Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Ahok-Djarot vs Sandy-Saefullah "Fifty-fifty"?

15 Agustus 2016   09:14 Diperbarui: 14 September 2016   10:39 3002
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
oliviaarmasi.blogspot.co.id

Menjelang pendaftaran cagub DKI 2017, pasangan calon dan kelompok partai pengusung semakin mengerucut. Sepertinya pasangan calon yang akan mendaftar adalah Ahok-Djarot yang diusung oleh PDIP, Golkar, Hanura, dan Nasdem dan pasangan Sandy-Saefullah yang diusung Gerindra, PKB, PKS, PPP, PAN, kemungkinan ditambah Demokrat.

Sandy konglomerat muda yang santun, religius berpasangan dengan Saefullah. Saefullah adalah figur yang sangat memenuhi kriteria dan memiliki nilai lebih untuk menambal kekurangan Sandiaga Uno. Curriculum Vitae Dr. H. Saefullah, M.Pd. sangat komplit. Saefullah asli Betawi, berlatar belakang guru berpendidikan S3 dan menduduki puncak karir PNS di Pemerintah Provinsi DKI sebagai Sekretaris Daerah. Ditambah lagi kedudukan sebagai ketua Tanfidyah NU DKI Jakarta. Sandy - Saefullah dengan didukung gerombolan Asal Bukan Ahok, merupakan perpaduan pasangan calon yang sangat tidak mudah untuk dikalahkan. Saefullah memiliki daya tarik mendulang suara dari guru, PNS, dan kelompok Islam. Sedangkan dana modal Pilgub bagi pasangan ini bukan merupakan masalah.

Ahok-Djarot perpaduan nasionalis+nasionalis yang mengandalkan rekam jejak prestasi hasil kinerja dan hasil survei terutama survei tingkat kepuasan publik. Dari sisi pasukan pendukung, pasangan Ahok-Djarot mengandalkan relawan Teman Ahok plus 1 juta KTP pendukung Ahok serta jaringan parpol pengusung.

Tapi, militansi pendukung Ahok dari jalur Parpol terutama elite-elitenya masih dipertanyakan. Dalam perjalanan hingga keputusan mengusung Ahok, pro-kontra di masing-masing parpol pengusung Ahok berimbang. Apalagi mengingat saat perseteruan Ahok dengan DPRD hampir semua parpol ingin memakzulkan Ahok. Ahok berkawan baik dengan ketua-ketuanya tapi tidak dengan oknum-oknum elitenya.

Euforia dan semangat dukungan dari independen belakangan agak berkurang. Selain dari kelompok idealis anti parpol dan independen harga mati, penyebab lain adalah terjadinya perseteruan Teman Ahok dengan elite-elite PDIP .

Untuk dukungan modal biaya nyagub pasangan Ahok-Djarot masih belum jelas. Apalagi hampir sebagian besar pengusaha-pengusaha kelas kakap di DKI merasa dirugikan dengan kebijakan-kebijakan Ahok. Apakah relawan Teman Ahok masih memiliki semangat penuh menggalang dana untuk Ahok?

Ahok diuntungkan dengan panggung petahana. Tanpa bemaksud kampanye bisa dikatakan sebagai petahana Ahok melakukan kampanye sepanjang masa. Harapan Ahok melakukan judicial review wajib cuti Pilkada, salah satunya adalah untuk mengurangi secara signifikan beban biaya kampanye yang sangat besar.

Melihat komposisi cagub yang akan bertarung dengan segala kelebihan dan kekurangannya, Pilgub DKI 2017 bakal menjadi ajang pertarungan yang berimbang. Menjadi sangat keras, bukan karena ada perseteruan di antara pasangan calon, akan tetapi pendukung di belakang masing-masing calon. Terutama para musuh Ahok yang merasa benci dan dendam kesumat. Dan mereka akan mendukung lawan Ahok dengan menghalalkan segala cara Asal Bukan Ahok.

Kedua pasangan calon adalah anak-anak terbaik bangsa yang telah menorehkan prestasi di bidangnya masing-masing. Namun, yang perlu diwaspadai warga Jakarta adalah para penumpang gelap di belakangnya.

Gubernur DKI berganti-ganti dan selalu mendapatkan gubernur yang baik. Tapi, menjadi gubernur DKI ternyata tidak cukup hanya orang baik saja. Diperlukan seorang yang bukan saja baik, jujur, dan bersih tapi orang yang berani mengatakan tidak pada rongrongan orang-orang di sekelilingnya.

Semoga warga DKI cerdas memilih.

- Akhirnya Ahok-Djarot Lanjut, Heru Budi Hartono Sekdanya?

- Fenomena Pilgub DKI 2017, Lawan Ahok Wajib Kampanye Keberhasilan Ahok

- Lawan Terberat Ahok Adalah…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun