Mohon tunggu...
Olivier Marcus Siahaan
Olivier Marcus Siahaan Mohon Tunggu... Mahasiswa - ITSB

Automation Engineer

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

BPDPKS Menopang Ekonomi Dan Mewujudkan Indonesia Ramah Lingkungan Bersama Biodiesel

24 Oktober 2024   15:26 Diperbarui: 24 Oktober 2024   16:52 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pendahuluan

Indonesia, sebagai negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia, telah mengambil langkah besar dalam mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan biodiesel. Salah satu inisiatif utama dalam hal ini adalah program Biodiesel 30% dan 70% BBM jenis solar (B30) yang dijalankan oleh pemerintah Indonesia. Dengan dukungan pemerintah, negara ini telah mengambil langkah besar dalam mengembangkan energi terbarukan melalui penggunaan biodiesel. Menurut Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS), program ini akan membantu ekonomi nasional dan mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil. Tujuan program ini tidak hanya untuk mengurangi ketergantungan kita pada bahan bakar fosil, tetapi juga untuk membantu ekonomi dan lingkungan bangsa.

 Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mengatakan bahwa keberhasilan pelaksanaan B20 sebelumnya mendorong pemerintah untuk menggunakan biodiesel sebagai campuran bahan bakar minyak (BBM) untuk mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) di Indonesia. Presiden mengatakan bahwa mandatori B30 juga akan mengurangi ketergantungan Indonesia terhadap impor bahan bakar minyak. "Kita tahu ketergantungan kita kepada impor bahan bakar minyak, termasuk di dalamnya solar, cukup tinggi. Namun, Menurutnya, kita harus memanfaatkan peluang ini untuk mendukung ketahanan dan kemandirian energi nasional.

Kontribusi Pada Penerimaan Negara

Minyak kelapa sawit (CPO), bahan baku utama untuk pembuatan biodiesel, diproyeksikan akan mencapai lebih dari 57 juta ton minyak kelapa sawit dan produk turunannya di seluruh negeri pada tahun 2024, dengan prioritas ekspor CPO dan produk turunannya sebesar 29,5 juta ton, oleokimia sebesar 1,3 juta ton, pangan sebesar 11,1 juta ton, biodiesel sebesar 12 juta ton, dan stok sebesar 3,3 juta ton. Satu-satunya program yang dapat menerima produksi CPO Indonesia di pasar domestik saat ini adalah Program Pencampuran Biodiesel B35.

 

Dengan penggunaan biodiesel sebesar 54,42 juta kilogram (KL) pada tahun 2023, Indonesia dapat menurunkan impor solar dan menghemat devisa sebesar Rp404,32 triliun. Ini menunjukkan bahwa biodiesel sangat bermanfaat bagi sektor ekonomi.Sebaliknya, produksi biodiesel ini meningkatkan nilai CPO dalam negeri sebesar Rp79,1 trilyun dan meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp14,83 trilyun melalui pajak. Selain itu, pengolahan biodiesel telah mempekerjakan 6,8 juta orang di perkebunan dan 51.428 orang di industri di Indonesia.

Produksi biodiesel di Indonesia mencapai 54,42 juta kilogram (KL) pada tahun 2023, menurunkan impor solar dan menghemat devisa sebesar Rp404,32 triliun. Di sisi lain, produksi biodiesel menambah nilai CPO dalam negeri sebesar Rp79,1 triliun. Selain itu, pajak sebesar Rp14,83 Triliun juga meningkatkan pendapatan negara. Selain itu, pengolahan biodiesel telah mempekerjakan 6,8 juta orang di perkebunan dan 51.428 orang di industri di Indonesia.

Sepertinya B30 ini memiliki manfaat ekonomi di tingkat bawah, selain APBN. Karena itu, peta jalan harus dibuat untuk memastikan bahwa pemasok bahan baku B30 ini berasal dari petani kecil. Aturan harus dibuat agar pabrik yang menyediakan kebutuhan B30 hanya dapat bekerja sama langsung dengan petani.

Mencapai Target Net Zero Emission

Gambar 2 Zero Emission
Gambar 2 Zero Emission

Karena sifatnya yang mudah terurai atau degradable, biodiesel memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas lingkungan. Dalam Laporan Kajian dan Uji Pemanfaatan Biodiesel 30% (B30) yang dirilis pada tahun 2021 oleh PT. Lemigas dan BPDPKS, kendaraan berbahan bakar B30 memiliki emisi karbon yang jauh lebih rendah daripada kendaraan yang menggunakan energi solar sepenuhnya

Kesimpulan

Gambar 3 Go Green 
Gambar 3 Go Green 

Paulus Tjakrawan, yang dikenal sebagai pejuang biodiesel sawit, adalah salah satu tokoh penting dalam pengembangan biodiesel di Indonesia. Walaupun dia telah meninggal, kontribusinya untuk mendorong penggunaan biodiesel telah memberikan inspirasi bagi banyak orang. Warisannya terus hidup dalam inisiatif yang mendukung keberlanjutan energi dan kesejahteraan masyarakat.

Indonesia berada di jalur yang benar untuk mencapai tujuan ekonomi yang berkelanjutan sambil mempertahankan kelestarian lingkungan dengan bantuan BPDPKS. Program B30 adalah langkah awal penting menuju Indonesia yang berdaya saing dan ramah lingkungan. Indonesia dapat menjadi teladan dunia dalam pemanfaatan sumber daya alam yang bertanggung jawab jika terus berinvestasi dalam teknologi dan praktik yang berkelanjutan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun