Golkar lahir 20 Oktober 1964, terbentuk dari berhimpunnya 291 organisasi masyarakat dan profesi, yang dikelompokkan dalam 7 (tujuh) Kelompok Induk Organisasi (KINO), antara lain : KOSGORO, SOKSI, MKGR, Organisasi Profesi, Ormas Pertahanan Keamanan (HANKAM), Gerakan Karya Rakyat Indonesia (GAKARI), Gerakan Pembangunan.
Melihat organisasi-organisasi yang bergabung, Golkar menjadi organisasi politik yang terbentuk bukan dari masyarakat yang memiliki ideologi dan aliran yang sama.
Lahirnya Partai Golkar dilandasi kesadaran bahwa politik berdasarkan primordialisme, sektarianisme, ideologi atau aliran-aliran berpotensi melahirkan konflik-konflik ideologi yang bermuara pada perpecahan.
Berangkat dari kesamaan visi dan dari perspektif keanekaragaman elemen didalamnya, Partai Golkar menjadi alat perjuangan politik yang sangat ideal.
Diantara parpol-parpol yang ada di DPR, Partai Golkar adalah partai tertua. Perjalanan Golkar diusianya yang lebih dari setengah abad, pernah sangat digdaya ketika Pak Harto menjadi ketua dewan pembina dengan penopang utama partai dari jalur A (ABRI/TNI) & B (Birokrat).
Runtuhnya Orba, Golkar diterjang badai politik. Golkar menjadi musuh bersama, dituntut dibubarkan dan bahkan ada desakan kuat dinyatakan sebagai partai terlarang.
Selain peran dua tokoh penting yaitu Akbar Tanjung dan BJ Habibie, dari keanekaragaman latar belakang elemen organisasi dan kadernya, Partai Golkar memiliki kemampuan berevolusi, bermutasi dan cepat beradaptasi menyesuaikan situasi dan kondisi dinamika politik. Itulah yang menyelamatkan Partai Golkar dan eksis hingga saat ini.
---
Partai ibarat sebuah rumah besar sebagai tempat berkumpulnya manusia-manusia dengan berbagai watak dan perilaku. Ada yang baik, sederhana, ambisius, jahat, culas, tamak, serakah sesuai dengan kodrat dan hakikat manusia.
Citra partai dan ketua partai Golkar yang sempat “babak bunyak” di bully masyarakat akibat bergabung bersama KMP dan kasus Papa minta saham, mendadak menjadi sepi dari berita bahkan lumayan harum namanya ketika menyatakan mendukung Jokowi dan Ahok.
Adalah fakta tak terbantahkan, sosok dengan rekam jejak yang baik dipercaya masyarakat memiliki pengaruh yang sangat besar melampaui partai politik. Hal ini sekaligus menjadi momentum bagi partai politik sebagai salah satu pilar utama demokrasi untuk mawas diri, merubah stigma bahwa parpol identik dengan 'sarang penyamun'.
Zaman telah berubah, diera ilmu pengetahuan dan teknologi dimana arus informasi sangat terbuka, masyarakat mulai melek politik. Politik yang pragmatis akan semakin tidak laku.
Maka dari itu, Partai Golkar di usia yang ke 52 tahun harus berubah dan perlu merekrut anak-anak bangsa yang memiliki idealisme, cerdik pandai, berahlak dan bermoral.
Lantas, ada apa antara Jokowi dengan Partai Golkar?
Pelantikan Presiden Jokowi & lahirnya Partai Golkar ditanggal yang sama, 20 Oktober. Selain itu ngggak ada apa-apa, mereka baik-baik saja. ^_^
Selamat Ulang Tahun ke 2 Pemerintahan Jokowi – JK dan ke 52 tahun Partai Golkar. GBU!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H