyakini efektif untuk menghindari penggunaan Narkoba.
Kedua, tidak memberikan peluang kepada peserta didik selama berada di sekolah untuk berdiskusi di luar pantauan guru, misalnya di belakang gedung, di emperan toilet, di kantin, atau tempat-tempat lain yang bisa memicu adanya transaksi Narkoba. Kehati-hatian sekolah sudah harus dibangun semenjak peserta didik berada di sekolah.Â
Peluang untuk membujuk, mencoba hingga mengedar dapat dilakukan di tempat keramaian, pada situasi peserta didik berkumpul. Sehingga, sekolah menjadi impian besar yang bakal mulus dalam transaksi Narkoba.
Ketiga, nasihat untuk berbuat baik dengan berbagai pemilihan kosakata tidak henti-hentinya dilakukan. Seyogianya nasihat itu diberikan pada pagi dan siang hari. Pagi hari saat apel datang dan siang hari saat apel pulang. Ada sebagian orang yang pesimis bahwa nasihat menjadi tidak efektif jika dilakukan setiap hari.Â
Pandangan yang demikian bisa saja benar, karena pemilihan kosakata tidak variatif. Semakin bervariasinya penggunaan bahasa dan diksi yang menarik, semakin besar juga reaksi pendengar untuk memperhatikan bahkan menurutinya. Di satu sisi, guru memang ditugaskan untuk mendidik dan mengajar. Jadi, tidak ada kata bosan dalam hal mendidik dan mengajar.
Keempat, harus ada program razia secara mendadak tanpa pemberitahuan lebih awal. Razia bisa dilakukan untuk menggeledah tas, dompet, kaus kaki, dan lain-lain untuk memastikan bahwa peserta didik dalam keadaan aman tanpa Narkoba. Program razia barangkali dapat dilakukan seminggu sekali atau sebulan sekali. Â
Di akhir tulisan ini ada pesan yang sebetulnya dapat direnungkan oleh kita semua bahwa untuk memperbaiki negara dan menentukan masa depan bangsa secara mendasar di mulai dari sekolah. Sekolah menjadi rahim anak-anak bangsa. Sekolah juga turut menentukan nasib baik peserta didiknya. Oleh sebab itu, menjadi kesalahan sepanjang zaman jika warga sekolah memakai Narkoba.
Penulis
Ahman Sarman
Kepala SMP Negeri 12 Wonosari, Kab. Boalemo, Gorontalo.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H