Penggemar adalah seseorang yang menyukai  sesuatu dengan antusias, seperti menggemari grup musik, tim olahraga, buku, atau selebriti. Para penggemar biasanya menunjukkan antusiasme mereka dengan menjadi salah satu anggota klub penggemar, mengumpulkan benda-benda yang berhubungan dengan sang idola, dan lainnya yang bersifat mendukung idola mereka. Pada dasarnya, yang dilakukan oleh para penggemar terhadap idolanya hanya mencintai dan mendukung idola mereka dalam berkarya. Namun, banyak hal yang berkembang seiring dengan perkembangan zaman, termasuk jenis penggemar.Â
Zaman sekarang ini tidak seperti dulu lagi. Artis bermunculan dengan karya-karyanya yang memengaruhi masyarakat hingga membuat mereka menjadi seorang penggemar. Ditambah lagi dengan kemajuan teknologi yang membantu masyarakat mencari informasi mengenai sesuatu, sehingga tidak heran jika seseorang mudah menjadi seorang penggemar, apalagi anak muda zaman sekarang. Maraknya para penggemar dan klub penggemar yang mereka ciptakan membuat mereka berlomba-lomba dalam mendukung idolanya. Melalui berlomba-lomba inilah terbentuk berbagai jenis penggemar di tengah masyarakat. Ada yang hanya mendukung saja, rela membeli semua merchandise dan album idolanya, bersedia menghadiri konser-konser idolanya, hingga mengikuti kemanapun idolanya pergi.Â
Dalam kebudayaan Korea Selatan, terdapat jenis penggemar yang sangat fanatik dan tidak biasa. Jenis penggemar ini biasa disebut sebagai sasaeng fans. Istilah sasaeng berasal dari bahasa Korea, yaitu sa yang berarti pribadi dan saeng yang berarti kehidupan, sehingga makna dari sasaeng terkait dengan kehidupan pribadi seseorang. Artinya, sasaeng fans adalah penggemar yang sangat terobsesi dengan idolanya hingga melakukan penguntitan atau perilaku lain terkait dengan pelanggaran privasi.Â
Sasaeng fans tidak ragu untuk mengganggu kehidupan pribadi idola mereka (bahkan keluarga, teman, dan segalanya). Perlakuan sasaeng fans ini sering kali membuat masyarakat  dan penggemar lainnya merasa resah karena tindakannya yang seperti penjahat. Selain itu, sasaeng juga berlomba-lomba untuk mendapatkan informasi artis sebanyak-banyaknya, baik untuk pribadi, disebarluaskan, ataupun dijual. Bagi sasaeng fans yang memiliki banyak uang, mereka dapat melakukan apapun semau mereka, bahkan sampai mengejar idolanya ke luar negeri. Sedangkan bagi sasaeng fans yang tidak memiliki cukup uang, biasanya mereka mencari informasi tentang idolanya di sekitar tempat tinggal mereka atau pergi ke tempat yang sering didatangi oleh idolanya.
Tujuan sasaeng fans melakukan tindakan yang melanggar privasi ini biasanya karena ingin diingat oleh idolanya dan dapat mengetahui apa saja yang dilakukan oleh idolanya. Namun, semakin ke sini, tujuan sasaeng fans tersebut semakin luas. Informasi yang diperoleh sasaeng fans ini dianggap mahal karena membutuhkan usaha untuk mendapatkannya, yaitu dengan cara yang buruk dan beresiko. Oleh karena itu, tindakan sasaeng fans meluas menjadi sebuah bisnis di kalangan mereka. Informasi yang diperoleh tersebut dapat diperjualbelikan kepada siapapun yang membutuhkannya. Contoh informasi yang diperjualbelikan adalah informasi penerbangan, nomor telepon, ID KakaoTalk, hingga hal-hal yang lebih privasi. Mereka biasa menjualnya dengan harga 5,000 hingga 10,000 won, tergantung dengan popularitas selebriti tersebut.
Tidak hanya itu, mereka juga biasanya mengatakan hal yang tidak sesuai dengan fakta yang mereka dapatkan. Misalnya, mereka mengatakan bahwa selebriti X adalah gay, sedangkan faktanya adalah tidak. Tujuan mereka melakukan tersebut adalah untuk mencari sensasi dan sebagai bentuk ajakan agar penggemar lainnya membeli informasi selebriti tersebut darinya.
Kegiatan umum yang biasa dilakukan oleh sasaeng fans adalah mengikuti atau melakukan penguntitan terhadap artis sasarannya selama 24 jam. Sasaeng fans mengikuti mereka hingga ke backstage, salon, tempat makan, gedung agensi, rumah, apartemen, atau bahkan toilet. Untuk dapat terus mengikuti artis sasarannya tanpa kehilangan jejak, sasaeng fans perlu memiliki kemampuan dan sarana untuk berpindah tempat dengan cepat. Hal ini menimbulkan tindakan berbahaya yang dilakukan sasaeng fans untuk mengikuti idolanya, yaitu salahnya satunya adalah mengikuti mobil artis sasarannya dengan kecepatan tinggi. Di Korea Selatan terdapat taksi khusus yang bernama taxi sasaeng. Pekerjaan supir taksi tersebut adalah melayani para sasaeng dalam melakukan penguntitan. Taksi ini biasanya terdapat di sekitar gedung agensi, tempat konser, dan tempat grup idola dan sasaeng fans berkumpul. Ongkos taksi ini biasanya mencapai 150,000 won atau sekitar 1,8 juta rupiah per 3 jam. Harga tersebut adalah harga yang wajar karena sang supir harus mempertaruhkan nyawanya dengan menyetir berkecepatan tinggi dan ikut melakukan pelanggaran privasi.
Sasaeng fans biasanya menunggu di depan apartemen, asrama, atau rumah artis sasaran untuk dapat terus mengikuti mereka, sehingga tidak kehilangan momen artis sasaran mereka. Hal ini terjadi kepada NCT baru-baru ini. Haechan NCT, selaku salah satu personil grup tersebut mengungkapkan keresahannya melalui siaran langsung di VLIVE pada tanggal 6 Juni 2020. Ia mengatakan bahwa banyak orang menunggu di lingkungan asrama NCT dan itu sangat mengganggu ketenangan anggota grup tersebut bahkan tetangganya.
"Kami sangat berterimakasih kepada kalian yang mencintai kami dengan berbagai cara, tetapi banyak sekali 'penggemar' yang menunggu di luar asrama kami, baik asrama NCT 127 atau NCT Dream, dan itu sangat membuat stres. Saya tahu kalian tidak akan berhenti walaupun saya berkata seperti ini karena saya telah mengatakan kepada banyak orang di luar sana untuk berhenti, tetapi mereka tidak berhenti. Kami juga ingin beristirahat. Kami telah mendapatkan banyak komplain dari tetangga dan yang bisa kami lakukan hanya meminta maaf kepada mereka. Kalian tidak akan melakukan hal seperti ini jika kalian menyukai kami," ujar Haechan.
Ungkapan Haechan dalam siaran langsungnya tersebut dianggap menjadi perwakilan dari keresahan para selebriti yang menjadi korban sasaeng fans. Tindakan lain yang biasa dilakukan oleh sasaeng, antara lain masuk ke asrama atau hotel idola, berkontak fisik dengan idola, mengirim surat mengerikan kepada idola, membajak akun media sosial idola, dan memasang kamera khusus tersembunyi di mana idolanya berada. Menerima tindakan-tindakan seperti itu, siapa yang tidak resah?Â
Keresahan terhadap sasaeng fans tidak hanya dirasakan oleh para selebriti, tetapi juga penggemar lainnya. Penggemar lain merasa idolanya terancam dengan keberedaan sasaeng fans tersebut. Selain itu, ada beberapa kasus juga di mana sasaeng mengganggu keamanan dan kenyamanan penggemar lain, secara sasaeng fans akan melakukan apa saja demi keinginannya. Penggemar lain tidak dapat melakukan banyak hal karena sasaeng fans terus berpindah dari suatu tempat ke tempat lainnya, mengikuti targetnya. Sasaeng juga memiliki kemampuan dan sarana yang banyak untuk menguntit, sehingga mereka dikatakan cerdik. Agensi sebagai pihak yang bertanggung jawab atas selebriti sendiri juga sudah bertindak dengan mengeluarkan berbagai peringatan kepada sasaeng fans dan pelanggar privasi lainnya. Namun, sasaeng fans tidak kapok dan tetap berulah. Bahkan, sasaeng fans semakin merajalela karena asal mereka tidak hanya dari Korea Selatan saja, tetapi dari berbagai negara. Inilah mengapa sasaeng fans sulit dibasmi.
Keresahan yang dirasakan dan diperlihatkan oleh para selebriti menunjukkan bahwa dengan menjadi sasaeng fans, mereka malah semakin jauh dari idola mereka sendiri. Selain karena tidak wajar, para selebriti juga malah menjadi tidak suka kepada mereka. Padahal, salah satu tujuan awal mereka menjadi sasaeng fans adalah agar dikenal dan diingat idola mereka atau para selebriti. Selain itu, keresahan yang muncul juga menjelaskan bahwa sasaeng fans sebenarnya tidak pantas disebut sebagai fans atau penggemar. Mereka dapat menyakiti dan merugikan para selebriti dan pihak lain, sedangkan tugas penggemar hanyalah mencintai dan mendukung idolanya. Seperti yang dikatakan oleh Heechul, salah satu personil Super Junior, "Sasaeng fans tidak seharusnya menggunakan kata 'fans'. Kita seharusnya hanya memanggilnya sasaeng."
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H