Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Ternyata Naik Mobil/Motor Cuma Beda Tipis, Ini Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah!

18 April 2017   21:42 Diperbarui: 18 April 2017   21:44 1052
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ternyata Naik Mobil Atau Naik Motor Cuma Beda Tipis. Ini Bisa Dibuktikan Secara Ilmiah!

Ah masa? Gak mungkin banget dong, Om-G... Naik mobil ‘kan adem, secara pake AC gitu lho; lha kalau naik motor ‘kan kita harus panas-panasan? Belum lagi kalau hujan, pakai mobil mah “aman-aman saja”, lha kalau paki motor, basah kuyup lah kita punya body, iya nggak? Jadi nggak mungkin banget deh kami menyetujui pernyataan Om-G yang ada di judul ini, walaupun Om-G bilang bahwa ini bisa dibuktikan secara ilmiah. Ilmiah apaan, memangnya ilmiah dari Hongkong? Tapi kalau Om-G betul betul bisa membuktikannya secara ilmiah, Om-G aku kasih deh satu milyar Euro...

Alhamdulillah, kalau ada yang ngasih semilyar Euro, mungkin Om-G mah langsung ngambil pensiun dini deh, trus raun-raun keliling dunia... Segera saja deh siapkan uangnya, OK?! Nah tapi supaya Sampeyan punya waktu untuk ngitungin itu duit, kita cerita cerita yang dulu aja yuk, anggap saja ini mah “bab pendahuluan”; tapi tetep ada hubungannya kok dengan yang tadi kita perdebatkan...

Konon katanya, kata “orang pinter” gitu deh..., masalah selera orang mah nggak bisa diperdebatkan, dan kalaupun ada yang nekat memperdebatkan, pasti nggak akan ada ujungnya, alias tetap saja nggak ada titik temunya. Misalnya ada teman Om-G yang begitu kesengsem sama mobil VW kodok tahun 60-an... Kalau lagi ngomongin VW kodok itu kayaknya semangatnya langsung bangkit deh, dengan mata yang berbinar-binar bahagia. Apalagi kalau ketemu “teman se-ideologi”, makin semangatlah mereka ngobrol sampai berjam-jam... Ada juga yang hobby ngumpulin “rerongsokan” seperti mobil Wilys tua, terutama Jeep Wilys tahun 48, ya sama juga keadaannya. Sama “jatuh cinta” kepada mobil tersebut. Lain halnya menurut orang yang nggak seneng, paling-paling dia bersungut-sungut ngomong: “Ih apa enaknya sih pake mobil kayak gitu?”.

Stop, kita nggak usah berantem. ’Kan sudah dibilangin bahwa soal selera orang mah nggak bisa diperdebatkan. Percuma saja berdebat, nggak bakalan ada ujungnya!

Ada teman yang hobbynya ke sana kemari naik motor trail. Ada pula teman yang senengnya naik moge, itu pun beda-beda: ada yang seneng naik Harley Davidson, tapi ada pula yang sukanya naik Gold Wings 2000 Cc yang konon harganya sekitaran harga Toyota Camry hybrid baru. Masing-masing punya kesukaannya. Masing-masing punya alasan kenapa dia suka yang ini dan bukan yang itu.

Ada teman yang merem-melekkalau lagi makan karedokatau lotek yang kencurnya dibanyakin, ada juga yang malah mau muntah kalau membaui keberadaan kencur.

Ada yang hobby banget makan duren. Ada juga yang sebel banget, sampai-sampai ngomentarin begini: “Duren itu gunanya cuma satu, yaitu untuk meningkatkan kadar kolesterol dalam darah!”. Tuh, nyelekit banget komentarnya, ‘kan?

Sudah... sudah... Gak usah pada berantem, ‘kan sudah dibilangin bahwa masalah selera orang mah nggak bisa diperdebatkan! Mendingan kita bahas statementyang ada pada judul di atas. Setuju?

Begini lho, Om dan Tante se-Tanah Air...

Katakanlah ada 4 anak kalimat, yaitu:

  • Anak kalimat 1: Kalau panas
  • Anak kalimat 2: Tidak kepanasan
  • Anak kalimat 3: Kalau hujan
  • Anak kalimat 4: Tidak kehujanan

Kalau naik mobil: anak kalimat 1 + anak kalimat 2, anak kalimat 3 + anak kalimat 4.

Kalau naik motor: anak kalimat 1 + anak kalimat 4, anak kalimat 3 + anak kalimat 2.

Alias begini cara bacanya:

Kalau naik mobil: Kalau panas tidak kepanasan, kalau hujan tidak kehujanan.

Kalau naik motor: Kalau panas tidak kehujanan, kalau hujan tidak kepanasan.

Tuh terbukti ‘kan, naik mobil atau motor cuma beda tipis doang, yaitu cuma beda menyusun anak kalimatnya saja. Dan terbukti nya secara ilmiah lagi, lha itu ‘kan pakai rumus-rumus segala. Hayo ke sini in, mana itu uang semilyar Euro yang katanya mau dikasihkan kepada Om-G ?

Atau paling tidak, ngaku saja deh bahwa Om dan Tante ketipu sama Om-G! Iya ‘kan? Iya ‘kan? Setuju? Ya harus setuju!

Sudahlah, sudahlah... Pokoké sekian dulu dari Om-G ya. Dan inga-inga: Gak boleh berantem hanya gara-gara selera yang berbeda yaks. Titiks.

Salam hangat. Bonne nuit à tous.

Om-G.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun