Satu juta KTP adalah strategi. Disamping testing the water melihat seberapa besar dukungan riil warga Jakarta.  Dengan modal rekam jejak dan dukungan riil warga Jakarta, Ahok mempunyai posisi tawar yang tinggi dihadapan partai politik.
Mengapa Ahok memilih diusung Parpol?
Dengan diusung Parpol, sebenarnya Gerakan Teman Ahok telah berhasil mencapai tujuannya yaitu menunjukkan dan membuktikan bahwa warga Jakarta mampu membuat gerakan perlawanan atas hegemoni  Parpol. Warga Jakarta punya kekuatan riil untuk menghukum parpol yang tidak aspiratif di 2019. Gerakan Teman Ahok bukanlah gerakan yang sia-sia. Â
Namun, apakah itu tujuan akhirnya? Sekedar akan menggertak dan menghukum parpol? Â
Teman Ahok dengan didukung Parpol sama saja Parpol mendompleng popularitas tanpa berdarah-darah memenangkan pertarungan Pilgub 2017. Bagaimana tidak, dengan sekedar mendukung Ahok saja, nama-nama Parpol pendukung mendadak harum. Persepsi publik berubah, inilah parpol yang sangat mengerti keinginan warga. Warga Jakarta menjadi tidak alergi terhadap Partai Golkar, Nasdem dan Hanura yang belum lama beramai-ramai menggunakan hak angket ngotot memakzulkan Ahok. Di lain pihak, PDIP yang pasang badan menggagalkan rencana busuk anggota dewan. Hanya karena belum menentukan sikap mendukung Ahok, PDIP terkena imbas dianggap partai yang tidak aspiratif.
Dengan skema Jalur Independen didukung Parpol. Seandainya Ahok kalah, parpol-parpol pendukung justru mendapatkan manfaatnya. Disatu sisi kekalahan Ahok menjadi peluang oknum-oknum politisi kembali menggarong APBD. Disisi lain Politik adalah persepsi. Parpol pendukung telah tercapai tujuannya sebagai parpol yang sangat mengerti keinginan warga Jakarta. Â Di 2019 parpol-parpol pendukung tersebut mendapatkan manfaat dukungan warga Jakarta.
Fakta sejarah Pemilu di Jakarta. Partai pemenang Pemilu 1999 - PPP, 2004 - PKS, 2009 - Demokrat, dan 2014 – PDIP. Warga Jakarta bukan tipe pemilih ideologis. Sikap politik masyarakat Jakarta sangat rasional.  Pilihan warga Jakarta mendasarkan pada informasi yang didapatkan. Partai pendukung Ahoklah yang akan memanen dukungan.
Ahok bukanlah politisi kemarin sore, keputusan dengan diusung Parpol sangat rasional dan realistis. Beberapa manfaat yang didapat adalah:
- Parpol sebagai pengusung akan bersungguh-sungguh memenangkan Ahok. Tidak sekedar mendompleng popularitas Ahok. Minimal jaringan parpol hingga tingkat kelurahan  bisa dimanfaatkan sebagai tim pemenangan.
- Dengan melakukan lobi-lobi politik parpol bergabung sebanyak-banyaknya untuk mengusung, maka serangan politik yang menghabiskan energi dapat diminimalisir. Menghadapi serangan politik saat menanggapi manuver Junimart Girsang, menyimak debat antara Adian Napitupulu dengan Tim Ahli Teman Ahok menunjukkan kualitasnya. Teman Ahok terlihat kedodoran, reaksioner dan emosional.
- Dengan diusung Parpol, otomatis beban pembiayaan pemenangan Pilgub menjadi ringan. Â Pada Pilgub 2012, pembiayaan resmi yang dilaporkan ke KPU untuk pasangan Jokowi-Ahok menghabiskan hampir 40 milyar. Sementara Teman Ahok dengan gerakan menggali sumber dana dari simpatisan dan menjual merchandise dalam sekian bulan baru terkumpul beberapa milyar. Bagaimana jika dihadapkan pada pertarungan Pilgub yang sebenarnya? Siapa yang akan menjadi penyandang dana? Sementara Ahok tidak pernah memanfaatkan jabatannya menggali dana untuk kepentingan politiknya.
Parpol bukanlah organisasi terlarang. Parpol adalah pilar demokrasi yang semestinya kita peduli parpol menjadi lebih baik di masa depan. Kita butuh Ahok dengan dukungan Teman Ahok untuk memaksa parpol berbenah dan berubah.
Apa yang keliru dengan keputusan Ahok? Keputusan Ahok bukanlah keputusan pragmatis sekedar mengejar jabatan. Tapi sebuah pilihan rasional yang dipersembahkan untuk warga Jakarta yang ingin mewujudkan Jakarta Baru yang sebenarnya. Begitu ^_^.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H