Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Penyiapan Materi Presentasi untuk Sidang Skripsi

18 November 2016   16:01 Diperbarui: 18 November 2016   16:30 5906
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wisuda ITB, April 2016 (Sumber: www.fti.itb.ac.id)

Penyiapan Materi Presentasi Untuk Sidang Skripsi [Seri Penulisan Skripsi dan PersiapanSidang, Bag.dari 4]

Kalau Adik-adik [END–NOTE 1]mengikuti tulisan “Seri Penulisan Skripsi dan Persiapan Sidang” [END–NOTE 2] tyang Om-G posting berturut-turut dalam beberapa hari ini, ceritanya sekarang dokumen skripsi kita sudah beres nih... Nah agar semua yang penting-penting dan bagus-bagus dari skripsi kita diketahui dan diapresiasi oleh para penguji sidang (sehingga kita mendapat nilai “Tripple-A”[END–NOTE 3]), sekarang kita akan membahas tentang kiat-kiat menyiapkan materi presentasi untuk sidang skripsi ya...

Sebelumnya, yuk kita ngobrol tentang beberapa hal yang sering terjadi pada saat sidang, yang menurut pengamatan Om-G mah disebabkan karena kurangnya persiapan mengenai materi presentasi/materi sidang. Apa saja, sih? Ini beberapa diantaranya yang menurut Om-G penting, misalnya adalah:

  • Presentasi dilakukan dengan “full speed”a.k.a. terburu-buru...

“Ya bagaimana lagi atuh Om-G, yang harus dipresentasikan ‘kan banyak, sedangkan waktunya sedikit...”. Kalau Om-G menduga-duga, bahan presentasinya banyak karena memang materi yang penting-penting nya juga banyak. Iya, ‘kan? Ya iya lah... skripsi ‘kan tulisan ilmiah yang sarat akan hal-hal yang penting...

Masalahnya, kita boleh saja bilang begitu, tetapi di sisi lain, para penguji akan menganggap bahwa kita kurang menguasai permasalahan yang kita bahas dalam skripsi kita. Kenapa dianggap begitu? Dalam presentasi sidang, tentunya diharapkan bahwa dalam waktu yang terbatas kita bisa memaparkan skripsi kita dengan baik sehingga orang lain mengerti apa yang kita kaji. Tentunya karena waktu yang terbatas tadi, kita harus memilih hal-hal yang penting saja yang dipresentasikan.

“Lha kalau yang penting-pentingnya banyak, bagaimana Om-G? “  Ya harus kita pilih yang mana yang paling penting di antara yang penting-penting tadi, sedemikian sehingga bisa dipresentasikan dengan baik dalam durasi waktu yang tersedia.

Makanya kalau kita tidak bisa “memilih hal-hal yang lebih/paling penting di antara yang penting-penting”, kita akan dianggap tidak atau kurang menguasai permasalahan. Jelas ya..? Makanya pada bagian-2 dari serial tulisan ini, Om-G menyarankan untuk membuat makalah maksimum 10 halaman (dari 200 atau 300 halaman skripsi kita), sebagai latihan untuk “memilih hal-hal yang lebih/paling penting di antara yang penting-penting” tadi... [Malah Om-G sarankan bahwa kita pun berlatih membuat ringkasan skripsi kita menjadi 2-3 halaman (sebagai “executive summary”), dalam ¾ halaman (untuk “abstract”), dalam satu paragraf, dan bahkan dalam satu kalimat saja; di mana semuanya harus bisa menggambarkan skripsi kita, walaupun tentu saja dengan tingkat ke-detail-an yang berbeda-beda)].

  • Materi presentasi dipaparkan secara serial atawa sequential(halahapa sih istilahnya yang tepat, pokoke maksud Om- G adalah bahwa dengan cara ini kita cerita aja berturut-turut dari slide awal sampai akhir...). “Memangnya apa salahnya, sih, Om-G?“. Ya ndak ada salahnya sih, jika dan hanya jika yang mau diceritain cuma sedikit. Masalah terjadi kalau yang mau dipaparkan banyak tapi waktunya sedikit, seperti yang kita bahas pada bagian sebelumnya.

Lha kalau kita sudah “memilih hal-hal yang lebih/paling penting di antara yang penting-penting” berarti materi nya sudah sedikit dan mencukupi untuk waktu yang terbatas tadi dong, Om-G?“. Iya juga sih... tapi tetap ada masalah kalau presentasinya sequential mah: dengan waktu yang sedikit dan jumlah slide yang sedikit berarti paparan kita juga sedikit, sehingga besar kemungkinan para penguji (dan para hadirin) akan menyangka bahwa skripsi kita memang scope-nya kecil/sedikit. “Lalu bagaimana atuh Om-G?”.Ya ntar deh kita bahas...

  • Materi yang disiapkan untuk sidang tidak tertata dengan baik sehingga pada saat menjawab pertanyaan, kalangkabutlah kita mencari slide yang sesuai untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penguji. Lalu kita cari naik-turun pada semua slides yang pada file powerpoint kita, begitu ‘kan, biasanya? Fyi, para penguji sering sebal lho melihat yang seperti ini, apalagi kalau waktu yang diperlukan untuk “mengaduk-aduk” tadi cukup lama, dan lagi-lagi kita, sebagai mahluk hidup yang menulis skripsi, disangka kurang menguasai masalah (padahal memang iya, hehehe...).

Bagaimana atuh cara menyiasatinya?“. Tenang Sodara-sodara, Om-G punya cara yang mujarab untuk mengatasinya, dengan cara yang sama dengan mengatasi masalah pada butir “b” di atas. Tunggu tanggal mainnya ya...

  • Tulisan terlalu kecil ukurannya. “Sampeyan iki niat ndak, sih? Presentasi kok tulisane cilik-cilik, bikin ndak bisa dibaca!”. Nah lo, disemprot sama para penguji... Ada beberapa kemungkinan: (1). Kita kurang menaruh perhatian akan hal itu, (2). Kita memang sengaja, agar penguji tidak dapat membacanya dengan rinci, trus supaya nggak nanya-nanya ke kita [Hus, menghayal! Memangnya para penguji jadi nggak bisa nanya hanya gara-gara tulisan yang kita tampilkan nggak terbaca? Yang ada mah kemungkinan mereka akan semakin galak...], (3). Tulisannya kecil-kecil karena yang kalimat ditampilkan juga panjang-panjang dan banyak [ini ada hubungannya dengan butir “a” pada bagian sebelumnya], dan (4). Tulisannya kecil-kecil karena berada dalam “flowchart”yang besar [yang sebelumnya mungkin kita bikin dengan Visio, misalnya, yang lalu kita copy-paste ke file Power Point dengan mengecilkan ukurannya habis-habisan. Kalau begini mah walaupun di Visio ukuran hurufnya adalah 32, misalnya, tetapi setelah di-copy_paste dan dikecilkan di Power Point, ukuran hurufnya mungkin menjadi setara dengan font-size 14...], dan (5). Menurut kita mah tulisannya sudah cukup besar kok, para penguji saja yang matanya sudah kurang awas... [Hah, kurang asem ‘kali kau... nanti kau juga akan mengalami hal yang sama kalau umurmu sudah kepala 5 atau 6..!].

Agaknya alasan-alasan di atas masuk akal semua ya? Halah alasan!!! Kalau sampeyan punya niat mah bisa kok diperbaiki...

  • Kontras antara tulisan dan latar belakang kurang baik. Bayangkan: misalnya tulisan hitam pada latar belakang biru tua! Asoynggak tuh? “Di layar monitor mah jelas kok, Om-G...”, atau “Kemungkinan harus dikalibrasidulu tuh Om-G, agar warna yang ditampilkan pada layar monitor sama dengan warna yang ke luar dari multimedia projector...”. Lha, trus yang salah siapa..? Jangan ngeles deh...
  • Foto yang yang ditampilkan ukurannya terlalu kecil, kurang tajam, terlalu terang/gelap, “blur”, atau anglepengambilan gambarnya kurang pas (mungkin diperlukan gambar close-up;atau sebaliknya, justru diperlukan gambar darijarak cukup jauh agar bisa menggambarkan keadaan di sekitar obyek utama, atau mungkin harus ditambah dengan pengambilan gambar dari kiri-dari kanan, dan sebagainya).
  • Seringkali kita sih sudah hafal banget singkatan dan/atau arti dari XXX, YYY, ZZZ dan sebagainya yang kita tampilkan pada file Power Point presentasi karena kita lah yang bikin skripsinya, dan seringkali hanya skripsi itulah satu-satunya yang kita openiselama bulan-bulan terakhir; tapi bagaimana dengan para Penguji?
  • Tidak diberi keterangan apakah gambar, tabel atau statementyang ditampilkan adalah teori, existing condition ataukah rekomendasi. Hasil penelitian kita sendiri ataukah hasil penelitian orang lain. Geje[END–NOTE 4]saja pokokemah...
  • Gambar, tabel atau statementyang merupakan kutipan dari orang lain ditampilkan tanpa menyertakan sumber/referensinya.
  • Kalimat pada materi yang dipresentasikan ditulis secara lengkap dan “dibacakan”pada saat sidang. “Lha memangnya apa salahnya ditulis lengkap, Om-G? ‘Kan bisa sangat membantu kita untuk tidak “mati kata”. Ini ‘kan sidang... bisa bikin kita demam panggung...”. Yoyoy juga sih, tapi tahukah Sodara-sodara bahwa dalam hal ini sodara secara implisit menganggap para hadirin (termasuk para Penguji) tidak bisa membaca, selain bahwa mereka mungkin akan menganggap bahwa sampeyan tidak menguasai masalah secara all-out sehingga terkesan tidak pede. Ini juga, bisa jadi, akan menyebabkan font-size yang kecil-kecil.

Ah kita sudahi dulu “daftar dosa”nya ya, yang penting ‘kan bagaimana membuat materi yang kinclong sehingga membuat presentasi kita juga menjadi kinclong bersinar menyilaukan mata. Yuk mari kita bahas satu demi satu...

  • Siapkan slides materi presentasi (misalnya dalam file Power Point) yang terpisah dari slides untuk penjelasan tambahan (untuk menjawab pertanyaan). Yang kita bahas pada point “1” ini hanya untuk slides materi presentasi ya, sedangkan penjelasan untuk slides tambahan akan kita bahas pada point berikutnya, ok? (supaya nggak keliru-keliru geetoo...).
  • Batasi jumlah slides presentasi pada 15 slides (atau maksimum banget, 20 slides, itu pun kalau waktu presentasi yang diberikan adalah 20 menit); ini pun termasuk “slide untuk halaman judul” dan “slide ucapan terima kasih”. Kenapa sedikit banget, Om-G? Lha kalau sampeyan mau mempresentasikan 50 atau 60 slides dalam waktu 15 menit, ya ndak mungkin toh? Itu pun pasti dengan pengucapan yang dilakukan dengan “full speed”a.k.a. terburu-buru seperti disebutkan dalam “daftar dosa” di atas; atau jangan-jangan sampeyan disuruh berhenti presentasi dan diminta langsung ke slide kesimpulan dan saran, padahal yang dipresentasikan baru bagian “pendahuluan”...
    • Walaupun jumlah slides dibatasi, ada “pakem” yang agaknya tidak boleh dilanggar yaitu bahwa slides materi yang harus ada pada presentasi sidang adalah: lembar judul, “Outline Presentasi”, latar belakang, tujuan penelitian, metodologi, hasil pengumpulan dan pengolahan data [plus rancangan desain sebagai solusi/improvement pada problem-based research],  analisis dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran.

Contoh slide tentang “Outline Presentasi” (Dokumen pribadi)
Contoh slide tentang “Outline Presentasi” (Dokumen pribadi)
Contoh slide tentang “Pendahuluan” (Dokumen pribadi)
Contoh slide tentang “Pendahuluan” (Dokumen pribadi)
Pakailah gambar, bagan, sketsa, flowchart, atau tabel untuk bisa menjelaskan lebih banyak hal dengan lebih sederhana dan lebih singkat.

Pada kasus tertentu, ini pun sering bisa dibuat lebih diringkas lagi tanpa mengurangi makna dan/atau kejelasannya. Misalnya Sampeyan menampilkan gambar meja kerja dengan dimensi tertentu sebagai rekomendasi. Alih-alih menambahi gambar tadi dengan kalimat penjelasan, misalnya, “Tinggi meja, yatu antara titik X dan Y pada gambar, adalah 78 cm”, lebih baik pada gambar tadi kita tambahkan garis antara titik X dan Y, lalu di atas garis tersebut kita tulis “78 cm”. Praktis, padat, jelas, iya toh?

  • Kecuali bila kita menampilkan “kalimat kutipan” [END–NOTE 5], alih-alih menggunakan kalimat lengkap, akan lebih baik bila kita menggunakan ”pointers” pada file Power Point kita sebagai pengganti kalimat lengkap tadi. Pointers yang dimaksudkan di sini adalah “kata kunci yang diperpanjang (extended keywords)”, yang mencakup semua hal penting secara ringkas.

Contoh “mengubah kalimat menjadi pointers”:

{Ini diambil dari Tugas Akhir/skripsi di Prodi Teknik Industri ITB (S1) berjudul “Kajian Tingkat Kematangan Penerapan Manajemen Risiko Menggunakan Frame Work Risk and Insurance Management Society di PT XXX RU-XXX di Kota XXX [END–NOTE 6]}.

Misalnya “Rumusan Masalahnya” dituliskan sebagi berikut (“dengan kalimat lengkap”):

Contoh slide “Rumusan Masalah” dengan menggunakan “kalimat lengkap” (Dokumen pribadi)
Contoh slide “Rumusan Masalah” dengan menggunakan “kalimat lengkap” (Dokumen pribadi)
Slide di atas kita ubah menjadi “slide dengan menggunakan pointers” sebagai berikut:

Contoh slide “Rumusan Masalah” dengan menggunakan “pointers” (Dokumen pribadi)
Contoh slide “Rumusan Masalah” dengan menggunakan “pointers” (Dokumen pribadi)
Nah bagaimana? Jauh lebih ringkas, ‘kan? Pada contoh di atas, kita mengubah jumlah kata pada “Rumusan Masalah” dari 48 kata  menjadi hanya 8 kata saja. Tentang kejelasan mengenai apa yang perlu disampaikan, dengan memakai bentuk bagan di atas (pada slide yang bawah), malahan “pesan” tersampaikan dengan lebih kuatdan lebih to the point.

Mungkin ada pertanyaan: “Lha Om-G, pada slide dengan menggunakan pointers di atas, para penguji ‘kan jadi tidak tahu, “kematangan” di situ tentang apa dan apa nama perusahaannya dan di mana?”.Ah Sampeyan iki, ngono yo ngono, ning ojo ngono gitu lho... Maksud “kematangan”di situ pastilah tentang penerapan manajemen risiko, dan tentang nama dan lokasi perusahaannya, ‘kan ada di judul... Iya, ‘kan? Hayo, mau ngomong opo menèh... Kalau judulnya tentang PT. XXX, pastilah isinya juga tentang hal-hal yang berkaitan dengan PT. XXX. Titik!

Juga, karena jumlah kata-katanya lebih sedikit, mestinya ukuran huruf (font size) juga bisa diperbesar sesuai keperluan. Trus, formatnya bisa kita buat dalam bentuk bagan seperti di atas. Dan juga, rasanya mah jadi lebih indah, ‘kan? Pokoke mah jadi lebih cihuy aja deh...

Misalnya ada pertanyaan lagi: “Om-G, kalau ditulisnya hanya pakai pointers gitu, nanti bagaimana cara ngomongnya?”. Sampeyan jangan mengada-ada lagi deh, ‘kan sebelum sidang mestinya kita siapkan scriptlengkap (berupa kalimat lengkap untuk diucapkan) yang kemudian harus kita hafalkan. Pasti tidak susah karena ‘kan kita juga punya “contekan” (tapi yang ini mah legal dan pasti diperbolehkan) yaitu poin-poin penting yang berupa pointers yang ada pada slidePower Point kita [END–NOTE 7].

Satu hal lagi, kita tidak lagi akan dituduh menganggap (secara implisit) bahwa para Penguji tidak bisa membaca (seperti dipaparkan pada butir ‘j’ di bagian agak awal dari tulisan ini), karena dengan pointers apa yang kita ucapkan merupakan elaborasi dari pointers yang kita tampilkan (dan kita tidak mengalami kesulitan karena sudah disiapkan dan dihafalkan...)

  • Untuk mengatasi waktu presentasi yang singkat tanpa mengurangi image tentang keluasan skripsi kita, sekaligus juga untuk memudahkan dan mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencari slide yang sesuai pada saat menjawab pertanyaan dari para Penguji, manfaatkanlah fasilitas “hyperlink”[END–NOTE 8]pada file Power Point kita [Fyi, buat yang belum tahu, dengan “hyperlink” ini kita tidak saja bisa terhubung dengan slide lain pada file Power Point yang sama, tetapi juga dengan file Power Point yang lain, dan bahkan dengan file berjenis lain (misalnya MsWord, Viso, Excell, dll.). Ini bisa kita manfaatkan sesuai keperluan kita].

Caranya begini, dunk...

Pada setiap “level”, bikin “big picture”nya (yang merupakan “isi” dari keseluruhan pada level yang bersangkutan), dengan hanya menuliskan “judul-judul”nya saja (ya semacam ”daftar isi” deh...), kemudian penjelasan lebih lanjut dari setiap ”judul” tadi bisa didapatkan dengan meng-klik “hyperlink” pada masing-masing judul.

Ah, rada susah nih menerangkannnya. Mendingan langsung dengan contoh saja yaks..?

Nih deh contohnya:

Misalnya pada “Outline Presentasi” yang isinya adalah Pendahuluan, Metodologi, Pengumpulan dan Pengolahan Data, dan seterusnya; maka yang ditulis pada file Power Point kita jangan langsung berikut penjelasannya, tetapi cukup “judul-judul” nya saja, yang disertai dengan “hyperlink” untuk masing-masing “judul’ tadi.

Maka slide “Outline Presentasi” kita kan diampilkan sebagai berikut:

Contoh slide “Outline Presentasi” dengan penambahan ““hyperlink”” (Dokumen pribadi)
Contoh slide “Outline Presentasi” dengan penambahan ““hyperlink”” (Dokumen pribadi)
Dengan tanda “i” (         ) pada masing-masing “judul” merupakan “hyperlink” untuk menuju ke penjelasan tentang judul yang bersangkutan.

Misalnya kita klik pada “Pendahuluan”. Jreng jreng...tampillah isi dari “Pendahuluan” tadi, yang misalnya adalah seperti pada gambar berikut ini:

Contoh slide “Pendahuluan” yang akan munculbila kita meng-klik ““hyperlink””yang berkesesuaian pada slide “Outline Presentasi”, di manapun slide “Pendahuluan” tadi ditempatkan. Karena di sini pun “Latar Belakang”, “Tujuan”dan seterusnya baru merupakan “judul”, yang perlu penjelasan lebih lanjut, maka pada masing-masing judul ini pun kita tambahkan ““hyperlink””.
Contoh slide “Pendahuluan” yang akan munculbila kita meng-klik ““hyperlink””yang berkesesuaian pada slide “Outline Presentasi”, di manapun slide “Pendahuluan” tadi ditempatkan. Karena di sini pun “Latar Belakang”, “Tujuan”dan seterusnya baru merupakan “judul”, yang perlu penjelasan lebih lanjut, maka pada masing-masing judul ini pun kita tambahkan ““hyperlink””.
Bisa saja ada saat kita meng-klik sebuah ““hyperlink””, isinya ada lebih dari satu slide. Ya ora opo-opo, memangnya napa? Biasa aja kalee... Hal demikian terus dilakukan sehingga misalnya keterhubungan antar slides adalah menjadi sebagai berikut:

Keterhubungan antar slide, yang dihubungkan dengan ““hyperlink”” (Dokumen pribadi)
Keterhubungan antar slide, yang dihubungkan dengan ““hyperlink”” (Dokumen pribadi)
Ngemeng-ngemeng, ada yang memperhatikan tanda “rumah”nggak pada gambar di atas? Itu adalah tanda “home” yang biasa digunakan untuk “kembali ke slide asalnya. Sedikit saran: gunakan tanda”home” ini untuk “naik satu level” saja ya...

Dengan menggunakan ““hyperlink””ini kita bisa menampilkan keseluruhan “judul” sebagai “big picture” pada masing-masing level sehingga para hadirin, termasuk para Penguji, mengetahui “big picture”nya tadi, walaupun misalnya karena keterbatasan waktu, tidak semua “judul” tadi kita “klik” untuk membukanya [yang tidak kita klik tadi mungkin saja ditanyakan oleh Penguji pada saat sesi tanya-jawab, ya ndak soal, tinggal kita klik saja di situ, toh waktu kita tidak lagi dibatasi 15 menit, karena sudah tidak lagi berada pada sesi “presentasi”.

Cara ini pun membuat kita tidak perlu lagi berpresentasi secara sequential, dengan akibat bahwa tidak semua bisa dipresentasikan  (karena waktu presentasi yang dibatasi 15 atau 20 menit), ataupun hanya mempresentasikan sebagian saja sehingga para Penguji akan mempunyai kesan bahwa skripsi kita hanya segitu (karena tidak semuanya bisa ditampilkan).

  • Please deh, jangan pelit-pelit tentang ukuran tulisan. Om-G menyarankan ukuran tulisan (font size) ini jangan kurang dari ukuran 24 Arial [ada font jenis tertentu yang ukurannya lebih kecil, jadi walaupun ukurannya sudah 24, tapi masih terlalu kecil]. Biasanya dengan ukuran seginisudah akan memadai dan bisa dibaca dengan jelas oleh para Penguji dan para hadirin lainnya [END-NOTE 9].

Dengan menuliskan hanya dalam bentuk pointers, seperti ada uraian sebelumnya, jumlah kata yang harus ditampilkan bisa jauh berkurang, sehingga tidak ada alasan untuk membuat font size nya kurang dari 24. Titik.

  • Bagaimana dengan flowchart, misalnya untuk metodologi, yang biasanya banyak kotak-kotaknya, sehingga sah saja ‘kan, kalau font size nya kurang dari 24? No way, Sodara jangan mengada-ada! Kalau flowchartnya kita bikin per level (atau per layer), lalu kalau perlu penjelasan lebih lanjut mengenai poin tertentu, lha kita tinggal memakai “hyperlink”seperti pada penjelasan sebelumnya.

Catatan: walaupun dengan versi Power Point yang sekarang kita bisa membuat animasi naik-turun yang melebihi ukuran halaman slide, tapi Om-G mah tidak menyarankan cara ini, karena akan menjaditidak jelas bila slide yang bersangkutan kita print untuk keperluan diberikan kepada para Penguji nanti.

  • Lebih baik membuat flowchartlangsung pada file Power Point. Jangan misalnya membuat flowchartdengan Visio yang kemudian di-copy paste ke slide Power Point, sambil, biasanya diperkecil habis-habisan,sehingga ukuran huruf yang tadinya 32 misalnya bisa menjadi hanya seukuran font 12 ata 14.Daripada begitu mah, lebih baik kta hyperlink-kan saja dengan file aslinya, yang kemudian bisa dinaik-turunkan sehingga sehingga semua bagian flowchart dapat ditampilkan dengan jelas, dengan ukuran huruf yang memadai.
  • Jangan semua huruf memakai huruf besar/kapital. Nggak bikin jelas kok, malah sebaliknya. Pada kata-kata tertentu yang ingin kita tonjolkan, boleh saja kita memakai huruf besar semua pada kata yang bersangkutan, tapi jangan pada semuanya memakai huruf besar.
  • Idem, jangan pelit-pelit dengan ukuran foto atau gambar. Janganlah dalam satu slide terdapat beberapa foto. Cukup satu, dan kalau perlu menampilkan beberapa foto, ‘kan bisa ditampilkan pada slide berikutnya. Iya nggak?
  • Bagaimana dengan kontras? Antara tulisan dan latar belakang tentu saja harus kontras. Biasanya antara warna gelapdan warna terang. Adakalanya kita harus mengkalibrasi komputer dan atau multimedia projector yang kita pakai, karena kadang-kadang ada perbeda tampilan antara yang ada pada layar monitor dan yang ditampilkan oleh multimedia projector.
  • Bila kita menampilkan contoh-contoh kasus, yang mana saja yang kita tampilkan? Walaupun yang kita tampilkan dalam bentuk “judul” adalah semuanya (lihat penjelasan mengenai “hyperlink”), tetapi yang kita tampilkan rinciannya hendaknya adalah sesuatu yang paling menarik, paling penting, dan yang paling dikuasai (dan kalau bisa: yang tidak bersifat “debatable”). Prinsipnya adalah: jangan membangunkan macan tidur! Believe it or not: walaupun para Penguji sebelumnya sudah membaca berkas skripsi kita, tetapi akan banyak pertanyaan di seputar hal-hal yang dipresentasikan.
  • Bikin nomor halaman/nomor slide untuk masing-masing slide.
  • Pisahkan antara slide/materi untuk presentasi dan slide untuk menjawab pertanyaan (yang kita siapkan sebagai “lampiran”). Maksudnya adalah bahwa pada saat kita membuat print-out dari materi presentasi sidang kita (agar memudahkan bagi para Penguji bila mereka ingin bertanya tentang slide tertentu), maka yang di-print cukuplah 15 atau 20 slide presentasi itu saja, tidak perlu dengan slide lampirannya. Untuk mencapai slide pada lampiran mah mudah saja atuh, bikin saja “hyperlink” nya... jangan lupa, hafalkan “peta slide” kita, agar kita dengan cepat bisa menemukan slide yang kita cari (yaitu slide yang berhubungan dengan jawaban dari pertanyaan yang ditanyakan oleh Penguji).
  • Bagaimana dengan animasi pada slide? Boleh saja, tapi jangan “lebay”!Ingat bahwa bahwa acara sidang skripsi adalah acara yang bersifat formal.
  • Dan, last but not least, kalau memungkinkan mah perhatikan juga masalah estetika atawa keindahan pada slide-slide yang kita tampilkan ya...

Seperti biasa, jangan lupa untuk membuat back-up fileya... yang kemudian kita simpan di komputer yang berbeda, pada flashdisk, kita simpan di google drive dan kita kirim via e-mail agar dengan mudah dapat kita ambil kembali kalau “terjadi apa-apa” dengan komputer kita.

Sekian dulu dari Om-G ya... Sampai jumpa di bagian 4 dari seri tulisan ini.  Mudah-mudaahan memberi manfaat.

Salam untuk semuanya. Selamat berjuang!

Bon travail et bon courage.

Om-G.

[Kompasiana.com/Om-G].

NB:

Ini mah seandainya saja seri tulisan ini kepake, silakan di-sharing. Tetapi kalau boleh minta tolong, akan merupakan kehormatan bagi Om-G, bila Om, Tante atau Adik-adik mau menyebutkan sumber dan link  tulisannya. Rasanya ini bukan masalah besar ‘kan ya..? Matur suwun sanget. Turima kasi gozaimas. Merci beaucoup en avance.

END-NOTE 1:

Asumsinya yang membaca tulisan ini adalah adik-adik mahasiswa... Wah kalau Om dan Tante Dosen ada yang ikutan baca juga, ini merupakan kehormatan yang sangat besar bagi Om-G, mudah-mudahan ada manfaatnya ya..., kita sharing-sharing saja yuk...

END-NOTE 2:

Karena cukup kompleks, pembahasan tentang penulisan skripsi dan penyiapan sidang sarjana ini agaknya bisa panjang sekali, yang kalau diringkas “habis-habisan” nanti dikuatirkan malah menjadi tidak “operationable” atawa tidak “imple­mentable”. Lha jadi tidak berguna dong...

Untuk itu, Om-G memilih untuk menulisnya dengan selengkap mungkin (sebisanya Om-G, tentu saja...). Tetapi agar masing-masingnya tidak terlalu panjang, Om-G membaginya dalam empat tulisan sebagai berikut yang diposting berturut-turut di kompasiana.com/Om-G:

  • Bagian 1: Cara Praktis Memulai Penulisan skripsi
  • Bagian 2: Penyiapan dokumen skripsi
  • Bagian 3: Penyiapan materi presentasi (untuk sidang skripsi)
  • Bagian 4: Penyiapan sidang skripsi

END-NOTE 3:

Di Program Studi Teknik Industri ITB, nilai “Tripple-A”ini merupakan nilai terbaik yang bisa dicapai oleh seorang mahasiswa, yang meliputi bukan saja dari nilai tulisan skripsinya, tetapi juga dari nilai presentasi skripsi dan jawaban-jawaban yang diberikan oleh mahasiswa dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan para penguji selama sidang skripsi dijalankan.

END-NOTE 4:

Untuk Om dan Tante yang ndak mudheng artiné “géjé”,ndak usah kuatir ya? Ini hanya mengindikasikan bahwa Om dan Tante memang sudah berbeda generasi dengan adik-adik mahasiswa kita, hehehe... So? Tanya saja anak ato keponakan kita, beres dah... Hehehe, bcanda ini mah Om dan Tante, bcanda... soalé tulisan ini ‘kan intinya adalah tentang sesuatu yang sriuz sehingga mungkin bisa bikin kening kita nyureng-nyureng,lha mbok sekali-sekali kita setel kendor napa?

END-NOTE 5:

Pada kalimat kutipan, mungkin lebih baik kita tampilkan utuh dan apa adanya...

END-NOTE 6:

Catatan: Pada TA/skripsi aslinya, “XXX” di sini berisi keterangan yang sesuai.

END-NOTE 7:

Silakan baca tulisan Om-G yang akan diposting di Kompasiana.com juga tentang “Seri Penulisan dan Sidang Skripsi bagian 4” mengenai “Penyiapan Sidang Skripsi”...

END-NOTE 8:

Barangkali ada yang belum tahu caranya “memasang” hyperlink? Ah, gampang-gampangan saja deh... Cara yang paling mudah adalah dengan bertanya kepada teman kita. Dalam 5 menit, kita pasti sudah bisa. Dijamin!

END-NOTE 9:

Please, remember this: adakalanya apa yang kita tampilkan hanya terlihat, tapi tidak terbaca. Lha ngapain sampeyan menampilkan sesuatu kalau tidak bisa dibaca!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun