Mohon tunggu...
Olivia DwiCahyati
Olivia DwiCahyati Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi S1 Sosiologi Universitas Negeri Jakarta

saya menyukai film dokumenter dan menyukai hal hal fantasi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Eksistensi Kebijakan Stunting di Indonesia sebagai Kebijakan Sosial dalam Pembangunan Sosial

1 November 2023   10:17 Diperbarui: 1 November 2023   11:15 253
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber (ayosehat.kemkes.go.id)

Melansir dari penelitian-penelitian sebelumnya menunjukkan permasalahan stunting bukan hanya berhubungan dengan gizi dan nutrisi saja. Namun stunting juga berhubungan erat dengan hubungan antara anak dan orang tua juga dengan perilaku hidup keluarga, dari mulai air bersih, adanya sanitasi atau jamban, akses kepada pangan serta kemiskinan. 

Pandangan masyarakat awam yang sering beranggapan bahwa stunting hanya disebabkan oleh kurang gizi maupun gizi bruk sudah tidak relevan lagi pada saat ini. Dapat disimpulkan stunting adalah akumulasi dari berbagai penyebab yang sudah terjadi pada seluruh aspek kehidupan individu atau keluarga penderita stunting. Oleh karena itu penangan stunting di Indonesia pada saat ini berfokus kepada 2 intervensi yaitu Intervensi spesifik di mana intervensi yang berkaitan langsung dengan kesehatan seperti asupan makanan, gizi ibu, penyakit, dan intervensi sensitive yaitu intervensi yang tidak berkaitan langsung seperti air minum dan sanitasi, pelayanan gizi dan kesehatan, edukasi, perubahan perilaku serta akses terhadap pangan (Kementerian PPN/ Bappenas, 2018).

Upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk menekan angka stunting di Indonesia

  • Meningkatkan Nutrisi dan Gizi, dengan memiliki asupan gizi yang baik mengurangi resiko terjangkit penyakit stunting
  • Meningkatkan Pengetahuan tentang stunting, melalakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang apa itu stunting dan cara pencegahannya .
  • Meningkatkan Kapasitas Lingkungan, menjaga kebersihan diri dan lingkungan tempat tinggal keluarga.
  • Meningkatkan Ekonomi dan Kesejahteraan di dalam Masyarakat, dengan meningkatnya ekonomi akan lebih mudah untuk mendapatkan asupan tubuh yang cukup
  • Melakukan pemberian ASI Eksklusif dan Susu Pertumbuhan, ASI terdapat zat yang bisa membangun sistem imun anak sehingga menjauhkan mereka dari berbagai masalah kesehatan, salah satunya adalah stunting.
  • Meningkatkan Perawatan Kesehatan, lebih memperhatikan kesehatan bayi apalagi saat 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK)
  • Melakukan Pencegahan dan Penanganan Bayi Berat Lahir Rendah
  • Program Pemenuhan Pangan 
  • Adanya Pemberian Protein terutama pada bayi dan balita
  • Memberikan Jaminan Kesehatan Masyarakat, agar jika ada masyarakat terkena atunting dapat segera diobati tanpa terkendala masalah ekonomi

Kementerian Agama juga mengeluarkan kebijakan untuk 3 bulan sebelum menikah, calon pengantin harus diperiksa dulu jika ada anemia dan kurang gizi dihimbau untuk menunda kehamilan demi kesehatan ibu dan bayi sampai gizi tercukupi hal ini juga sebagai upaya dalam pencegahan stunting.

Kebijakan Stunting ini merupakan kebijakan sosial yang sangat membutuhkan partisipasi masyarakat karena dengan rendahnya partisipasi masyarakat upaya yang dilakukan pemerintah akan sia-sia oleh karena itu partisipasi aktif masyarakat adalah kunci untuk mencapai target yang telah ditentukan serta pemerintah juga harus meningkatan hubungan komunikasi dari pemerintah Kepada masyarakat. Kemudian akan mempermudah penyampaian informasi mengenai program gizi untuk penanggulangan stunting.

Refrensi

Rahman, H., Rahmah, M., & Saribulan, N. (2023). UPAYA PENANGANAN STUNTING DI INDONESIA: ANALISIS BIBLIOMETRIK DAN ANALISIS KONTEN. Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa, 8(1), 44-59.

Munira Syarifah Liza, PhD (2023) Hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 (2023 Februari, 3) website ayosehat.kemkes.go.id. Retrieved from https://ayosehat.kemkes.go.id/pub/files/files46531._MATERI_KABKPK_SOS_SSGI.pdf

Kemenkes, R. I. (2023). Prevalensi Stunting di Indonesia Turun ke 21, 6% dari 24, 4%. Retrieved from Web: https://www. kemkes. go. id/article/view/23012500002/prevalensi-stunting-di-indonesiaturun-ke21-6-dari-24-4-. html. 

Azzura, M., Fathmawati, F., & Yulia, Y. (2021). Hubungan sanitasi, air bersih dan mencuci tangan dengan kejadian stunting pada balita di Indonesia. Sulolipu, 21(1), 79-89.

Kementerian PPN/ Bappenas. (2018). Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting Terintegrasi di Kabupaten/Kota. Rencana Aksi Nasional Dalam Rangka Penurunan Stunting: Rembuk Stunting, (November), 1--51. Retrieved from https://www.bappenas.go.id

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun