Mohon tunggu...
Oloan Hutagalung
Oloan Hutagalung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Mahasiswa

Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Mahasiswa MSIB Universitas Jambi Sukses Meningkatkan Produktivitas Jagung Di Sulteng, Bersama Edu Farmers International (Bertani Untuk Negeri).

24 Januari 2025   10:50 Diperbarui: 24 Januari 2025   11:14 162
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Mahasiwa bersama Pimpinan Bertani Untuk Negeri

Kegiatan magang merdeka bersama Edu Farmers International program BUN (Bertani Untuk Negeri) mempunyai misi utama untuk meningkatkan pengetahuan para petani dampingan, memperbaiki manajemen operasional dan budidaya yang diterapkan pada usaha tani, hingga akhirnya dapat meningkatkan produktivitas dari petani dampingan. Dalam melaksanakan kinerja dan tupoksi di lapangan mahasiswa/ Farmers Development Associate (FDA) tentunya didampingi oleh mentor/ Field Facilitator (FF) yang di fasilitasi oleh pihak Edufarmers.Yayasan Edu Farmers International merupakan sebuah organisasi non-profit yang berdiri sejak tahun 2015 untuk mengembangkan petani dan pemuda di Indonesia. BUN berkomitmen untuk memberikan dampak positif bagi sektor agrikultur Indonesia.

Sektor agrikultur memegang peranan penting dalam meningkatkan perekonomian bangsa. Namun, isu agrikultur sering terlewatkan oleh masyarakat. Petani dan peternak di Indonesia menghadapi banyak tantangan, seperti akses terhadap sumber daya pertanian, akses terhadap teknologi, akses terhadap pasar, perubahan iklim dan bencana alam, serangan hama dan penyakit, hingga terbatasnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki. Edufarmers percaya bahwa upaya berkelanjutan untuk meningkatkan produktivitas petani melalui pendidikan adalah cara untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup mereka.

Gambar : Sekolah Lapang
Gambar : Sekolah Lapang

Melalui kedua kegiatan ini FFS dan Proyek Produktivitas saya berharap dapat memperdalam pemahaman tentang praktik pertanian berkelanjutan dan bagaimana cara mengimplementasikannya secara efektif di lapangan. Selain itu, pengalaman langsung dalam mendampingi petani akan memberikan wawasan berharga tentang tantangan yang mereka hadapi serta cara-cara inovatif untuk mengatasinya. Dengan fokus pada pengembangan keterampilan praktis dan pengetahuan teoritis, saya yakin bahwa kegiatan ini akan memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan produktivitas pertanian di Desa Lambara serta mendukung ketahanan pangan lokal. Ujar "Oloan Hutagalung"

Kegiatan pembuatan proyek produktivitas bersama petani di Desa Lambara merupakan langkah strategis untuk memberikan solusi konkret terhadap tantangan yang dihadapi oleh para petani, terutama dalam menekan pengeluaran dan meningkatkan hasil pertanian. Proyek ini melibatkan pengenalan dan penerapan berbagai produk pertanian alternatif yang ramah lingkungan, seperti Photosynthetic Bacteria (PSB), JADAM Microbial Solution, pupuk organik NPK cair, pestisida nabati dari daun pepaya, jarak, lantana cemara, serta penggunaan tempurung asap cair dan mikoriza.

Adapun Kegiatan yang di terapkan untuk meningkatkan produktivitas tanaman jagung bagi petani dampingan yang saya laksanakan antara lain:

1. Photosynthetic bacteria (PSB)

Pembuatan photosynthetic bacteria (PSB) Bersama Petani Dampingan
Pembuatan photosynthetic bacteria (PSB) Bersama Petani Dampingan

Bakteri fotosintesis atau photosynthetic bacteria (PSB) adalah bakteri autotrof yang bisa berfotosintesis dengan sendirinya. PSB punya pigmen Bakteriofil A atau B yang bisa memproduksi pigmen warna merah, hijau, hingga ungu untuk menangkap energi matahari yang digunakan sebagai bahan bakar fotosintesis. Bakteri fotosintetik memiliki vakuola berisi enzim untuk menambat CO2 bebas yg disebut Rubisco atau  ribulosa bipospat karboksilase. Enzim ini bertugas untuk mempermudah Ribulosa Bi Pospat atau RuBP dalam menangkap karbon dioksida bebas yang ada di udara dan kemudian mengubahnya menjadi senyawa organik.

Seperti halnya pada tumbuhan, maka bakteri fotosintetik juga melakukan reaksi penyusunan senyawa organik dari karbondioksida dengan memanfaatkan energi dari cahaya. Reaksinya akan dimulai dari reaksi terang yang melibatkan penangkapan energi cahaya menggunakan pigmen khusus yang kemudian prosesnya akan berlanjut pada penyusunan senyawa organik dari karbon dioksida.

Manfaat Photosynthetic bacteria (PSB) :

  • Membantu menstimulasi kekebalan tanaman dengan baik. Membuat batang dan daun yang kuat dan lebih tahan terhadap serangan opt.
  • Membantu menstimulasi pertumbuhan daun dalam proses terjadinya fotosintesis lebih baik.
  • Bila digunakan secara teratur dan terus menerus bisa mengurangi pemakaian pupuk kimia hingga 50% sehingga menurunkan biaya produksi
  • Jika PSB dikombinasi dengan pupuk hasil fermentasi/organik lainnya akan meningkatkan produktivitas dan meningkatkan kualitas pupuk.
  • Mempercepat pertumbuhan dan perkembangan tanaman jagung, memperbaiki buah lebih maksimal dalam proses jadinya. Dll

Cara Membuat photosynthetic bacteria (PSB) :

Alat dan Bahan :

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan PSB ialah (Air kolam ikan atau air hujan, Botol air mineral 1500 mL transparan, Telur 2 butir, Micin/penyedap rasa 2 sdm, Saos tiram (opsional) 2-4 sdm

Cara Membuat:

  • bahan 3-5 diaduk sampai rata, dan bersatu.
  • Isi air tidak sampai penuh pada botol air kemasan 1500 mL
  • Masukan hasil adukan 3-5 ke botol air kemasan 1500 mL
  • Jemur botol di terik matahari
  • Tunggu kurang lebih 2 Minggu, hingga PSB berwarna merah /ungu/hijau

2. Jadam Microbial Solution (JMS)

Pembuatan pupuk JADAM merupakan bagian dari implementasi teknologi Low External Input Sustainable Agriculture (LEISA) yang bertujuan untuk meningkatkan keberlanjutan pertanian dengan mengurangi ketergantungan pada input eksternal seperti pupuk kimia dan pestisida. Pelatihan ini dilakukan pada Kelompok Tani Padi Sawah sebagai upaya untuk memberikan pemahaman dan keterampilan praktis dalam pembuatan pupuk organik berbasis JADAM, yang merupakan salah satu metode pertanian organik, Hidayat, M. (2020).

JADAM merupakan singkatan dari 'Jayonul Damun Saramdul', yang berarti 'Orang yang menyukai alam'. Metode ini menggunakan bahan-bahan alami yang mudah ditemukan di lingkungan sekitar untuk membuat pupuk dan pestisida organik, sehingga biaya produksi bisa ditekan dan kelestarian lingkungan terjaga. Pelatihan ini diharapkan dapat membantu petani meningkatkan kesuburan tanah, meningkatkan hasil panen, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan, Santoso, D. (2021).

Gambar: Jadam Microbial Solution
Gambar: Jadam Microbial Solution

Berbagai penelitian mengindikasikan bahwa sebagian besar lahan pertanian intensif menurun produktivitasnya dan telah mengalami degradasi lahan data hasil penelitian yang dilakukan oleh balai penelitian tanah kementerian pertanian (2019) menunjukkan 66% tanah lahan pertania padi sawah termasuk dalam kategori rendah karbon dan kandungan c organik <2% sedangkan untuk memperoleh produktivitas yang optimal dibutuhkan karbon organik sekitar 2,5% sehingga ini membutikkan bahwa 70% sawah diindonesia memiliki bahan organik yang sangat rendah, oleh kerena itu pada kegitan pengabdian ini dengan menggunakan teknologi LEISA  menawarkan  solusi berkelanjutan dengan memanfaatkan sumber daya lokal dan meminimalkan penggunaan input, salah satu implementasi LEISA yang efektif adalah pelatihan pembuatan pupuk JADAM yang mana JADAM  MICROBIAL SOLUCTION merupakan sebuah larutan pupuk organik cair yang kaya akan nutrisi dan mampu meningkatkan kesuburan tanah. Pembuatan pupuk organik JADAM juga sangat mudah biaya dan bahan yang digunakan juga tergolong murah dan mudah, adapun yang diharapkan dari program pengabdian ini yaitu  untuk mengevaluasi efektivitas pelatihan pembuatan pupuk JADAM (implenetasi teknologi LEISA) pada kelompok tani Jagung desa Lambara.

Adapun alat dan bahan yang di gunakan pada pembuatan jadam microbial solution ialah (Ember, Pisau, Panci, Gayung, Kompor, sarung tangan, sendok, saringan, tali rafiah, garam kasar, kentang, serasah daun, air bersih).

Langkah-langkah pembuatan pupuk organik cair JADAM:

  • Dimulai dengan mengisi ember penuh dengan air (sekitar 10 liter) dan merebus satu buah kentang yang telah dipotong-potong.
  • Setelah itu, satu sendok garam kasar ditambahkan ke dalam air di ember dan diaduk hingga larut.
  • Serasah daun dimasukkan ke dalam sarung tangan bersama dengan batu sebagai pemberat, kemudian diikat dengan tali. Proses ini juga dilakukan untuk kentang.
  • Serasah dan kentang kemudian diremas dalam sarung tangan hingga mengeluarkan sari-sarinya.
  • Selanjutnya, sarung tangan yang berisi serasah dan kentang dimasukkan ke dalam ember dengan ujung tali diikatkan pada pegangan ember, lalu ember ditutup rapat.
  • Setelah 14 jam, perkembangan pupuk diamati. Jika terdapat banyak buih atau busa pada pupuk, itu menandakan keberhasilan pembuatan pupuk JADAM.
  • Dan Tunggu Pupuk JMS tersebut selama 2 hari

3. Pestisida Nabati daun pepaya, jarak, lantana cemara dan daun kemangi 

Secara keseluruhan, penggunaan pestisida nabati dari daun pepaya, jarak, lantana cemara dan daun kemangi sebagai alternatif pengendalian hama ulat menawarkan solusi ramah lingkungan yang dapat membantu petani mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Dengan penerapan teknik ini, diharapkan akan terjadi peningkatan produktivitas pertanian serta penurunan dampak negatif terhadap ekosistem pertanian (Widya Nanda et al., 2022). Proses Pembuatan dan Aplikasi Pestisida Nabati dari Daun Pepaya, Jarak, dan Lantana Cemara untuk Tanaman Jagung:

Gambar : Pembuatan Pestisida Nabati
Gambar : Pembuatan Pestisida Nabati

Pestisida nabati yang terbuat dari daun pepaya, jarak, lantana cemara dan daun kemangi merupakan alternatif yang efektif untuk mengendalikan hama ulat pada tanaman jagung. Proses pembuatannya dimulai dengan mengumpulkan semua bahan yang diperlukan, yaitu daun pepaya segar (1 kg), daun jarak segar (500 g), daun lantana cemara (500 g), Daun kemangi (500 g), air bersih (10 liter), serta minyak tanah dan deterjen sebagai bahan tambahan opsional. Setelah itu, semua daun dicuci bersih untuk menghilangkan kotoran. Selanjutnya, daun-daun tersebut dipotong kecil-kecil agar lebih mudah dihaluskan. Menggunakan penumbuk atau blender, daun-daun tersebut dihaluskan hingga menjadi pasta.

picture6-679306c934777c54800013d2.jpg
picture6-679306c934777c54800013d2.jpg
                                                                                                               Gambar : Pestisida siap pakai

Setelah penghalusan, campurkan pasta daun dengan 10 liter air dalam ember dan aduk hingga merata. Kemudian, saring campuran tersebut menggunakan kain halus untuk memisahkan ampas dari larutan pestisida. Jika menggunakan minyak tanah dan deterjen, tambahkan ke dalam larutan dan aduk kembali hingga merata. Setelah semua proses selesai, simpan larutan pestisida nabati dalam botol sprayer yang bersih dan siap digunakan.

4. Pupuk NPK Organik Cair 

Gambar : Pembuatan Pupuk Npk Organik Cair Bersama Petani
Gambar : Pembuatan Pupuk Npk Organik Cair Bersama Petani

Pupuk NPK organik cair merupakan solusi berkelanjutan untuk meningkatkan kesuburan tanah dan produktivitas tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan pupuk NPK organik cair dengan memanfaatkan bahan-bahan alami, yaitu buah mangga (Mangifera indica) sebagai sumber kalium (K), bonggol pisang (Musa spp.) sebagai sumber fosfor (P), dan daun lamtoro (Leucaena leucocephala) sebagai sumber nitrogen (N). 

Gambar : Pembuatan Pupuk Npk Organik Cair Bersama Petani
Gambar : Pembuatan Pupuk Npk Organik Cair Bersama Petani

Dalam proses pembuatan, cucian air beras dan EM4 (Effective Microorganisms) ditambahkan sebagai agen pengurai, sementara gula merah berfungsi sebagai sumber karbon bagi mikroorganisme. Prosedur pembuatan dimulai dengan mencuci dan memotong semua bahan menjadi bagian kecil untuk mempercepat dekomposisi. Selanjutnya, semua bahan dicampurkan dalam wadah fermentasi, diikuti dengan penambahan cucian air beras dan larutan EM4 yang telah dicampur dengan gula merah. Wadah kemudian ditutup rapat dan dibiarkan selama 15-20 hari pada suhu ruangan, dengan pengadukan campuran secara berkala untuk memastikan proses fermentasi berlangsung optimal. Setelah periode fermentasi selesai, campuran disaring untuk memisahkan ampas dari cairan pupuk.

5. Mikoriza

Mikoriza merupakan  cendawan atau  jamur yang bersimbiosis dengan akar tanaman. Hifa yang ada pada mikoriza ini nantinya akan mengkolonisasi pada jaringan korteks tanaman selama masa pertumbuhan aktif tanaman. Mikoriza, yang merupakan jamur simbiotik yang berasosiasi dengan akar tanaman, memiliki banyak manfaat bagi pertumbuhan tanaman jagung (Zea mays).

Berikut adalah beberapa manfaat utama mikoriza pada tanaman jagung:

  • Mikoriza membantu akar tanaman dalam menyerap unsur hara, terutama fosfor (P) dan nitrogen (N), yang sering kali tidak tersedia dalam bentuk yang dapat diserap oleh tanaman. Dengan adanya hifa mikoriza, kapasitas penyerapan unsur hara meningkat secara signifikan.
  • Peningkatan Penyerapan Nutrisi
  • Tanaman jagung yang bermikoriza dapat tetap menyerap fosfat meskipun dalam konsentrasi rendah, berkat afinitas hifa yang lebih tinggi terhadap ion-ion tersebut.
  • Mikoriza membantu tanaman untuk lebih efisien dalam penyerapan air, sehingga tanaman jagung dapat bertahan lebih baik di musim kemarau. Hifa mikoriza memperluas jangkauan akar dalam mencari air.
  • Mikoriza memberikan lapisan perlindungan pada akar, sehingga mengurangi risiko infeksi oleh mikroorganisme patogen seperti bakteri dan jamur yang dapat menyebabkan penyakit.
  • Peningkatan Pertumbuhan dan Produksi
  • Mikoriza menghasilkan fitohormon seperti auksin dan giberelin yang mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman. Tanaman jagung yang terinfeksi mikoriza menunjukkan pertumbuhan yang lebih baik dibandingkan dengan yang tidak bermikoriza.
  • Penelitian menunjukkan bahwa penggunaan mikoriza dapat meningkatkan hasil panen jagung secara signifikan. Misalnya, produksi jagung meningkat hingga 22,85% ketika menggunakan teknologi mikoriza dibandingkan dengan tanpa teknologi.

7. Induksi Ketahanan

Mikoriza juga dapat meningkatkan kadar asam salisilat pada daun, yang berfungsi sebagai pemicu ketahanan terhadap infeksi jamur dan virus. Ini membuat tanaman lebih kebal terhadap berbagai penyakit. Secara keseluruhan, penggunaan mikoriza pada tanaman jagung tidak hanya meningkatkan pertumbuhan dan hasil panen tetapi juga memberikan ketahanan terhadap kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan serta melindungi dari serangan patogen.

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan mikoriza ialah

(Jamur mikoriza pabrikan yang dapat dibeli di toko-toko pertanian, Air cucian beras, Gula, Botol air mineral kapasitas 1,5 liter).

Cara pembuatannya dengan cara. langkah pertama, masukkan 1 sendok makan mikoriza pabrikan ke dalam botol, tambahkan 1 sendok makan gula, tambahkan pula 1 liter air cucian beras lalu tutup rapat dan kemudian kocok hingga larut merata. Diamkan selama 4-5 hari agar jamur mikoriza berkambang dalam larutan air cucian beras dan gula. Dan setelah 5 hari biasanya jamur mikoriza sudah berkembang biak yang ditandai dengan aromanya yang menyerupai tape saat tutup dibuka, dan jamur mikoriza sudah dapat diaplikasikan pada media tanam.

Gambar : Perbanyakan Mikoriza
Gambar : Perbanyakan Mikoriza

Namun jika ingin memperbanyak jamur mikoriza ini lebih lanjut, anda tidak perlu mengulanginya dari awal, akan tetapi cukup menggunakan mikoriza hasil perbanyakan tersebut diatas sebagai biangnya. Caranya adalah dengan menyiapkan air cucian beras dengan jumlah yang lebih banyak, misalnya 1 galon air mineral besar kemudian tambahkan mikoriza hasil perbanyakan yang sudah jadi tersebut diatas ke dalamnya dan tambahkan pula gula secukupnya, lalu aduk merata, tutup rapat dan diamkan selama 4-5 hari. Dan langkah tersebut dapat dilakukan kembali jika akan memperbanyak mikoriza dalam jumlah yang lebih besar lagi.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun