Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jakarta Emang Punya Loe, Hok?

5 Oktober 2016   17:24 Diperbarui: 6 Oktober 2016   10:04 4957
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
oliviaarmasi.wordpress.com

Kalau bukan Ahok gubernurnya, ngapain repot-repot ribut dengan mereka. Rp. 10 juta setor perhari untuk diri sendiri. Toh, target penerimaan PAD dari parkir, eksekutif yang membuat.

Jenderal Sutiyoso, mantan gubernur dan mantan pangdam jaya yang sangat paham dan berpengalaman mengatakan, “Jakarta isinya binatang buas, gubernur harus lebih buas”. Dan Ahok telah membuktikannya.

Jika seorang Gubernur DKI, tidak punya nyali menegakkan konstitusi, dia sangat rentan ikut arus melakukan korupsi. Kalaupun dia tidak mendapatkan apa-apa, tapi tahu dan diam saja berarti membiarkan kejahatan korupsi terjadi.

Menggantungkan harapan pada sosok yang belum teruji dan terbukti sangat riskan untuk Jakarta bahkan Indonesia.

Menjadi pemimpin yang berhasil itu bukan karena pengalaman sekolah dengan gelar yang berderet-deret dan mahir bicara. Karena kemampuan memimpin itu adalah talenta.

Tatkala ada pejabat yang lebih memilih nama baik dibanding harta kenapa kita begitu bodoh menyia-nyiakannya?

Menolak Ahok karena merasa dirugikan atau saudara, teman, keluarga, separtai dengan lawan Ahok masih dapat diterima logika. Tapi menolak Ahok karena agama, jangan-jangan seperti kata Ibnu Rushd.

اذا اردت ان تتحكم فى جاهل فعليك ان تغلف كل باطل بغلاف دينى

Jika kau ingin menguasai orang bodoh, maka bungkuslah segala sesuatu yang batil dengan kemasan agama. (Ibnu Rusd)

Semoga kita tidak termasuk manusia-manusia yang mudah diperdaya seperti korban Dimas Kanjeng dan Aa' Gatot Bradjamusti bagaikan kerbau yang dicocok hidungnya, menolak Ahok bukan karena kinerjanya. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun