Mohon tunggu...
Olvia Safitri
Olvia Safitri Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Voli

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Teori Perkembagan Sosial yang Dikemukakan oleh Lev Vygotsky dan Jean Piagnet

28 Oktober 2024   08:10 Diperbarui: 28 Oktober 2024   08:21 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Teori perkembangan sosial yang dikemukakan oleh Lev Vygotsky dan Jean Piaget adalah dua pendekatan utama dalam psikologi perkembangan yang menawarkan pandangan berbeda tentang bagaimana anak-anak belajar dan tumbuh secara sosial serta kognitif. Meskipun keduanya berfokus pada perkembangan anak, pendekatan dan penekanannya cukup berbeda.

Teori Perkembangan Kognitif Jean Piaget

Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss yang terkenal dengan teorinya tentang perkembangan kognitif anak-anak. Ia percaya bahwa perkembangan kognitif terjadi dalam tahap-tahap yang jelas dan berurutan, dan bahwa anak-anak membangun pemahaman dunia mereka melalui interaksi langsung dengan lingkungan mereka. Menurut Piaget, perkembangan intelektual anak terjadi melalui serangkaian empat tahap, yaitu:

1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak belajar tentang dunia melalui pengalaman sensorik dan manipulasi fisik objek. Mereka belum memiliki konsep tentang permanensi objek (bahwa objek terus ada bahkan ketika mereka tidak melihatnya). Namun, pada akhir tahap ini, anak-anak mulai mengembangkan pemahaman ini.

2. Tahap Praoperasional (2-7 tahun)

Anak-anak mulai menggunakan simbol-simbol seperti kata-kata dan gambar untuk mewakili objek, tetapi mereka masih kesulitan memahami konsep logis. Mereka juga cenderung egosentris, artinya mereka sulit memahami perspektif orang lain. Pemikiran mereka pada tahap ini lebih intuitif daripada logis.

3. Tahap Operasional Konkret (7-11 tahun)

Pada tahap ini, anak-anak mulai berpikir secara lebih logis dan sistematis tentang objek dan peristiwa yang nyata dan konkret. Mereka mulai memahami konsep konservasi (bahwa kuantitas suatu objek tidak berubah meskipun bentuknya berubah), dan mereka dapat melakukan operasi mental, tetapi hanya pada objek konkret yang dapat mereka lihat atau sentuh.

4. Tahap Operasional Formal (12 tahun ke atas)

Di tahap ini, kemampuan berpikir abstrak dan logis mulai berkembang. Anak-anak mampu berpikir secara hipotesis dan menggunakan pemikiran deduktif. Mereka dapat memecahkan masalah dengan memikirkan berbagai kemungkinan dan mengeksplorasi solusi yang berbeda.

Piaget menekankan bahwa anak-anak adalah "ilmuwan kecil" yang secara aktif membangun pemahaman mereka tentang dunia melalui eksplorasi dan pengalaman langsung. Menurutnya, perkembangan kognitif anak-anak lebih bergantung pada interaksi mereka dengan objek daripada dengan orang lain. Piaget percaya bahwa belajar adalah proses yang individual dan bahwa interaksi sosial hanya memainkan peran terbatas dalam perkembangan kognitif.

Teori Perkembangan Sosial Lev Vygotsky

Sementara Piaget menekankan peran eksplorasi individu, Lev Vygotsky, seorang psikolog Rusia, menekankan pentingnya interaksi sosial dalam perkembangan kognitif anak. Menurut Vygotsky, perkembangan kognitif dan sosial anak tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana mereka tumbuh. Pandangan Vygotsky sering disebut sebagai teori sosiokultural karena ia menekankan peran budaya, bahasa, dan interaksi sosial dalam perkembangan anak.

Beberapa konsep kunci dalam teori Vygotsky antara lain:

1. Zona Perkembangan Proksimal (ZPD)

Ini adalah konsep inti dalam teori Vygotsky. ZPD mengacu pada jarak antara apa yang dapat dilakukan anak secara mandiri dan apa yang dapat mereka capai dengan bantuan dari orang dewasa atau teman sebaya yang lebih terampil. Menurut Vygotsky, interaksi sosial dengan orang lain, seperti guru atau teman sebaya, memungkinkan anak-anak untuk belajar keterampilan dan konsep yang lebih kompleks daripada yang bisa mereka pelajari sendiri. Bantuan ini disebut scaffolding, di mana orang dewasa atau teman sebaya memberikan dukungan sampai anak mampu menyelesaikan tugas secara mandiri.

2. Pentingnya Bahasa

Vygotsky juga menekankan peran bahasa dalam perkembangan kognitif. Menurutnya, bahasa tidak hanya sebagai alat komunikasi tetapi juga sebagai alat berpikir. Anak-anak awalnya menggunakan bahasa untuk berinteraksi dengan orang lain, tetapi seiring waktu, bahasa menjadi alat untuk mengarahkan pikiran mereka sendiri. Proses ini disebut internalisasi, di mana anak-anak menginternalisasi percakapan sosial menjadi percakapan batin yang mereka gunakan untuk berpikir dan memecahkan masalah.

3. Interaksi Sosial dan Budaya

Bagi Vygotsky, perkembangan anak tidak dapat dipisahkan dari konteks sosial dan budaya di mana mereka hidup. Setiap budaya memiliki alat-alat, nilai-nilai, dan praktik yang unik yang membantu membentuk cara berpikir dan belajar anak. Oleh karena itu, perkembangan kognitif anak-anak berbeda-beda di setiap budaya karena mereka terpapar pada pengalaman sosial yang berbeda. Interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih berpengalaman sangat penting dalam membantu anak-anak memahami budaya mereka dan membangun pengetahuan baru.

Perbandingan antara Piaget dan Vygotsky

Meskipun Piaget dan Vygotsky sama-sama tertarik pada perkembangan anak, ada beberapa perbedaan mendasar dalam pendekatan mereka. Pertama, Piaget melihat perkembangan kognitif sebagai proses yang terjadi dalam tahap-tahap yang jelas dan berurutan, sementara Vygotsky melihat perkembangan sebagai proses yang lebih kontinu, dipengaruhi oleh interaksi sosial dan budaya. Piaget lebih menekankan pentingnya eksplorasi individu, sementara Vygotsky menekankan pentingnya interaksi sosial.

Selain itu, Piaget percaya bahwa anak-anak harus belajar secara mandiri dan bahwa perkembangan terjadi melalui konstruksi aktif mereka terhadap dunia. Sebaliknya, Vygotsky berpendapat bahwa anak-anak belajar melalui interaksi dengan orang lain yang lebih berpengalaman dan bahwa perkembangan terjadi melalui proses sosial.

Kedua teori ini menawarkan wawasan yang berharga tentang bagaimana anak-anak belajar dan berkembang. Sementara teori Piaget membantu kita memahami perkembangan kognitif individu, teori Vygotsky menyoroti pentingnya konteks sosial dan budaya dalam membentuk pemikiran dan perilaku anak. Dalam praktiknya, keduanya sering digunakan secara komplementer untuk membantu mendukung perkembangan anak dalam konteks pendidikan dan pembelajaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun