Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Petunjuk Praktis Penyiapan Dokumen Skripsi Agar Kinclong

18 November 2016   14:29 Diperbarui: 18 November 2016   14:51 997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu sudut kampus ITB di Jalan Ganesha, Bandung

Ada kiat-kiat praktis lagi, Om-G ? Ada... Insya Allah Om-G mau tuliskan pada bagian 3 dan 4 pada episode yang akan datang ya... {mudah-mudahan bisa diposting pada hari ini juga atau besok atau lusa,,,}.

Beberapa saran untuk dilaksanakan:                                                                                        

  • Bila memungkinkan, berdisikusilah (berbimbinganlah) dengan Dosen Pembimbing paling tidak seminggu sekali, dan pada saat pelaksanaan bimbingan bawalah semua berkas dan apapun yang telah Anda lakukan sebelumnya. Termasuk bawalah berkas yang telah “dicoret-coret” pada saat bimbingan sebelumnya, dan tunjukkan koreksian dan progressyang telah Anda lakukan. [Jangan menyangka bahwa bahwa beliau ingat semuanya, karena kemungkinan anak bimbingan beliau ada banyak, ditambah dengan pekerjaan-pekerjaan beliau yang lainnya...]. Kalau kita juga membawa berkas yang versi lama, maka sang Pembimbing akan lebih mudah dan lebih cepat ingat lagi terhadap skripsi kita, termasuk bisa melihat saran-saran dari beliau berkenaan dengan tulisan kita yang didiskusikan pada saat bimbingan sebelumnya.
  • Jangan menyembunyikan sesuatu dari Pembimbing, apapun itu! Karena menurut Om-G sih lebih baik kita “babak belur” pada saat bimbingan daripada babak belurnya pada saat sidang sarjana. Bener nggak? Setuju ya..? Ya harus setuju! Pokoke harus! Termasuk, di benak Pembimbing mestinya ada ukuran tentang “volume”pekerjaan yang harus dilakukan dalam skripsi kita. “Volume” pekerjaan untuk thesis S2 mestinya lebih besar daripada “volume”untuk skripsi S1; dan “volume” untuk skripsi S1 mestinya lebih besar daripada “volume”untuk laporan kerja praktek...

Terus terang Om-G, sebagai pembimbing skripsi ataupun thesis, suka sebal juga pada para mahasiswa yang ingin volume yang “sesedikit mungkin”, dengan maksud agar skripsi atau thesisnya cepat selesai. “Kalau bisa, dua atau tiga bulan selesai, Pak...”, padahal waktu ditanya berapa jam yang bisa dia alokasikan untuk pengerjaan skripsinya, dia menjawab “Bisa deh dua atau tiga jam perhari, Pak...”.

Hah, dua atau tiga bulan gundulmu... (maaf). Apalagi dengan cuma mengalokasikan dua atau tiga jam per hari!

Lha, bikin skripsi itu, kalau mau bagus dan mau selesai dalam satu semester (memang “jatah”nya satu semester, ‘kan?), walaupun teori-nya mah skripsi itu barangkali hanya lima SKS, akan memerlukan paling tidak 10-12 jam per hari. [Jadi ingat dulu waktu Om-G bikin skripsi S1, selama satu semester Om-G tidur paling-paling dua jam sehari, dari Senin sampai Sabtu, dan menghadiahi diri dengan tidur tiga jam sehari pada hari Minggu; sehingga lebih kurang  per harinya mengalokasikan sekitar 20 jam untuk pengerjaan skripsi...].

Ingat lho, bikin skripsi (termasuk penelitiannya) itu merupakan kegiatan belajar-mengajar, yang jangan-jangan malah jauh lebih penting dari matakuliah-matakuliah biasa, karena di situ lah kita mencurahkan semua kesaktian kita... Jadi manfaatkanlah dengan sebaik-baiknya, termasuk dalam hal “menyadap” keahlian, keterampilan dan pengalaman sang Pembimbing skripsi [END-NOTE 4], sebagai latihan sebelum kita lulus dan mengerjakan semuanya sendiri... [kalau masih mahasiswa mah, kita melakukan kesalahan juga masih dianggap wajar, “yah namanya juga masih belajar...”.Tapi kalau kita sudah menyandang gelar sarjana, “tuntutan” kepada kita juga akan lain,menjadi lebih demanding... Percaya deh!].

Sebaliknya, ada pula sebagian (kecil) mahasiswa yang ingin scope penelitian yang terlalu besar, terlalu lebar dan/atau dalam, sehingga mungkin penelitiannya baru akan beres setelah tiga tahun. Lha ya nggak perlu gitu juga kalee... Makanya, diskusikan dengan Pembimbing...

  • Jangan ragu-ragu untuk melaporkan kepada Pembimbing kalau kita mengalami kesulitan apapun, baik itu dalam mengakses data dari perusahaan [END-NOTE 5], dalam melakukan proses perhitungan, dalam menghadapi “keanehan” hasil perhitungan, dalam melakukan analisis, dan lain-lain. Mestinya Pembimbing kita juga akan berusaha mencari solusi bersama-sama. Tapi ingat ya, Pembimbing tugasnya adalah membimbing, bukan mengerjakan skripsi dan penelitian kita! Mungkin beliau menyuruh kita untuk membaca makalah tertentu, belajar hal tertentu, dan lain sebagainya. Trus? Ya laksanakanlah petunjuk-petunjuknya!

Juga kita jangan kepingin disuapin! Misalnya kita merasa sudah menulis skripsi kita, padahal sebetulnya mah masih amburadul, baik substansinya maupun penyusunan kata-kata dan kalimatnya (“wording”), lalu pada saat bimbingan kita kepingin bahwa sang Pembimbing mengoreksi semua kalimat yang sudah kita buat! Kalau mengacu pada Bang Rhoma Irama, ini mah T-E-R-L-A-L-U !

  • Jangan memaksa Pembimbing kita agar kita cepat maju sidang. Kalau menurut beliau skripsi kita sudah layak untuk disidangkan, pasti deh kita disetujui untuk maju sidang. Tapi jangan maksa! Kalau masih bututatau masih ada yang salah, lebih baik kita perbaiki dulu; ngapain juga kita cepet-cepet sidang kalau hanya untuk babak belur pada saat sidang, ‘kan? Kalau pun untuk itu kita tidak bisa wisuda pada “kloter” terdekat, ya gak apa-apa lagee... toh walaupun kita belum diwisuda tapi kalau sudah lulus sidang mah ‘kan kita mendapat surat tanda lulus sementara, yang bisa kita pakai untuk melamar pekerjaan (atau kalau kita berwirausaha, ‘kan urusan akademis kita sudah selesai, jadi tidak lagi direcoki oleh urusan kuliah...).

Juga harus diingat bahwa skripsi kita itu merupakan masterpiece karya kita yang nantinya dibaca oleh adik-adik kelas kita, dan juga oleh orang lain karena akan ditaruh di perpustakaan. So, jangan malu-maluin karena skripsi kita yang butut  ya... Mendingan kita perbaiki dulu, paling-paling 1-2 bulan atau bahkan kurang dari itu, trus kita akan bangga karena skripsi kita yang kinclong, selain karena kita bangga karena mendapat nilai “Tripple-A”... Aamiin.

Sekian dulu dari Om-G ya... Sampai jumpa di bagian 3 dan 4 dari tulisan ini.  Salam untuk semuanya. Selamat berjuang!

Bon travail et bon courage.

Om-G.

[Kompasiana.com/Om-G].

NB:

Ini mah seandainya saja seri tulisan ini kepake, silakan di-sharing. Tetapi kalau boleh minta tolong, akan merupakan kehormatan bagi Om-G, bila Om, Tante atau Adik-adik mau menyebutkan sumber dan link  tulisannya. Rasanya ini bukan masalah besar ‘kan ya..? Matur suwun sanget. Turima kasi gozaimas. Merci beaucoup en avance.

{Catatan: di bawah ini adalah  "End-Note". Tadinya sih berupa "Foot note", lalu diubah menjadi  "End-Note", tapi karena pada saat diposting ke Kompasiana lalu menjadi link-link yang menggangu dan Om-G nggak ngerti (begini ini nih kalau masih gaptek... Ihiks...ihiks...), ya sudah, Om-G ubah lagi, seolah-olah menjadi "End-Note" betulan, padahal bukan... Mohon ampun ya...}.

 

END-NOTE 1:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun