Kagak punya kapal euy! Sabar sabar... ini hanya istilah... begini ceritanya...
Kiat ini sebetulnya diinspirasi dari kisah Thoriq bin Ziyad, salah seorang pahlawan Islam. Setelah beliau menyeberangi selat Gibraltar bersama pasukannya untuk menyerang kekaisaran Romawi, beliau baru tahu bahwa pasukan lawan yang akan di hadapannya jumlahnya lebih besar dan persenjataannya lebih canggih. Lalu apa yang beliau lakukan waktu itu? Ada dua pilihan, mundur atau tetap maju menyerang. Beliau memilih untuk tetap pada rencana awal yaitu menyerang. Untuk memperteguh tekadnya, beliau lalu membakar kapal-kapal perangnyai, sehingga tidak bisa pulang kecuali setelah mengalahkan pasukan lawan. Tindakan membakar kapal merupakan kiat beliau agar tidak tergoda dengan ada pilihan lain kecuali menyerang. (sumber: http://www.eramuslim.com/konsultasi/motivasi/sulit-fokus.htm)
Ya, walaupun kita nggak harus memusnahkan benar-benar, tapi anggaplah pilihan yang lain itu musnah. Kita harus kerja/belajar, karena nggak ada lagi yg dapat dilakukan selain kerja/belajar! Internet ngadat (anggaplah begitu), game online belum ditemukan (biarkan begitu di pikiran kita), sehingga ya satu-satunya yang bisa kita kerjakan ya kerja/belajar.
Ditambah lagi dengan, dramatisir keadaan. Kalau nggak kerja/belajar, maka... (bayangkan kemungkinan yang buruk-buruk yang menimpa).
Kelemahan kedua cara di atas: motivasi yang kita peroleh adalah motivasi palsu, karena kita mengondisikan diri. Yaa, namanya juga kepepet, gitu caranya biar niat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H