Mohon tunggu...
Olvia Safitri
Olvia Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Voli

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Teori belajar sosial Albert bandura

18 Januari 2025   20:52 Diperbarui: 18 Januari 2025   20:52 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Teori Belajar Sosial yang dikembangkan oleh Albert Bandura merupakan salah satu teori psikologi paling berpengaruh yang menjelaskan bagaimana manusia belajar melalui pengamatan, imitasi, dan interaksi sosial. Bandura berpendapat bahwa belajar tidak hanya terjadi melalui pengalaman langsung, seperti yang diajarkan dalam teori behaviorisme tradisional, tetapi juga melalui observasi terhadap perilaku orang lain dan konsekuensi yang mereka terima.

---

1. Pengertian Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial (Social Learning Theory) menyatakan bahwa manusia dapat belajar dengan mengamati orang lain, baik dalam lingkungan langsung maupun melalui media simbolik seperti buku, film, atau video. Proses pembelajaran ini tidak hanya bergantung pada pengalaman langsung, tetapi juga pada interaksi sosial dan pengaruh lingkungan.

Menurut Bandura, belajar melalui observasi memungkinkan manusia untuk memahami perilaku baru, tanpa harus mengalami langsung risiko atau konsekuensi dari tindakan tersebut. Teori ini sangat relevan dalam berbagai konteks, termasuk pendidikan, pengasuhan anak, pelatihan kerja, dan psikoterapi.

---

2. Konsep Utama dalam Teori Belajar Sosial

a. Observational Learning (Belajar Melalui Observasi)

Observational learning adalah proses di mana seseorang mempelajari perilaku, sikap, atau keterampilan dengan mengamati orang lain (disebut model). Proses ini memungkinkan pembelajaran terjadi secara tidak langsung. Misalnya, seorang anak dapat belajar sopan santun dengan melihat orang tuanya berperilaku sopan terhadap orang lain.

b. Modeling

Modeling adalah proses meniru perilaku yang diamati dari model. Model ini dapat berupa:

1. Model langsung: Orang yang diamati secara langsung, seperti orang tua, guru, atau teman.

2. Model simbolik: Tokoh dalam media, seperti karakter dalam film atau buku.

3. Model verbal: Penjelasan atau instruksi yang diberikan secara lisan.

Bandura menekankan bahwa tidak semua perilaku yang diamati akan ditiru. Ada faktor-faktor tertentu yang menentukan apakah seseorang akan meniru model, seperti relevansi perilaku, daya tarik model, dan konsekuensi yang diamati.

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar Melalui Observasi

Menurut Bandura, ada empat elemen utama yang memengaruhi efektivitas belajar melalui observasi:

1. Perhatian (Attention):
Seseorang harus fokus pada perilaku model. Hal ini dipengaruhi oleh daya tarik model, relevansi perilaku, dan hubungan emosional dengan model.

2. Retensi (Retention):
Individu harus mampu mengingat perilaku yang diamati. Ini melibatkan proses pengkodean informasi dalam bentuk visual atau verbal.

3. Reproduksi (Reproduction):
Individu harus memiliki kemampuan fisik dan mental untuk mereproduksi perilaku yang diamati.

4. Motivasi (Motivation):
Motivasi adalah kunci untuk meniru perilaku. Seseorang cenderung meniru perilaku jika mereka percaya bahwa perilaku tersebut akan menghasilkan konsekuensi positif.

d. Penguatan dan Hukuman

Bandura menjelaskan bahwa penguatan dan hukuman memengaruhi apakah seseorang akan meniru perilaku yang diamati:

Penguatan langsung: Individu menerima hadiah setelah meniru perilaku.

Penguatan vikarius: Individu termotivasi untuk meniru perilaku setelah melihat model menerima penghargaan.

Hukuman vikarius: Individu menghindari meniru perilaku setelah melihat model menerima hukuman.

---

3. Eksperimen "Bobo Doll"

Eksperimen Bandura yang terkenal, Bobo Doll Experiment (1961), menunjukkan bagaimana anak-anak belajar melalui observasi:

Dalam eksperimen ini, anak-anak dibagi menjadi tiga kelompok. Masing-masing kelompok menyaksikan model dewasa yang memperlakukan boneka Bobo dengan cara berbeda: agresif, tidak agresif, dan netral.

Hasilnya menunjukkan bahwa anak-anak yang mengamati perilaku agresif cenderung meniru perilaku tersebut, sementara anak-anak yang mengamati model netral atau tidak agresif menunjukkan sedikit atau tidak ada perilaku agresif.

Eksperimen ini membuktikan bahwa perilaku dapat dipelajari melalui observasi, bahkan tanpa penguatan langsung.

---

4. Implikasi Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial memiliki aplikasi luas di berbagai bidang, antara lain:

a. Pendidikan

Guru dapat menjadi model positif dengan menunjukkan perilaku yang diinginkan.

Penggunaan video atau simulasi dapat membantu siswa belajar melalui observasi.

b. Pengasuhan Anak

Orang tua dapat membentuk perilaku anak dengan memberikan contoh yang baik, karena anak cenderung meniru apa yang mereka lihat.

c. Psikologi dan Terapi

Terapis menggunakan model perilaku untuk membantu klien mengatasi masalah, seperti kecemasan atau fobia.

d. Media

Bandura menunjukkan bahwa media memiliki pengaruh besar pada perilaku manusia, terutama anak-anak. Paparan terhadap kekerasan di media dapat mendorong perilaku agresif.

---

5. Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Sosial

Kelebihan:

Menjelaskan bagaimana perilaku dipengaruhi oleh lingkungan sosial.

Menekankan pentingnya peran model dalam pembelajaran.

Relevan untuk memahami pengaruh media dan budaya.

Kekurangan:

Tidak selalu menjelaskan bagaimana perilaku baru dipelajari tanpa adanya model.

Kurang menekankan pada peran faktor biologis dalam pembelajaran.

---

6. Kesimpulan

Teori belajar sosial Albert Bandura menekankan bahwa pembelajaran terjadi melalui observasi, modeling, dan interaksi sosial. Teori ini mengubah cara pandang kita tentang pembelajaran dengan menunjukkan bahwa pengalaman langsung bukanlah satu-satunya cara untuk belajar. Dengan memahami teori ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pembelajaran positif dalam pendidikan, keluarga, dan masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun