Gado-gado diketahui sudah ada dan populer sejak tahun 1950-an di Jakarta. Hal tersebut berdasarkan lagu berjudul "Gado-gado Betawi" yang dinyanyikan oleh Ivo Nilakreshna. Pada masa itu, gado-gado sudah menjadi kuliner yang banyak digemari oleh masyarakat Betawi.
Istilah gado disebut mengacu pada 'digado' atau disantap tanpa nasi, makanan ini dinikmati dengan lontong yang dicampur bersama berbagai kondimen pelengkap gado-gado lainnya.
Versi masyarakat Tugu keturunan Portugis
Sebuah versi menyebutkan bahwa gado-gado adalah ciptaan masyarakat Tugu yang merupakan keturunan bangsa Portugis yang pada abad 17 dibawa ke Nusantara oleh Belanda untuk dijadikan budak. Dari situlah mereka membangun kampung mereka sendiri yang dinamai dengan kampung tugu yang diambil dari nama tanah air tempat asalnya Portuguese.
Istilah Gado-gado disebut berasal dari kosa kata bahasa Portugis yaitu gadu yang berarti makanan yang dicampur-campur.
Versi masyarakat Tionghoa yang menetap di Indonesia
Gado-gado disebut ciptaan masyarakat Tionghoa yang tinggal di Betawi.
Ketika itu para penduduk Tionghoa Betawi banyak yang menggemari sajian pecel khas Jawa yang kemudian menginspirasi mereka untuk menciptakan sajian bernama gado-gado yang disesuaikan dengan selera mereka.
Manfaat Gado-Gado
Seperti yang kita ketahui bahwa gado-gado bahwa di dalam terdapat lontong, sayur-sayuran, Kacang-kacangan telur, dll. Kandungan yang terdapat pada makanan tersebut adalah kalori, protein, lemak, karbohidrat, vitamin (A, C, K, B6), kalsium, kalium, zat besi, magnesium, asam folat, dan fosfor.
Barikut manfaat gado-gado untuk kesehatan tubuh: