Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbagai Cara Penanggulangan Masalah Panas Di Ruang Kerja Pabrik

29 Februari 2016   09:27 Diperbarui: 29 Februari 2016   10:14 2035
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 

Sekarang, bagaimana cara hitung-hitungannya agar  upaya kita dalam menanggulangi panas ini akan meningkatkan produktivitas? Yang itu tadi: penambahan output harus lebih besar daripa­da penambahan input, baru hal ini akan meningkatkan produktivitas. Dan agar lebih mudah, se­muanya kita perhitungkan saja dalam rupiah...

Apa saja, sih, penambahan input tadi?

Penambahan input ini meliputi biaya pembelian barang (plus pajak, biaya transportasi dll.), bi­aya pemasangan (biaya tukang, peralatan, kabel, saklar, dsb.), plus biaya operasional (misalnya biaya listrik) dan biaya maintenance-nya. Dalam hal ini perhitungkan pula durasi kemanfaatan­nya (berapa tahun kita bisa menikmati pemasangan fan atau lainnya itu).

Biaya totalnya, yaitu biaya investasi (yang hanya sekali) ditambahkan dengan biaya operasional dan maintenance selama durasi kemanfaatannya, merupakan penambahan input yang ditanyakan.

Misalkan biaya investasi = x rupiah, dan misalnya biaya operasional dan maintenance peralatan yang ber­kaitan dengan upaya penanggulangan panas ini = y rupiah/bulan, lalu dengan durasi kemanfaatan = 3 tahun, maka total penambahan input: z = x rupiah + (5x12x y rupiah) = (x + 60 y) rupiah.

Sekarang, apa saja sih unsur-unsur kenaikan output itu?

Kenaikan output diukur dari nilai penambahan jumlah output yang bagus (yang memenuhi spe­sifikasi), selama durasi kemanfaatan. Misalnya tadinya jumlah produksi adalah 1.000 unit per hari dengan prosentasi produk cacat 10%, sehingga jumlah produk yang memenuhi spesifikasi adalah 900 unit (yaitu 1000 – 10%x1000).

Setelah upaya penanggulangan panas dilakukan, mi­salnya jumlah produksi adalah 1.100 unit per hari dengan prosentasi produk cacat 5%, sehingga jumlah produk yang memenuhi spesifi­kasi adalah =  1100 – (5%x1100) = 1.045. Dari sini kita dapatkan bahwa kenaikan jumlah unit produk yang memenuhi spec adalah = 1045 – 900 = 145 unit, yang misalnya adalah senilai k rupiah (ini adalah angka per hari).

Bila jumlah hari kerja per tahun misalnya adalah 300 hari, maka nilai kenaikan output selama durasi kemanfataan adalah = 3x300x k rupiah = 900 k rupiah.

Nah kalau sudah begini mah kita tinggal membandingkan lebih besar mana antara penambahan input [yaitu sebesar (x + 60 y) rupiah] dan penambahan nilai output [yaitu sebesar 900 k rupiah]. Mudah, ‘kan?[3]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun