Di desa, Bulan mengabdikan dirinya menjadi seorang pendidik. Ia mengajak anak-anak desa untuk belajar, bukan hanya tentang ilmu pengetahuan, tetapi juga tentang kebudayaan Dayak, kearifan lokal, dan pentingnya menjaga alam. Orang tua yang dulu ragu, kini mulai memahami bahwa pendidikan bukanlah ancaman bagi tradisi mereka, tetapi sebuah cara untuk memperkuatnya di dunia modern.
Salah satu muridnya, seorang gadis kecil bernama Kirana, suatu hari bertanya, "Bu Bulan, kenapa Ibu selalu tersenyum saat mengajar?"
Bulan menjawab dengan lembut, "Karena saya ingin kalian tahu bahwa pendidikan itu adalah kebahagiaan. Seperti angin yang terus bergerak, kita juga harus terus belajar, mencari jalan kita, dan membawa kebaikan bagi desa ini."
Pesan moral dari cerita ini adalah bahwa dalam hidup, kita akan selalu menghadapi rintangan. Namun, seperti angin yang tak pernah berhenti bergerak meskipun dihadang badai, kita juga harus terus maju dengan semangat yang tak padam. Dengan tekad yang kuat dan hati yang tulus, kita bisa membawa perubahan positif bagi diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Bulan menunjukkan bahwa pendidikan bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga menjadi cahaya harapan bagi komunitas dan generasi mendatang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H