Mohon tunggu...
Olivia Armasi
Olivia Armasi Mohon Tunggu... Mengurus Rumah Tangga -

Peduli politik itu peduli terhadap sesama..... Nulis itu sulit, merangkai kata itu susah.... Mantan pelajar yang sedang belajar membaca, belajar komentar & belajar menulis..

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Gubernur Preman yang Baik Hati

31 Januari 2016   13:30 Diperbarui: 1 Februari 2016   00:53 1637
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jakarta adalah belantara. Kriminalitas, narkoba, pornografi, faham sesat, kemiskinan, putus sekolah, masalah kesehatan dan lingkungan, terorisme, birokrat pejabat pemburu rente, persaingan bisnis, penguasaan lahan, macet, banjir adalah kompleksitas sisi gelap Jakarta. Hukum rimbapun berlaku, siapa yang kuat dia yang menang. Oknum rakyat hingga oknum pejabat, oknum pedagang hingga oknum pengusaha di Jakarta semua ada.

Di Jakarta terdapat kelompok-kelompok yang khusus berbisnis “pengamanan” dan siap jika di perlukan sewaktu-waktu. Dari menagih hutang, pengamanan lahan dan keperluan lain yang identik dengan kekerasan dan dunia kriminal. Ada Hercules dan kelompoknya asal Timor, John Kei yang diganti Rush Kei asal Manado, Bertus dan kawan-kawan asal NTT, Anak buah Lulung lunggana asal betawi dan kelompok-kelompok lain. Bukan isapan jempol kenapa mereka eksis? hukum pasar supply and demand, di Jakarta ada orang-orang untouchable yang selalu memberikan job-job kepada mereka.

Mengingat begitu kompleksnya masalah dan potensi masalah Jakarta, Pemimpin seperti apa yang terbaik untuk Jakarta?   

“If you just set out to be liked, you would be prepared to compromise on anything at any time, and you would achieve nothing.” (Margaret Thatcher).

Seperti halnya Pak Jokowi, untuk mewujudkan Jakarta Baru, Koh Ahok telah mengambil sikap kepada apa dan siapa berpihak dengan segala konsekuensinya. Sebenarnya tidak ada yang dilakukan Ahok diluar sumpah jabatannya sebagai Gubernur DKI. Prinsip Ahok adalah taat konstitusi bukan taat konstituen. Sepak terjang Ahok terlihat berbeda dari kebanyakan pejabat di negeri ini karena Ahok melaksanakan sumpah jabatannya secara konsisten dan frontal. Dan sikap Ahok, tidak setiap pejabat bisa meniru dan melakukannya.

Seandainya kita semua bisa  jujur, obyektif, merasakan dengan hati nurani serta berfikir dengan nalar, akal sehat, akan sangat sulit mencari padanan pejabat seperti Ahok. Ahok adalah kombinasi pendekar, superhero, preman dan pejabat. Mempunyai kepribadian lucu, nyeleneh, keras, berani mati, mental petarung, berdarah dingin tapi baik hati. Mempunyai keahlian menembak, bela diri, pengalaman komplit, cerdas dan penuh perhitungan.

Ahok adalah perpaduan kekuatan dan pengetahuan yang cukup. Ibarat komputer canggih mempunyai spesifikasi RAM besar, CPU cepat dengan database yang komplit. Seorang AHOK bisa multitasking. Eksekusi program dengan sangat cepat dengan akurasi keberhasilan yang tinggi. Multitasking dalam waktu bersamaan menolong si miskin, memberdayakan pengusaha sekaligus mencegah dan memberantas kejahatan.

RPTRA, KJP, KJS, memindahkan masyarakat ke Rusunawa, memberi pinjaman lunak pedagang, bus gratis dan murah, bebas bayar PBB, PTSP pelayanan perizinan yang efektif dan efisien, adalah program Ahok memanusiakan manusia, menolong si miskin.

Keinginan kuat dan perjuangan Ahok, produk-produk dalam negeri terdaftar dalam e-katalog adalah memberdayakan pengusaha dan produk lokal agar dapat bersaing dengan produk-produk luar negeri menghadapi MEA.

Karena pengalamannya Ahok sangat sulit ditipu/dikadali anak buahnya. Ahok mempunyai pengetahuan sangat detil tentang manajemen alat berat, truck hingga obat-obatan.  

Frontal seperti preman (manusia bebas), tapi penuh perhitungan itulah Ahok. Rasa nyaman oknum DPRD dan pejabat pemprov DKI bisa berbuat apa saja dengan APBD yang sangat besar, dengan adanya e-budgeting kini harus gigit jari. Tak ada lagi anggaran yang nongol tiba-tiba setelah pengesahan APBD dari Mendagri.

Men-stafkan pejabat-pejabat eselon II-III yang tidak kompetenpun dilakukan dengan perhitungan yang cermat. Ahok mempunyai database kekayaan tidak jelas para pejabat pemprov yang membuat mereka mati kutu tanpa perlawanan. Masih ingat mantan PLT Sekda bekas kepala Dinas Tata Kota yang mempunyai kekayaan luar biasa?. Kedekatannya dengan Tomy Winata dan bos-bos properti menjadikan mantan PLT Sekda seorang yang untouchable, eksis dari gubernur ke gubernur kini diam bertekuk lutut tak berkutik melawan Ahok.  

Ahok dan Islam

Bagi warga muslim DKI, kebijakan apa yang kurang dari Ahok?  Perlakuan buruk dari sebagaian yang mengaku muslim tidak menyurutkan langkah ahok dalam mengeksekusi serta merealisasikan kebijakan Ahok untuk perkembangan Islam di DKI Jakarta.

  • Alokasi anggaran untuk JIC (Jakarta Islamic Center) dari sebelumnya 3 milyar per tahun, di era Ahok mencapai 11 milyar per tahun. Cita-cita Ahok, JIC menjadi pusat kajian Islam terbesar di Indonesia.
  • Apresiasi Ahok terhadap para marbot, takmir masjid mushola yang kurang beruntung dengan memberikan kesempatan umroh gratis.
  • Keinginan Ahok setiap mushola/masjid harus mempunyai tempat terbuka/taman sebagai tempat multiguna untuk sharing & caring seperti RPTRA dan mendekatkan anak-anak agar cinta masjid.
  • Pesan ahok kepada guru ngaji/ustadz agar pendidikan ngaji tidak hanya belajar membaca dan hafal Quran akan tetapi juga maknanya. Sekaligus mengalokasikan insentif untuk guru-guru ngaji.
  • Apresiasi terhadap para qori dengan memberikan hadiah lebih sebagai stimulan agar para qori Jakarta lebih bersemangat meningkatkan kemampuan qiroahnya dan menjadi juara MTQ.
  • Memberikan peluang dan mengajarkan ibu-ibu pengajian sekitar RPTRA untuk berdagang agar meningkat kualitas dan kesejahteraan hidupnya.
  • Membangun Masjid Fatahilah di balai kota dalam waktu 3 bulan, agar pejabat pemrov selalu ingat Allah SWT.

Masa kecil Ahok hidup di lingkungan muslim. Dan rasa keingintahuannya menjadikan Ahok mempunyai pengetahuan yang cukup tentang Islam. Secara terbuka Ahokpun mengakui Islam adalah agama paling rasional dan menjadikan sifat nabi Muhammad sebagai inspirasinya dalam  memimpin Jakarta. Concernnya terhadap dunia pendidikan, Ahok mampu menjelaskan hadist nabi Muhammad yang sangat populer “Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina”. Disaat sebagaian besar dari kita umat muslim mengartikan hadist itu bermakna belajar sampai jauh diukur dari jarak. Tafsir Ahok logis dan masuk akal. Saat Nabi Muhammad melakukan perdagangan melalui jalur sutra hingga ke Cina. Nabi muhammad melihat kebijakan Dinasti Han, persamaan warga negara akan hak mendapatkan Pendidikan dan kesempatan berusaha yang tidak mengenal kasta. Bukan sekedar kata-kata, hadist itupun diimplementasikan Ahok dalam perilaku dan kebijakannya. KJP untuk membiayai masyarakat yang kurang mampu hingga jenjang perguruan tinggi negeri. Ahok mengupayakan 4 siswi madrasah dari Belitung mendapatkan beasiswa di Trisakti. Salah satunya hingga jenjang S3 di Jepang dan sedang melakukan penelitian geologi bersama para peneliti Jepang.  

Sikap Ahok terhadap FPI dan aliran Islam sejenis sangat jelas, berani dan tegas. Jika Islam diajarkan dengan model seperti itu, seumur hidup tidak akan pernah masuk Islam, kata Ahok. Sebuah pesan tersurat & tersirat dengan sangat jelas, bagaimana warga muslim DKI harus bersikap. Seperti ajaran Nabi Muhammad, dakwah itu dengan kasih sayang dan damai. Kita hanya bisa tahu awalnya tapi tak pernah bisa tahu pengakhirannya. Dan Hidayah adalah milik Allah SWT.

Dan Jika anda warga muslim DKI, bagi yang masih punya pikiran kotor, iri, dengki bahwa semua yang dilakukan Ahok adalah pencitraan, segeralah hubungi psikiater terdekat. Barangkali ada gangguan pada syaraf berfikir positif anda. ^_^

Semestinya dan seharusnya warga DKI bersyukur atas karunia Tuhan YME, Basuki Tjahaya Purnama menjadi Gubernur DKI membawa perubahan mendasar disegala bidang dan meletakkan pondasi Jakarta Baru seperti janjinya.

Ahok dan Pilgub DKI 2017

Ahok nothing to lose dalam Pilgub DKI 2017. Jika Tuhan Berkehendak, 2017 Ahok tidak terpilih. Panggung Gubernur DKI selama ini adalah ujian karakter Ahok untuk meraih karir cemerlang pada jabatan-jabatan berikutnya.

Baginya taat konstitusi tidak ada hubungannya dengan Pilgub. 2016-2017 dengan telah selesainya pembangunan rusunawa-rusunawa maka penggusuran dan pemindahan ke rusunawa akan semakin sering dilakukan Pemprov DKI. Konsekuensi eksekusi kebijakannya akan semakin banyak yang membenci, memusuhi dan tak memilihnya. Tapi Ahok tidak pernah kawatir karena dia yaqin bahwa amanah jabatan menjadi pemimpin adalah ketentuan Tuhan yang tidak bisa ditawar.

Buat warga DKI Jakarta, problem Jakarta bukan sekedar masalah tata kota juga bukan sekedar problem lokalisasi PSK. Problem Jakarta yang begitu kompleks, pemimpin seperti apa yang anda harapkan? Pilihlah yang BERSIH TRANSPARAN PROFESIONAL.

 

 

 

foto: okezone.com, ahok.org

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun