Mohon tunggu...
Olivia Joice Silvani
Olivia Joice Silvani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Pendidikan Ganesha

Tugas THK

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Implementasi THK dalam Kehidupan Sehari-hari

16 Desember 2023   12:55 Diperbarui: 16 Desember 2023   13:01 74
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tri Hita Karana merupakan ajaran ada dalam agama Hindu, yang dimana ajaran ini mengajarkan kita untuk bisa hidup berdampingan antar sesama. Ajaran Tri Hita Karana juga mengajarkan kita untuk ramah kepada sesama kita dan saling bertegur sapa satu dengan yang lain, tidak adanya sifat iri dan benci, penuh toleransi dan penuh rasa cinta damai. Pada awalnya konsep Tri Hita Karana ini berkaitan dengan adat yang ada di Desa Bali, maka dari itu bisa kita lihat dari ciri khas desa adat Bali yang mempunyai unsur wilayah, orang-orang atau masyarakat yang menempati suatu wilayah memiliki tempat suci untuk memuja Tuhan. Istilah Tri Hita Karana ini diambil dari 3 kata yaitu “Tri” yang artinya tiga, “Hita” yang artinya keseimbangan atau sejahtera, dan “Karana” yang artinya penyebab. Ajaran Tri Hita Karana ini dikelompokkan menjadi 3 nilai yaitu: 1). Parahyangan, yang artinya akhlak terhadap Tuhan Yang Maha Esa 2). Pawongan, yang artinya akhlak terhadap manusia 3). Palemahan, yang artinya akhlak terhadap lingkungan. Sehingga dapat dikatakan ajaran Tri Hita Karana menghubungkan kita dengan hubungan kita kepada Tuhan, hubungan  kita terhadap sesama manusia, dan hubungan kita terhadap alam sekitar kita. Hal ini itulah yang menjadi alasan bahwa menerapkan ajaran Tri Hita Karana itu penting, karena dengan kita menerapkan ajaran tersebut diyakini akan membawa kebahagiaan, kerukunan, dan keharmonisan dalam kehidupan ini.

Ajaran Tri Hita Karana tidak hanya bisa diterapkan oleh masyarakat Bali atau orang-orang yang beragama Hindu saja, namun ajaran Tri Hita Karana boleh di implementasikan oleh seluruh rakyat Indonesia. Dengan kita mengimplementasi ajaran Tri Hita Karana, diyakini akan membawa kita bahagia dalam kehidupan, menjadikan kita penuh dengan toleransi terhadap sesama, dan juga  menjadikan kita semakin dekat dengan Tuhan. Dalam ajaran agama saya, yaitu agama Kristen juga memiliki ajaran yang sama seperti ajaran Tri Hita Karana pada nilai pertama yaitu “Parahyangan”, yang dimana dalam ajaran Kristen mengajarkan kita untuk taat kepada Tuhan Yang Maha Esa, mengajar kita untuk mengasihi terhadap sesama kita, dan juga untuk menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Kita sebagai orang yang memeluk agama Kristen diajarkan untuk taat kepada Allah, dengan kita taat kepada Allah itu juga menandakan bahwa kita mengasihi Tuhan Allah kita. Tentu ketaatan ini tercatat dan ditulis di banyak ayat yang ada di alkitab, salah satu pada injil Roma 13:1 yang berisikan “Tiap-tiap orang harus takluk kepada pemerintah yang diatasnya, sebab tidak ada pemerintah, yang tidak berasal dari Allah; dan pemerintah-pemerintah yang ada, ditetapkan oleh Allah.” yang artinya saya sebagai orang kristen harus tunduk terhadap perintah Allah. Selain itu pada kitab Amsal 4:10 berkata “Hai anakku, dengarkanlah dan terimalah perkataanku, supaya tahun hidupmu menjadi banyak.” seperti yang dikatakan pada ayat tersebut saya sebagai orang kristen harus mendengarkan dan menerima perkataan dari Allah kita agar kita memiliki umur yang panjang dan diberkati senantiasa. Ketaatan berarti kita melakukan hal yang Tuhan katakan, tidak lebih dan tidak kurang, dengan kita taat kepada Tuhan kita maka Tuhan akan mengarahkan atau menuntun kita yang baik dan benar yang penuh damai sejahtera. Sebaliknya apabila kita tidak taat kepada Allah maka kita akan tersesat dan kita akan terjerumus ke jalan yang salah yang tentu akan menjauhkan kita dengan Allah kita. Dan saya sendiri sebagai yang beragama kristen juga bisa menerapkan Tri Hati Karana pada nilai “Parahyangan”. Implementasi saya pada nilai “Parahyangan” yaitu dengan taat kepada Tuhan. Hal ini bisa dilihat dari aktivitas-aktivitas kesehariannya saya seperti rajin berdoa, seperti yang tercatat pada 1 Tesalonika 5:17-18: “Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” dari ayat tersebut bisa kita lihat bahwa Allah memerintah umat nya untuk tetap berdoa dan bersyukur dalam segala hal. Aktivitas ini saya lakukan pada saat saya bangun tidur, pada saat saya ingin tidur, pada saat ingin makan, pada saat saya ingin bepergian. Hal ini saya implementasikan menunjukan tentang ketaatan saya kepada Tuhan dan ucapan syukur saya atas kasih karunia-Nya yang telah diberikan kepada saya. Selain rajin berdoa, implementasi saya tentang nilai “Parahyangan” yaitu rajin beribadah, saya selalu menunaikan ibadah saya setiap hari minggu pagi sebagai tanda ketaatan saya kepada Tuhan. 

Tentu tujuan saya pergi beribadah bukan hanya karena kewajiban saya sebagai orang kristen untuk pergi beribadah di gereja, namun tujuan saya pergi beribadah adalah untuk mengucapkan syukur saya kepada Tuhan atas karunia-Nya selama ini, selain itu juga untuk memuji dan memuliakan nama Allah dan memberikan persembahan kepada Allah. Aktivitas-aktivitas tersebut rutin saya lakukan setiap hari nya dan aktivitas-aktivitas tersebut merupakan implementasi saya terhadap ajaran Tri Hati Karana pada nilai “Parahyangan”.

Dalam ajaran agama Kristen yang juga memiliki kesamaan dengan ajaran Tri Hati Karana selanjutnya adalah “Pawongan” yang berkaitan dengan sesama manusia. Dalam agama Kristen kita umat nya diajarkan untuk selalu mengasihi sesama manusia, ajaran ini terdapat di dalam 10 perintah Allah yang dimana kita diperintah untuk tidak melakukan hal-hal yang jahat kepada sesama kita. Dalam alkitab terdapat ayat yang berkata “kasihilah sesamamu sebagaimana kamu mengasihi dirimu sendiri” ayat ini mengajarkan kita untuk membawa kita harus tetap mengasihi sesama kita, bukan menjadikan nya musuh kita. Sehingga kita harus berbuat baik kepada siapapun yang memerlukan pertolongan atau bantuan kita sekalipun ada orang yang jahat kepada kita, kita harus tetap mengasihi yang berbuat jahat kepada kita. Karena di dalam alkitab juga dikatakan “janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan, lakukanlah apa yang baik bagi semua orang” dan juga “tetapi kepada kamu yang mendengarkan Aku, Aku berkata kasihilah musuhmu, berbuatlah baik kepada orang yang membenci kamu”. 

Di dalam ajaran Kristen kita diajarkan untuk selalu mengasihi dan mengampuni kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, orang yang menyakiti dan mengecewakan kita. Semua itu kita lakukan dengan meneladani kasih Allah kita yang dimana Dia telah terlebih dahulu mengampuni kita atas segala dosa-dosa kita. Allah senantiasa berbuat baik terhadap orang baik ataupun orang jahat, maka kita pun haruslah demikian. Walaupun hal itu akan membuat kita marah, kecewa dan dendam kepada orang yang berbuat jahat kepada kita, namun kita sebagai orang Kristen kita harus mampu mengampuni orang yang berbuat jahat kepada kita. 

Implementasi saya pada nilai “Pawongan” yaitu dengan membantu dan menghargai orang-orang disekitar saya. Aktivitas-aktivitas yang saya lakukan untuk mengimplementasikan “Pawongan” adalah mulai dengan membantu teman-teman saya yang sedang membutuhkan, selain itu saya juga bisa menghargai teman-teman saya dan menerapkan sikap toleransi kepada teman-teman saya yang berbeda keyakinan dengan saya. Selain itu implementasi saya selanjutnya tentang nilai “Pawongan” adalah dengan membantu orang-orang yang tidak saya kenal, tanpa melihat agama apa, suku nya, latar belakang nya apa. Contoh nya adalah orang-orang yang kurang mampu dengan cara memberikan uang dengan ikhlas dengan harapan uang tersebut dapat membantu orang tersebut. Kegiatan-kegiatan yang saya sebutkan tadi merupakan bentuk implementasi saya tentang nilai “Pawongan” yang berkaitan terhadap sesama manusia, mulai dari saling membantu, dan saling menghargai.

Nilai terakhir yang ada ajaran Tri Hati Karana yaitu “Palemahan” yang berarti Tindakan kita terhadap palemahan, dalam konteks ajaran Tri Hita Karana, mengacu pada hubungan antara manusia dengan lingkungan sekitar. Beberapa contoh penerapan ajaran palemahan dalam kehidupan sehari-hari meliputi menjaga kebersihan lingkungan, tidak menyakiti binatang, memelihara alam, memelihara binatang dan tumbuhan, tidak membuang sampah sembarangan, serta melaksanakan upacara-upacara yang menunjukkan rasa hormat terhadap alam. Implementasi ajaran ini juga menekankan pentingnya menjaga keseimbangan antara kehidupan manusia dan lingkungan. Hal ini dapat dilakukan dengan tindakan nyata seperti menjaga kebersihan lingkungan sekitar.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun