Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik

AS Ikut-ikutan di Pilgub Jakarta, Zhōng Wànxué (Ahok) Melawan

26 September 2016   18:29 Diperbarui: 27 September 2016   10:20 1006
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu-isu yang memungkinkan menjadi bahan kampanye negatif dan akan digarap serius serta sistematis untuk menyerang petahana, antara lain:

- Isu Budaya 

Ahok telah memangkas anggaran bernilai ratusan miliar untuk event-event seni budaya di Dinas Pariwisata. Selain itu terjadi perseteruan antara Ahok dengan tokoh-tokoh Bamus Betawi. Dua hal ini akan dimanfaatkan secara maksimal oleh duo AS dengan melempar isu, Gubernur Ahok tidak peduli Betawi.  

- Isu Manajemen pengelolaan birokrasi

Kenyamanan yang selama ini dinikmati oleh pejabat dan PNS DKI yang feodal, harus dihormati, ditakuti, disegani bisa melakukan KKN sesuka hati, tiba-tiba berubah 180 derajat sejak Ahok berkuasa di Balai Kota. Ahok dianggap arogan karena sering mempermalukan PNS DKI yang lamban dan bermasalah tanpa tedeng aling-aling di muka umum. Sebagian PNS DKI melakukan perlawanan. Ada yang berani terbuka (disini), tapi kebanyakan melakukannya secara diam-diam.

Situasi tersebut juga akan dimanfaatkan menjadi salah satu isu kampanye negatif. Kepada para PNS di DKI, duo AS menjanjikan akan menjadi gubernur yang santun, humanis, dan baik hati.

- Isu Pro Cukong dan Taipan

Walaupun isu pro cukong dan taipan terutama reklamasi telah basi, bagi para pasukan “die hard” pendukung dan simpatisan duo AS, tetap saja menjadi salah satu isu dagangan yang seksi. Padahal jelas-jelas telah menjadi fakta persidangan, para oknum pengembang tersebut justru berkolusi dengan DPR dan Sanusi supaya Raperda reklamasi direvisi tanpa kontribusi agar bisa dikorupsi.

Kampanye hitam dan kampanye negatif tidak bisa dihindari. Cara-cara curang dan culas seperti terbitnya tabloid Obor Rakyat saat Pilpres, bisa saja terjadi. Dan hal tersebut harus diantisipasi. Bukan semata-mata untuk sekedar memenangkan kontestasi, tapi lebih dari itu terselenggaranya Pilgub DKI sebagai pesta demokrasi yang sehat dan mencegah terjadinya tragedi.  

Seberapa besar kampanye negatif ini bisa mendegradasi elektabilitas pasangan Basuki Tjahaja Purnama – Djarot Saiful Hidayat? Kita lihat saja hasilnya nanti tanggal 15 Februari. ^_^

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun