Mohon tunggu...
Olvia Nursaadah
Olvia Nursaadah Mohon Tunggu... Lainnya - Writer

Meneliti, Mengabdi, Mengajar. Hobi: Nonton badminton, sepak bola, voly, baca, dan nulis apapun itu.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Peran Kader PKK dalam Mencapai Kesehatan Mental Masyarakat

16 Oktober 2023   14:28 Diperbarui: 16 Oktober 2023   14:31 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tahun 2018 menjadi tahun luar biasa bagi saya dan 13 teman saya ketika kami ditugaskan KKN ke sebuah Desa di Kabupaten Bandung Barat.

Diantara program-program KKN yang kami jalankan dengan melibatkan masyarakat dan aparatur Desa, saya pribadi memiliki satu kesan yang cukup mendalam terhadap peran Kader PKK di Desa tersebut. Menurut penilaian saya dan teman-teman Kader PKK lebih mengetahui seluk beluk Desa dengan segenap masalah dan potensinya juga dekat dengan masyarakat.

Seperti Kader PKK pada umumnya Kader PKK di Desa tempat kami menjalankan program KKN memiliki tugas dan fungsi yang sama. Namun ada hal menarik yang dilakukan Kader PKK di Desa tempat kami KKN, yaitu Kader PKK turut aktif dalam upaya meningkatkan kesehatan mental masyarakat.

Kader PKK di Desa tersebut bekerjasama dengan dokter spesialis jiwa dari rumah sakit terdekat dengan Desa untuk melakukan pemeriksaan kejiwaan secara berkala, khususnya bagi warga yang memiliki riwayat gangguan mental. Sayangnya tidak semua keluarga yang memiliki anggota keluarga penyandang gangguan mental bersedia untuk menjalani perawatan dengan dokter ahlinya.

Kader PKK di Desa tersebut pun dengan senang hati mengantar warga penyandang gangguan mental untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Program bantuan untuk perawatan penyandang gangguan mental yang kala itu masaih minim membuat para Kader PKK urunan uang untuk biaya menyawa mobil jika saat itu ambulance sedang digunakan kepentingan lain, untuk bensin, sopir, dan makan.

Para Kader PKK pun menjadi perpanjangan tangan dokter untuk memantau secara berkala dengan pasien dan keluarganya. Di Desa tersebut beberapa orang yang menyandang gangguan mental berasal dari keluarga kurang mampu dan tidak memiliki alat komunikasi. Biasanya salah satu Kader PKK mengunjungi rumah-rumah warga penyandang disabilitas setiap satu pekan sekali.

Kegiatan mendampingi warga penyandang gangguan mental bermula dari salah seorang Kader PKK beberapa tahun lalu tidak sengaja melihat ada orang yang berteriak-teriak disebuah saung pinggir perkebunan, setelah didekati ternyata ada orang yang tangan dan kakinya diikat, pakaian dan rambutnya kumal. Setelah ditelusuri ternyata orang tersebut salah seorang warga Desa yang mengalami gangguan mental kemudian dipasung dekat perkebunan oleh keluarganya karena sering mengamuk dan merusak barang-barang.

Merasa tergerak hatinya untuk membantu Kader PKK tersebut bersama rekan-rekannya yang lain melapor ke Kades, kemudian menghubungi dokter puskesmas terdekat untuk menangani permasalahan tersebut. Setelah ditelusuri mendalam bukan hanya satu orang warga yang mengalami gangguan mental, melainkan lebih dari lima orang.

Selain itu salah satu Kader PKK kerap menjadi tempat curhat yang nyaman bagi siswa-siswa yang bersekolah disekitar Desa tersebut. Beliau kerap membuka rumahnya untuk menjadi tempat tongkrongan siswa-siswa sambil mendengarkan cerita-cerita mereka. Hal itu beliau lakukan sebagai upaya kecil agar anak merasa masih ada yang mau mendengar dan terhindar dari perilaku menyimpang yang kerap terjadi pada usia remaja.

Menurut saya dan teman-teman kelompok KKN apa yang dilakukan oleh Kader PKK di Desa tersebut sangat luar biasa. Ditengah banyak orang yang menjauhi orang-orang dengan gangguan mental mereka mendekat dan membantu untuk memulihkan kondisi mental penyandang gangguan mental tersebut. Begitu juga dengan Kader PKK yang dengan senang hati membuka pekarangan rumah untuk dijadikan tempat berkumpul anak-anak sekolah dan mendengarkan cerita keluh kesah mereka menjadi sebuah tindakan yang patut diapreasiasi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun