[caption id="attachment_156971" align="alignleft" width="300" caption="Antrian BB Murah (diskon 50%)"][/caption]
Dalam kehidupan sehari-hari, masalah antri mengantri sering kita jumpai. Di zaman telepon umum masih menjadi primadona, pemandangan orang antri di depan box telepon, bukan merupakan sesuatu yang ganjil. Sekarang tempat antrian pindah ke bilik  ATM,  kasir pasar swalayan dan masih banyak lagi.
Bagaimana perasaan kita bila tiba tiba ada orang dengan seenaknya menyerobot antrian...? Kesal, gondok, dongkol dan bermacam-macam perasaan berkecamuk dalam hati. Kalau memungkinkan, ingin rasanya memberi pelajaran kepada si penyerobot .
Namun sebenarnya kalau semua orang mau antri dengan teratur, sangat banyak keuntungan yang diperoleh. Disamping menghindari terjadinya salah paham, juga bisa mempercepat selesainya urusan. Dan yang terpenting, menghindari jatuhnya korban yang tidak perlu.
Masih segar dalam ingatan kita, ketika 2 orang penonton tewas saat berdesak-desakan di pintu masuk stadion GBK. Begitu juga dengan beberapa orang cidera waktu terjadi antrian Blackberry di Jakarta akhir tahun lalu. Dan tidak sedikit korban yang jatuh di jalur busway dan pintu perlintasan kereta. Semua karena tidak mau antri..!
Benarkah sudah demikian parah keadaan bangsa kita dalam soal antri ini...?
Jawabannya tentu beragam, sesuai dengan cara pandang  dan sikap kita terhadap hak dan kepentingan orang lain. Tapi satu hal yang mungkin bisa kita lakukan untuk memperbaiki keadaan, adalah dengan memulai kesadaran dari diri kita masing masing.
Ditengah krisis budaya antri di negeri kita tercinta ini, ternyata masih terselip sedikit harapan.
Disebuah stasiun kecil di kota Solo, tepatnya stasiun Jebres, seperti gambar diatas, tampak betapa teraturnya antrian pembeli ticket. Tidak perlu petugas untuk mengatur, apalagi pagar pembatas. Semua melakukan dengan kesadaran sendiri, meskipun dibawah terik sinar matahari ynag membakar.
Mari kita mulai budaya antri dari diri kita, keluarga dan sanak saudara kita. Dan semoga kedepannya bangsa kita bisa menjadi bangsa yang tertib dan taat aturan. Foto ilustrasi diambil dari sini dan sini. Solo 18 januari 2012