Mohon tunggu...
Herman R. Soetisna
Herman R. Soetisna Mohon Tunggu... -

Pelopor ergonomi industri terapan di Indonesia untuk peningkatan level K3, peningkatan produktivitas, peningkatan kualitas, dan peningkatan "quality of working life" ini -katanya- pernah bersekolah di Teknik Industri ITB, Université des Sciences Humaines de Strasbourg, dan Université Louis Pasteur, Strasbourg-France. Sekarang Om-G [G=Ganteng, hehehe jangan protes ya...], bekerja sebagai dosen di ITB dan Peneliti Senior di Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di ITB. Untuk yang ingin mengontak Om-G, silakan kirim e-mail via hermanrs@ti.itb.ac.id Wass, HrswG.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tinjauan Cost dan Benefit Untuk Upaya Peningkatan K3

9 September 2015   13:47 Diperbarui: 9 September 2015   14:58 6757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

A très bien tôt....

 

Wassalam,

Om-G.

 

[Kompasiana.com/Om-G].

 

[1] Ongkos-ongkos untuk Program Peningkatan K3 mah mudah sekali dihitung atuh, karena kita tinggal menjumlahkan pengeluaran-pengeluaran untk program ini, iya ‘kan? Yang belum tahu, silakan ngacung, hehehe...].

[2] Sedikit keterangan tambahan: Laboratorium Rekayasa Sistem Kerja dan Ergonomi di Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Bandung, telah sejak tahun 1972 menerapkan keilmuan ini di berbagai bidang dan berbagai jenis perusahaan dalam upaya untuk meningkatkan produktivitas dan K3 di bidang-bidang tersebut, misalnya di pelabuhan laut, pelabuhan udara, perusahaan penerbangan, aktivitas pertambangan (batubara, nikel, ...), perbankan, stasiun televisi, perkantoran, perdagangan retail, oil & gas refinery, perlalulintasan, industri manufaktur kecil-menengah-besar, industri tekstil dan produk tekstil, industri kontinu, industri kecil tradisonal (pabrik tahu, roti, kerupuk, genteng,…), pabrik tepung, pabrik pupuk, dan sebagainya].

[3] Penghematan dalam artian karena berhasil menghindari biaya atau pengeluaran yang lebih besar

[4] Sering terjadi, nama baik atau image perusahaan ini sedemikian pentingnya, sehingga bila nama perusahaan sudah “tercoreng” karena masalah K3 ini (terutama bila menyangkut fatality), maka perusahaan akan mengalami kesulitan yang amat sangat untuk memasarkan produk atau jasanya. Pada bidang-bidang usaha tertentu, antara lain karena dipersyaratkan oleh perusahaan pembeli produk atau pengguna jasa perusahaan, diperlukan suatu audit K3 oleh pihak ke 3 yang independent sebagai bentuk “akreditasi” bahwa perusahaan tersebut sudah mempunyai kondisi K3 yang baik. Seorang Direktur Utama sebuah perusahaan bahkan pernah mengatakan kepada Om-G bahwa “Om-G, di perusahaan kami ini ada tiga hal yang terpenting, yaitu Safety, Safety, dan Safety”...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun