Mohon tunggu...
Oliva Luaq
Oliva Luaq Mohon Tunggu... Guru - Guru / SMA Negeri 1 Long Apari

Hoby saya adalah berpetualang menikmati alam dan bercengkerama dengan gemercik air meskipun saya tidak pandai berenang tapi air adalah tempat terindah bagi saya untuk berendam dan bermain. Saya adalah seoarang yang keras karena sulitnya hidup mengajarkan saya untuk berdiri di atas kaki sendiri dan terus berjuang

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Tarian Angin Putri Seputan

6 Oktober 2024   00:18 Diperbarui: 6 Oktober 2024   00:26 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di desa, Bulan mengabdikan dirinya menjadi seorang pendidik. Ia mengajak anak-anak desa untuk belajar, bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kebudayaan Dayak, kearifan lokal, dan pentingnya menjaga alam. Orang tua yang dulu ragu, kini mulai memahami bahwa pendidikan bukanlah ancaman bagi tradisi mereka, tetapi sebuah cara untuk memperkuatnya di dunia modern.

Salah satu muridnya, seorang gadis kecil bernama Kirana, suatu hari bertanya, "Bu Bulan, kenapa Ibu selalu tersenyum saat mengajar?"

Bulan menjawab dengan lembut, "Karena saya ingin kalian tahu bahwa pendidikan itu adalah kebahagiaan. Seperti angin yang terus bergerak, kita juga harus terus belajar, mencari jalan kita, dan membawa kebaikan bagi desa ini."

Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa dalam hidup, kita akan selalu menghadapi rintangan. Namun, seperti angin yang tak pernah berhenti bergerak meskipun dihadang badai, kita juga harus terus maju dengan semangat yang tak padam. Dengan tekad yang kuat dan hati yang tulus, kita bisa membawa perubahan positif bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Bulan menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga menjadi cahaya harapan bagi komunitas dan generasi mendatang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun