Mohon tunggu...
Laras Novia
Laras Novia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Tuhan, Aku Benci Mereka

29 Juli 2017   12:53 Diperbarui: 29 Juli 2017   12:55 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya terlahir sebagai gadis dengan fisik normal, tetapi mengapa mereka menganggap saya lemah tidak dapat diandalkan, saya tidak dapat melakukan apa yang mereka lakukan. saya selalu dijadikan bahan bekas, mereka yang mendekati mereka juga yang mengkhianati, tetapi saya tidak pernah kapok walaupun dikhianati berkali-kali saya tetap bersikap baik-baik saja karena ingin mendapatkan seorang teman.

Sejak dari kecil kehidupan saya tidak pernah seceria mereka mengapa saya sulit tersenyum dan sulit mendapatkan apa yang saya inginkan, saya merasa berbeda dan berfikir untuk apa saya ada, untuk apa dilahirkan dan untuk apa di sekolahkan. Ketika di sekolah saya tidak dapat menyesuaikan diri di lingkungan baru, karena hidup bersosial itu sangat sulit untuk saya, saya tidak dapat memulai pembicaraan ketika diajak berbicara bersuara monoton dan wajah sulit berekspresi, apa yang harus saya lakukan! Mereka tidak menyukai saya, saya takut dengan orang-orang baru. Sebenarnya saya takut keramaian, karena itu saya tidak pernah keluar rumah kecuali sekolah, bukan hanya itu saja, ketika di luar rumah kesialan selalu menyertai, baik di sekolah bahkan di halaman rumah. 

Di halaman sendiri pernah terkena kotoran burung ketika sedang mengerjakan tugas sekolah. 

Di SMP saya pernah kehilangan sepatu empat kali baik sepasang maupun sebelah. 

Di kelas ketika sedang menunduk dipukul kepala dengan keras oleh Pak guru tanpa diketahui penyebabnya. 

Ibu guru sedang membicarakan arti gumam teman sekelas menunjuk kearah saya jika suara saya bergumam padahal mereka tidak tahu artinya, lalu guru itu berbincang dengan saya menyebut saya autis dan mempunyai kehidupan sendiri dan menyuruh membiarkan saya sendirian, guru itu adalah guru yang pernah mempermalukan saya di hadapan kakak kelas karena saya salah masuk kelas. 

Saya mempunyai nilai yang paling tinggi dalam suatu pelajaran mereka marah dan mencari-cari kesalahan dengan mengambil ponsel saya tanpa meminta izin lalu mereka menemukan rahasia saya. 

saya mendapat nilai seratus dalam mengarang mereka kaget dan tidak percaya. 

Belum lama ini saat UKK (ujian kenaikan kelas) kartu ujian saya tidak dibagikan sedangkan teman sudah punya, lalu ibu saya datang ke sekolah karena masalah keuangan sudah lunas dan guru sudah memastikan bahwa kartu ujian sudah diberikan ke ketua murid dan setelah di periksa kartu ujian saya hilang, akhirnya ibu saya di berikan kartu ujian cadangan oleh guru. 

Setelah ujian tiba ketua murid baru memberikan kartu milik saya ketika ujian akan dimulai tanpa sepatah kata dia pergi "aneh sekali", siapa yang menyembunyikan kartu ujian saya, apa dia bingung mengapa saya tidak dikeluarkan "hanya Tuhan dan dia yang tahu". 

Saya baru naik ke kelas dua SMA dan satu bangku dengan teman yang saya anggap baik tetapi dua hari saya tidak sekolah dikarenakan demam tinggi dua hari kemudian saya sekolah dan memakai sepatu lama karena saya malu mengenakan sesuatu yang baru, saat bersalaman dengan guru-guru, pak guru itu membicarakan tentang tampilan sepatu saya yang sudah luntur dan usang tiba-tiba semua orang tertawa "saya malu sekali" menyesal sepatu baru saya tidak di pakai. Saat sampai di kelas sudah ada guru, melihat ke arah bangku saya kenapa ditempati orang lain dan saya di tarik Billa(nama samaran) untuk duduk di bangkunya, pantas saja duduknya sendiri karena orangnya jorok dan suka kentut lalu saya menanyakan teman sebangku saya kepada billa, dia menunjuk dan melihat kearah itu ternyata dia sebangku bersama orang lain dasar "pembohong, pengkhianat" padahal saya orang pertama yang ia kenal dia yang menginginkan sebangku dengan saya, dia tidak menanyakan apapun tentang saya padahal saya yang selalu membantunya dan menemaninya dikala sakit. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun